Salsa terdiam di atas balkon kamarnya. Meski terdengar suara ketukan pintu yang sangat keras, bahkan seakan mau merobohkannya, ia tak perdulikan itu. Anggap saja itu orang gila yang mengganggu suasana hatinya.
" Salsa cepat keluar" Teriakan dari luar kamar salsa semakin keras. Membuat telinganya benar-benar terganggu.
" Wanita sialan cepat keluar" Lanjut Devid dengan nada semakin keras.
Salsa merasa tak tahan mendengar teriakan Devid, ia segera mecari wadah di kamarnya untuk mengambil Air dari kamar Mandi.
" Nah itu dia" pandangannya terarah pada pot bunga di balkon kamarnya.
Salsa membuang bunga yang ada dalam pot dengan segera mengambil air dari kamar Mandi.
Di balik pintu Devid masih teriak-teriak semakin keras.
" Eh apa kamu tuli.. cepat keluar sekarang. Atau aku dobrak pintumu" Teriak Devid tak ada hentinya dengan tangan terus mengetuk kamar Salsa.
" Nih orang gak sabaran banget. Padahal airnya kusus buwat kamu sudah datang" gumam salsa dengan senyum tipis dan tatapan liciknya terpancar dalam matanya.
Salsa membuka pintunya perlahan,
Pyukkkk.... siraman tepat terkena wajah Devid
"Shiitttt... Apa yang kamu lakukan" Teriak Devid dengan nada sangat kesal.
" Oppsss... maaf gak tau kalau ada orang di situ" Ucap salsa sembari tertawa kecil di depannya.
Devid terlihat basah kuyup bahkan ada sisa tanah yang mengenai wajahnya. Devid menarik tangan Salsa dalam dekapanya. " kamu bisa basahi aku, tapi kalau kayak gini kita impas" Ucap Devid dengan mengusap wajahnya ke dada Salsa.
Soktak Wanita itu mendorong tubuh Devid menjauh darinya. " kamu... " Salsa seakan mau memukul Devid namun ia menghilangkan niatnya.
"ah...." Salsa berdrcak kesal beranjak masuk ke dalam kamar. Menuju kamar Mandi. Tanpa perdulikan Devid yang amsih dindepan pintu dengan senyum tipis terpancar dari wajahnya.
" Wanita yang unik" Gumam Devid beranjak pergi dari depan kamar Salsa.
****
Di balik kamar yang begitu luas, salsa terus berdecak kesal bahkan kini ia semakin kesal. Gaunnya terlihat sangat kotor terkena lumpur dari wajah Devid bekas siramanya.
Salsa dengan segera menuju kamar Mandi untuk membasuh sekaligus mencuci bajunya. Sebelum susah untuk di cuci nantinya.
tak butuh waktu lama Salsa keluar dari kamar mandi.
Ia segera mengambil baju yang akan ia pakai nantinya.
Krukk...krukk...
Perutnya terasa sangat lapar, membuat ia terdiam dengan tangan kanan memegang perutnya. memang dari tadi perutnya belum sama sekali terisi makanan.
Dengan segera Salsa turun dari kamarnya menuju ke dapur untuk mencari makanan seadannya di dapur. Atau ia bisa bikin mie instan jika ada.
Dengan langkah semakin cepat ia menuju dapur membuka kulkas yang ada di dapur.
" Gak ada makanan, ataupun cemilan sama sekali" gumam salsa masih mengobrak-abrik kulkas yang terlihat besar itu bahkan untuk memuat tubuh salsa masuk ke dalam pun bisa.
Devid berjalan masuk ke dapur untuk mengambil minuman. Ia nenuangkan minuman dengan pandangan mengarah pada Salsa yang jongkok mencari makanan di kulkas.
" Gak mungkin ada lah makanan, aku mau kamu yang masak buwat kita. Karena memang aku sengaja gak bawa pelayan kesini" Ucap Devid dengan meminum habis air yang baru saja ia tuangkan di gelas.
" Apa katamu masak buwat kamu, ogah!! Lebih baik masak sendiri aku makan sendiri" ucap Salsa beranjak berdiri membalikkan badan menatap devid, dengan tatapan mengejek.
