Chereads / Tuan Muda Yang Dingin / Chapter 8 - Samyang

Chapter 8 - Samyang

Kebaranian datang saat kamu merasa tak akan ada yang bisa melukai mu dan agar kamu tak terlukai. Itulah mengapa keberanian begitu memegang penting. Saat aku berani tapi berani untuk berbohong saat itu ku berusaha menyelamatkam diri ku dari luka jiwa maupun luka batin(mental).

"Ih Mika kok bengong sih !"kata Jo sambil menggoyangkan tangan nya di depan wajah Mika

"Hah enggak kok"kata Mika sambil berkedip beberapa kali

"Tadi kamu ngomong apa ?"lanjut Mika

"Aku samyang kamu. kalo kamu ?"kata Jo

"Samyang ?"kata Mika dengan wajah penuh tanya

"Iya samyang Mika"kat Jo sambil mangguk mangguk seperti anak anjing yang imut

"Sayang Sayang!"kata Mika mencoba mencoba mengoreksi kata Samyang yang sebenarnya berarti sayang dengan nada yang keras

"Iya sayang ada apa"kata Jo sambil merangkul pundak Mika sambil mencium pipi Mika

"Ih pede!"kata Mika sambil melihat jijik ke arah Jo

"Silahkan pesan makanan yang kamu mau aku yang traktir!" kata Jo sambil memberi menu

"hah kenapa kamu tiba tiba baik ?" tanya Mika kepada Jo pasalnya tak mungkin wajah Jo dapat secerah ini padahal tadi kami baru saja membahas tentang Mike.

"Hahaha, aku sedang bahagia sekali."kata Jo sambil tertawa puas

"Apa yang menybabkan nya?" tanya Mika kembali

"Haha seharusya kamu tadi melihat ekspresi nya Mike"kata Jo masih tetap tertawa

"Hah dimana tadi Mike Jo dimana kau melihat nya,kenapa aku tak menyadari dia"kata Mika sambil melihat sekeliling nya, saat Mika mencari cari Jo langsung memesan kan "samyang" yang sesunguhnya

"tadi pas kita tertawa di jalanan di dekat toko mu"kata Jo gampang setelah menunjukan pesanan nya

"Tadi dia terlihat ku mau ke Toko mu tapi langsung saja ku larikan dahulu, oh ya dia juga sempat mengikuti kita sampai ke sini"lanjut Jo sambil menatap ke sekitar

"mungkin juga masih di luar. Mana mungkin dia berani melihat kita padahal dia sudah sakit hati parah saat aku bersama mu"lanjut Jo tanpa merasa terbebani apa pun

"jadi tadi saat kau bertanya tentang...."kata Mika tersundat namun kembali di lanjutkan nya dengan kata kata kekesalanya.

"ahh Jo ahkk kenapa nggak ngomong sih"kata Mika sambil mengacak acak rambutnya. Kemudian berlarian keluar mencari Mike. Kemudian dia berjalan pelan saat ingin keluar dari pintu tempat makan tersebut. Dia celingak celinguk ke kanan dan ke kiri pintu dan hasilnya dia tak menemukan Mike. Dia pun menundukan kepala dan dia melihat ke depan dengan secercah harapan

itu Mike nya

dia tampak sedang duduk di tepi jalanan dengan tangan di kepal di atas lututnya. Tangan nya yang terkepal tampak sudah lecet dan sedikit memerah. Wajah nya hanya menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong. Mika yang terbawa kaki nya makin jelas melihat keadaan Mike. Baju kusut yang sudah keluar dari celana nya, celana nya yang kotor di bagian lutut dan ternyata luka yang di tanagn nya terlihat hanya seperti lecet nyata nya luka yang cukup parah dan yang tadinya di kira nya luka memerah nyatanya luka nya berdarah itulah mengapa dia tampak merah dari kejauhan. Orientasi nya tentang Mike yang dulu nya sangat sempurna dalam menjaga kerapihan sudah hilang di gantikan dengan Mike yang kusut dan kotor. Mika menatap mantan tunangan yang dengan tatapan sedih namun dia tak dapat memberi perhatian seperti yang dulu di berikan nya. Sekarang hubungan mereka tak lebih dari orang yang saling kenal yang pernah saling menyakiti. Tak lebih dari itu

