Tease Me Baby
- Cardi B & Bruno Mars -
.
Hibur aku, sayang
Berbaliklah dan goda saja aku, sayang
Kau tahu apa yang kuinginkan dan apa yang kubutuhkan, sayang
===============
Tak lama, keduanya pun makan dengan tenang di ruangan itu tanpa ingin kembali ke deck utama.
"Tak perlu mengganggu mereka di sana."
"Setuju. Kita habiskan saja ini berdua."
"Haha, Kev, kau bisa jahat juga rupanya."
"Kau akan menemui banyak hal dariku kalau kau bersikap manis dan memuaskan."
"Kev, kau ini bicara apa, sih? Selalu saja bicara hal-hal vulgar!"
Keduanya saling menyendokkan spageti ke mulut masing-masing.
"Mh? Memangnya kau masih berusia di bawah tujuh belas tahun? Kenapa malu dengan omongan vulgar? Kau masih di bawah umur, kah?" Kevin mengoleskan bumbu spageti ke sudut bibir Livie.
Gadis itu mendelik kesal sambil mengambil tisu. Namun, tangan Kevin mencegahnya dan sebagai gantinya, pria itu memajukan wajahnya ke Livie dan menjilat sudut bibir Livie yang tadi diolesi bumbu spageti.
Livie membeku. Perlakuan semacam ini sangat manis baginya. Dia bukan perawan, dan juga sudah berkali-kali mengenal cinta lelaki, namun sikap Kevin yang seperti itu membuat jantungnya berdebar tak karuan.
"Apa kau tak sayang baju indahmu nanti terkena saus bumbu?" bisik Kevin setelah menjilat bibir Livie dengan gerakan seduktif.
"Kev..." Livie memandang wajah tampan Kevin yang sangat dekat. Ia menelan salivanya, paham akan maksud ucapan Kevin.
Menit berikutnya, Kevin sudah mulai melepas baju ketat Livie dan menyampirkannya di salah satu kursi makan. Tubuh indah Livie langsung terkuak telanjang apa adanya. Hanya menyisakan celana dalam mungil warna hitam.
"Berani-beraninya kau tidak memakai bra, hm? Gadis nakal..." bisik Kevin sambil meraih payudara Livie dan dekatkan tubuh mereka. "Kira-kira hukuman apa yang harus kuberikan padamu?"
"Haanghh... Kev..." Livie merasakan kepalanya berputar pusing ketika mulut Kevin sudah mendera putingnya secara lembut.
"Ummcchh... seperti dugaanku—mmccphh... dadamu nikmat—mmsshh... Liv—mrrsshh..." Kevin menahan punggung Livie agar tidak jatuh. Dan tangan lainnya mengelus-elus kewanitaan Livie yang masih tertutupi celana dalam hitam.
Erangan Livie makin menjadi-jadi meski ia sudah menahan kuat-kuat. Ia terlalu malu jika harus bersuara keras dan akan terdengar pasangan di sebelah. Kevin justru menyukai erang tertahan Livie yang baginya menggemaskan.
Tak berapa lama, Kevin sudah membopong tubuh nyaris telanjang Livie ke sofa di ruang makan tersebut. Ia hati-hati rebahkan Livie di sana, dan perlahan memelorotkan celana dalam hitam yang mungil dari kaki Livie.
Gadis itu masih terpejam saking malunya. Ia sendiri merasa heran. Dia bukan amatir dalam hal bercinta, tapi di hadapan Kevin, dia jadi canggung, takut salah bersikap. Ia tak ingin mengecewakan Kevin.
Udara mendadak terasa dingin dengan menjauhnya Kevin dari tubuh Livie. Penasaran, Livie memberanikan diri membuka mata untuk mencari di mana Kevin. "Ouwhh... Kev!" Ia tersentak kaget ketika dadanya sudah bersentuhan dengan spageti. Rupanya pria itu menaruh spageti di payudara dan perut Livie yang telanjang.
"Aku masih lapar, Liv. Aku ingin memakan ini semua..." Kevin menambahkan dua potongan besar sosis pada puting payudara kiri dan kanan Livie.
"Ini... dinamakan Nyotaimori... seni memakan makanan di atas tubuh telanjang seseorang," ujar Kevin sambil mulai bergerak memakan spageti dan sosis di payudara kiri Livie.
"Nnnhh... apakah... itu dari—mmghh... Jepang?" Livie terpaksa diam tak berani bergerak atau makanan di atas tubuhnya bisa jatuh dan mengenai sofa.
"Gadis pintar—mmmsspphh..." Kevin menyedot spageti sekaligus menghisap puting Livie.
"Nghh... Kev... nanti sofamu... kotor..."
"Tak perlu kuatirkan sofaku. Itu terbuat dari kulit sintetis, gampang dibersihkan..." Kevin mengunyah spageti yang baru dia dapatkan. Lalu melanjutkan bicara, "Kalaupun tidak bisa dibersihkan, tinggal kuganti dengan sofa lainnya. Itu mudah. Jangan jadikan beban pikiranmu, Liv..."
