Chereads / Rahasia Emas / Chapter 12 - _11_

Chapter 12 - _11_

Hari ini saat makan siang seperti biasa aku kesana. Dan melihat makuna yang masih ketakutan.

Yah..aku seperti nya sudah membuat kesalahan dengan menuduh makuna.

Padahal... mungkin saja ia baik..

_

Roni tiba tiba datang kemudian segera memukul ku ke lantai. Aku mengusap darah di mulutku kemudian bertanya datar.

"Mau apa kau?"..

Kali ini Roni sudah dijauhi teman temannya karena pertengkaran satu hari itu..

Roni menarik kerah leherku kemudian memandangku dengan ganas.

"Huh.., mari kita bicara "

Roni dan aku saling berhadapan, Roni menatap ku dengan serius.

Kemudian mulai percakapan.

_

"Ayah..", "Kau ingin membunuhnya?"

Aku bisa mengerti sedikit, lalu mengangguk.

"Oh..itu saja terima kasih", Roni menghentikan pembicaraan itu lalu pergi.

Aku menghentikan nya lalu menatapnya sinis.

"Ayah itu adalah pimpinan penjara ini kan?"

"Iya..lalu apa, aku tidak akan membiarkan mu menganggu ayah"

"Oh.."

_

Selesai makan siang kami kembali ke sel. Aku melihat Roni berada di satu tempat dan mengikuti nya.

Aku penasaran..

Roni memasuki sebuah ruangan dan menutupnya. Seperti nya ia mau menemui ayah nya.

Lalu aku kembali kesel. Tampak makuna yang asyik tidur.

Aku penasaran..kenapa makuna menjadi gila dan tidak waras begini ya?

_

Esoknya aku terkejut ketika makuna Tiba tiba tidak bergerak dan ketika aku memeriksanya.

Makuna sudah mati!!, makuna mati dengan bercak tangan di lehernya.

Lalu aku langsung tau siapa pembunuhnya, bukan tanpa alasan. Ini karena Roni..dia adalah anak dari pimpinan penjara dan kuyakin ia sangat serius dengan ucapannya kemarin.

"Membunuh siapapun yang menyakiti ayahnya..yakni pimpinan penjara!"

_

Aku segera menghantam meja Roni dan mendadak semua orang melihatku. Lalu aku entah punya kekuatan apa.

Aku membalas tatapan mereka dan membuat mereka menahan ludah dan segera berpaling.

Roni melihat ku dengan ketakutan kemudian berjanji akan mengatakan semuanya.

Baguslah..

Roni duduk kemudian mengatakan semuanya saat itu juga.

"Aku diminta ayah membunuh makuna"

"Kenapa ?" tanyaku datar , meskipun makuna mati tetapi entah kenapa ada perasaan biasa ketika mendengar kematian seseorang.

"A..aku ingin membantu ayah, dia adalah penyelamat hidupku"

"oh..gitu ya, baiklah aku memaafkanmu" seru ku menutup mata lalu berdiri.

Roni terlihat terkejut dan menghela nafas lega. Wajahnya terlihat tidak ketakutan lagi.

Lalu aku perlahan mendekatinya, mata merahku seolah menyihirnya. Mungkin karena dulunya aku adalah pembunuh bayaran.

"Tapi..kau harus mempertemukan aku dengan ayahmu itu"

Dia mengangguk pelan, sepertinya sangat ketakutan.

Lalu dengan gampangnya aku mengayunkan kaki pergi dari situ . Meninggalkan Roni yang terlihat mematung setelah melihat ku.