"Mike?"kata Mika sambil menepuk bahu Mike setelah dia telah duduk di kanan nya Mike

"hah... oh ah ya. Kenapa Ka?"kata Mike setelah tadu sempat linglung namun cepat langsung di atasi nya. namun ia sempat mengerutkan keningnya.

"untung saja ada kau ada di sini"kata Mika sambil menunjukan ekspresi lega nya

"memangnya kenapa"

"aku sedang datang tamu bulanan"kata Mika sambil menunjukan wajah kesakitan nya sambil berharap cemas

"Hah. Ayo kita cari apotek terdekat di sini. Ayo cepat"kata Mike menatap cemas Mika sambil memberikan uluran tangan nya. Akhirnya kecemasan Mika tadi hanya perkiraan yang salah. Dia mengira Mike sudah lupa apa kebiasaan nya saat sedang datang tamu bulanan. Mika biasanya membutuhkan obat pereda rasa sakit saat datang tamu bulanan. Mika yang di beri uluran tangan hanya mengacuhkan dan berdiri tanpa menanggapi uluran tangan

"ayo cepat mana mobil mu" ketus Mika sambil mencari letak mobilnya Mike

"kesini. Ikuti aku"kata Mike yang langsung di angguki Mika akhirnya sampai di mobil Mike yang langsung di buka kan pintu buat Mika.

Mika langsung memasuki mobil tersebut mencium aroma yang sama saat mereka pertama kali bertemu. Aroma yang membuat di membenci penciuman nya yang masih mengingat aroma ini. Aroma yang sudah di tak pernah di cium nya se intens ini selama 5 tahun. Sebenarnya Mike heran mengapa Mika tak bersama dengan Jo padahal tadi Jo tampak sangat dekat dengan Mika dan tampak sangat cocok.

"apa mungkin mereka sedang bertengkar?, apa Jo tak tau kebiasaan Mika yang seperti ini?, apa jangan jangan Jo tau namun dia cuek saja. Mungkin saja buktinya Mika malah minta tolong padanya. Sebenarnya apa hubungan Mika dengan Jo apa mungkin Mika itu adalah selingkuhan Jo karna yang ku tau Jo sudah punya tunangan. Tapi bagus lah Mika jadi bersama nya sekarang"kata Mike dalam hati nya

"Tadi Jo lagi pergi ke toilet tapi sakit nya nggak bisa aku tahan lagi"kata Mika yang berharap bahwa kata kata nya ini merupakan jawaban atas isi hati nya Mike.

"Jadi gimana? apa masih sakit ?"tanya Mike sambil menatap Mika dengan perhatian mengenyampingkan rasa sakit yang ada. Rasa cemburu yang tak beralasan karna dia bukan lagi milik Mika. Mika juga bukan milik Mike lagi. Bohong jika rasa sakit dari cemburu itu tak mempengaruhi dia dalam bertindak. Seandaimya tadi dia tidak dalam mode cemburu. kedekatan seperti pasti akan menjadi kesempatan yang bagus untuk memperbaiki hubungan

"Mika dah nyampe!"kata Mike setelah memarkirkan mobil nya di parkiran apotek.

"jika kau masih mau ku minta tolong. Bisakah kau menunggu di dalam apotek. Jaga jaga aku tiba tiba pingsan"kata Mika dengan nada sombongnya. Namun Mike menangkap maksud lain di sini.

/***\

Pernah berharap lalu pupus berharap lagi pupus lagi hingga di suatu fase aku tau kamu itu bukan takdir ku