Kevin kembali merunduk. Livie mengerang lirih ketika mulut Kevin terus menjelajahi tubuh atasnya sekalius memakan semua hidangan yang ada di sana.
Setelah semua makanan di atas tubuh Livie habis, lidah Kevin mulai memulas dari perpotongan leher Livie hingga perut. Gadis itu kadang menggelinjang, kadang terkikik menahan geli. Namun, Livie menegang saat dua tangan Kevin membuka paha Livie.
"K-Kev?" Livie berdebar-debar kencang. Ia berharap Kevin tak bisa mendengar debaran jantungnya atau dia bisa malu setengah mati.
"Sshh... rileks saja, Liv... Aku akan memberikan pengalaman baru untukmu," ujar Kevin penuh percaya diri.
Livie lagi-lagi menelan saliva. Lalu dia merasakan area kewanitaannya diusap sesuatu. Jari Kevin kah? Tapi agak keras. Apa itu? Livie melongok ke selatan tubuhnya sendiri dan tertegun melihat Kevin sedang mengusap-usapkan kentang goreng yang tadi Livie goreng ke garis kewanitaan gadis blonde itu. "A-aanghh... Kev?"
"Tenang saja, cantik. Ini tidak berbahaya. Percayalah padaku... Kau akan merasa nikmat sebentar lagi..." " Kevin menenangkan Livie. Dan memang itu terbukti. Erangan demi erangan bermunculan dari bibir Livie. Meski tidak keras seperti erangan gadis di sebelah, namun Kevin tau gadis yang sedang ia kuasai ini merasa nikmat seperti yang ia janjikan.
Livie sesekali menggelinjang ketika ujung kentang goreng mengusap klitorisnya. Ketika pahanya akan menutup saat ia kaget dengan sensasi di area sensitifnya, Kevin lekas menahan agar paha itu tetap membuka untuknya.
Lama-lama, gesekan kevin tidak hanya pada ujung kentang goreng, namun seluruh batang kentang goreng ia usap-usapkan ke klitoris Livie, membuat gadis itu kian tak karuan merintih lirih. Suaranya bagai perawan sedang menangis lirih karena akan kehilangan keperawanannya di tangan kekasih. Kevin menyukai itu.
Kevin tidak begitu suka wanita yang bersuara keras dan lantang ketika bercinta. Dia beda selera dengan Vince, sahabatnya.
Vagina Livie kian basah. Untung saja Livie dan Neva sudah mencukur habis bulu pubis mereka sewaktu mandi tadi sore, atau dia akan malu karena terlalu 'rimbun'. Banyak lelaki masa kini yang menyukai perempuan yang daerah kewanitaannya bersih dari bulu dan rambut mengganggu.
Kevin berdiri sejenak untuk melepas baju-baju yang melekat di tubuhnya. Livie mengamati dengan mata sayu dan napas tersengal-sengal akibat terjangan birahi yang tidak bisa dia kendalikan lagi.
Bisa Livie lihat, badan Kevin tergolong bagus dengan otot-otot jantan dari lelaki yang tidak berlebihan, namun itu terlihat kencang, menandakan Kevin rajin merawat kekencangan ototnya di gym.
Kemudian, Livie melihat Kevin meraih sebuah botol di sebuah rak dekat lemari dapur. Botol itu berwarna gelap. Apa isinya? Livie bertanya-tanya. Dan rasa penasarannya terjawab ketika akhirnya isi botol itu dituang oleh Kevin ke area kewanitaannya.
Coklat cair.
"Aanghh..." lenguh pelan Livie ketika merasakan sensasi agak dingin dari cairan tersebut. Namun, dia tidak bisa berlama-lama tenang, karena lidah Kevin sudah dijejakkan pada klitorisnya sambil menyesap coklat cair tersebut.
"Kev!" pekik tertahan Livie ketika merasakan mulut Kevin menghisap-hisap di bawah sana. "Angh! Akhh! Kev..." Kepala Livie menoleh secara random sambil pejamkan mata erat-erat dan merintih pelan. Kadang pahanya akan menutup karena sensasi yang diberikan lidah dan hisapan mulut Kevin, namun tangan Kevin senantiasa menahannya.
"Sllrrphh! Mrrrlllhh... enak... mmllppphh!" racau Kevin sambil terus sesap coklat dari klitoris dan luar vagina Livie. Jika coklat cair itu habis, ia kembali menuang seperti sebelumnya. Begitu terus hingga akhirnya Livie menyemburkan orgasmenya.
Kevin menatap penuh takjub sekaligus bangga. Ego lelakinya membengkak.
============
Aku akan menunggangimu.. lakukan sesukamu
Malam ini dan setelah itu.. mari kita lakukan sekali lagi
Girl, aku bukan orang awam, tapi sekarang kau membuatku begitu
.
- Tease Me Baby by Cardi B. & Bruno Mars -