Sudah 3 jam berlalu. David belum juga kembali. Dan Dea masih tetap duduk di kursi taman. Dia berharap jika David akan kembali. Dea tak hentinya terus melihat jam berwarna coklat di pergelangan tangannya.
Mungkin dia tidak akan kembali. Dan percuma harapan itu.
"Sedang apa?" suara berat seseorang membuat Dea menoleh cepat.
Ke dua matanya menyipit saat melihat sosok laki-laki berdiri di sampingnya.
"Kamu nunggu seseorang?" tanya laki-laki itu beranjak duduk.
"Siapa kamu?" tanya Dea, menarik duduknya sedikit menjauh.
"Arga," laki-laki itu mengulurkan tangannya. Seketika dia menarik dua sudut bibirnya. Saat Dea mengabaikan tangannya. Merasa malu, ia menarik kembali tangannya.
"Oke, kamu merasa dia akan kembali padamu?" tanya laki-laki itu.
"Gak!" jawab jutek Dea.
"Jangan bohong dengan perasaan kamu. Apa kamu tahu, jika dia tidak akan pernah kembali lagi."