" Sama suamimu sendiri kamu tega biarin suamimu kelaparan" Ucap Devid dengan nada jengkelnya.
" Gak perduli" Salsa membalikkan badanya mengibaskan rambut panjangnya ke wajah Devid.
" Rambut yang begitu harum " Gumam Devid seolah terbius dengan keharuman rambut Salsa yang menyeruak masuk dalam penciuamnya.
" kamu mau kamana?"
" pergi keluar cari makan" Ucap salsa dengan santainya.
Devid tertawa. " Kamu mau cari makan di mana ini daerah terpencil bahkan sangat sepi. Atau kamu mau cari makan di laut. Kalau mau makan jalan kaki ke kota mungkin sekitar 1 hari baru sampai"
Salsa menelan ludahnya berkali-kali hingga melegakan tenggorokannya mendengar ucapan Devid. Ia lupa jika berada di tempat yang sepi. Ia memutar bandanya kembali ke dapur untuk mencari apa yang bisa di makan lagi.
" minggir" Ucap salsa mendorong bahu devid yang menghalangi jalanya.
Ia membuka kulkas melihat ada beberapa telur yang bisa ia goreng.ia segera menuju ke dapur untuk membuat telur goreng.
"Eh kamu cepat sini"panggil Devid yang duduk santai bersandar di sofa dengan kaki kanan di atas kaki kiri. Dan tangan terlentang di sofa. Terlihat ia melihat siaran televisi.
" nih orang ganggu saja udah tahu aku lapar masih saja ganggu" Ucap salsa
Salsa berjalan dengan perasaan sangat malas menuju ke arah Devid.
" Ada apa?" Tanyanya dengan nada cuek, seketika memalingkan pandangannya dari arah Devid.
" Bikinkan aku makanan, dan ingat jangan pakai garam terlalu banyak serta jangan pakai sambal, ada lagi jangan membuat gorengan yang terlalu banyak minyak. Dan bla..bla..bla" ceretnya Devid bahkan mengalahkan Ibu-ibu ngerumpi.
Salsa mengikuti nada bicara Devid dengan gearakan tangan dan tubuh yang gemmulai.seolah ia mengejek cara bicara Devid..
" Kenapa kamu masih tetap berdiri di situ, cepat pergi"
Salsa menghentakan kakinya berdecak kesal, terpaksa dengan kebaikan hatinya, ia harus masak juga buwat suaminya. Meskipun begitu dia juga suaminya. Tapi hanya sementara . Kalau semua masalah selesai semua akan bebas.
Kali ini hanya ada telur ia segera merubah telur menjadi telur goreng dengan segera. Ia membuat telur mata sapi setengah matang. Ia juga menanak nasi seperti yang di ajarkan ibunya dulu padanya.
" Kamu bikin apa?" Tanya Devid berjalan menghampiri salsa yang sudah hampir selesai memasak.
" Kamu bukanya bisa lihat sendiri aku makan apa?" Ucap salsa dengan nada ketusnya.
Tanpa perdulikan Devid ia membawa 2 piring nasi ke meja makan.
"Wanita yang aneh" Gumam Devid lirih. Ia beranjak menuju meja makan. Menunggu sajian telur buwatan Salsa.
Brakkk
Salsa menaruh piring di depan Devid dengan menggebrakkan sangat keras.
" Udah cepat makan, jangan banyak komen kalau gak mau biar aku yang makan sendiri" Ucap Salsa cuek. Ia masih terlihat sangat kesal.
Dengan penuh ragu dan malu akhirnya Devid menikmati telur mata sapi itu. Ia makan dengan lahapnya seolah belum pernah makan sebelumnya.
Salsa yang semula kesal. Ia tersenyum tipis melihat Devid sangat cepat menghabiskan makananya.
" Aku mau tidur kamu yang bereskan semuanya. Oya nanti jangan lupa cuci bajuku juga" Ucap Devid beranjak pergi.
" Udah jam segini suruh cuci baju" Salsa berdecak kesal beranjak pergi untuk mencuci piring bekas makanan mereka.
Selsai semuanya ia segera masuk ke dalam kamar. Tanpa hiraukan perintah Devid, dalam perjanjian ia hanya jadi istri pura-puranya bukan untuk jadi pembantu yang seenakanya saja dapat di suruh.