Sesuai janji, Roni menyelinap keluar dan aku juga. Sempat aku melihat lukisan terakhir makuna. Seperti nya makuna dibenci ayahnya.
Setidaknya itu yang dapat kutangkap saat ini..
Roni menyusup ke lorong sempit kemudian berhenti di sebuah ruangan besar.
"A..ayah Roni datang" seru Roni mengetuk pintu.
Srek
Tidak ada jawaban dan Roni perlahan masuk, ruangan itu sama gelapnya dengan ruang tempat Rui.
Kubiarkan Roni memanggil pimpinan penjara itu. Tetapi tidak ada sahutan dan perlahan kudengar sebuah jeritan.
Dan kembali bukti terakhir ku kandas, kulihat Roni yang ditusuk Ribuan jarum besar. Darah keluar deras dari sana.
Dan Roni terjatuh seketika. Aku mendekatinya dan tanpa sadar mengatakan hal yang mengerikan.
"Oh..Cara kematian yang bagus"
Itu tanpa sadar kusebutkan. Apa aku memang dahulu adalah pembunuh bayaran. Tapi..cermin itu apakah benar benar ada .
Dan..
Tiba tiba ada sebuah surat muncul dari dalam aku segera menangkap dan membacanya.
""Anakku Roni sangat bodoh sudah jelas aku tidak menyayanginya dan Ngomong ngomong makuna adalah gadis yang gila kan , Ternyata memang benar kalau aku membunuhnya!!""
_
Aku mengerti suatu hal yang saling berhubungan kemudian melihat Roni yang terlihat syok.
"Kau telah dibohongi, huh puzzle yang mengerikan" seruku bernada datar.
Semakin banyak kematian semakin aku kehilangan emosiku. Mata merah ku menatap datar dan berjalan melewati darah Roni.
Semakin aku membunuh...semakin aku terbiasa.."