Chereads / Tuan Muda Yang Dingin / Chapter 9 - Obat

Chapter 9 - Obat

Mereka berdua pun hanya bisa diam sambil menunggu giliran untuk di panggil. Dalam kebisuan tak ada yang mencoba mulai pembicaraan, hanya saling melirik. Melirik dengan hati hati agar tak di ketahui memiliki rasa dengan ego yang besar. Akhirnya tiba saat nya giliran Mika. Dia berjalan dengan anggun selayaknya model, banyak yang memuji namun tak sedikit iri. Dia terlihat begitu tegar, anggun dan indah dalam satu waktu.

Setelah selesai dengan obat yang di ingin kan. Mika membalikan badan dan melihat kembali tempat duduk yang di tempatinya tadi. Sebelum nya dia membeli air mineral lebih dahulu, lalu kembali. Dia meminum obatnya setelah sampai di tempat duduk. Memasukan kembali obat tersebut ke dalam kantong. Melirik sekilas ke arah luka yang ada di tangan Mike. Dia pun kembali membuka bungkusan tadi

"Nanti kalo udah selesai jangan kena air ya!" Kata Mika sebelum mulai mengobati tangan Mike

Mendengar Mika mengatakan hal tersebut, Mike merasa pernah mendengar nya. Mungkin istilah yang tepat adalah de javu.

"*flashback*"

"Mika cocok nya sama anak dekan tau nggak !" kata seseorang yang tidak di kenalanya. Karena cerita cinta mereka sudah sangat melegenda di sini. Tidak ada satupun mahasiswa yang tidak tau cerita mereka, bagaimana benci jadi cinta, bagaimana sang kutu buku dengan orang yang paling di idamkan di sini dan bagaimana berlikunya semua itu.

"Maksudnya kamu?" kata Mike ingin menyimpulkan kata 'Anak dekan'.

"Ya, dibanding kamu cuma si kutu, Jangan jangan kamu tuh nggak punya uang sama kuasa" kata anak dekan dengan nada sinis sambil menatap tidak suka ke arah Mike

"Dia memilih aku di banding kamu yang pamer kuasa!" kata Mike tetap tenang berdiri meski di terpa cemohan

"Sialan!" kata anak dekan terebut sambil memukul pipi Mike , kemudian berbalas pukulan juga dari Mike begitulah perkalian nya. Namun Mike bukan ahli dalam bidang ini menyebabkan dia terjatuh dan tergores di bagian tangan kanan nya. Sang anak dekan tak memberi kesempatan buat Mike bangkit langsung menarik kerah Mike dan ingin memukul kembali kepala Mike

"Stop" Teriak Mika keras dari jauh sambil berlari ke arah Mike. Setelah sampai luka di tubuh Mike terlihat makin jelas. Rasa nya Mika begitu sakit melihat Mike yang seperti ini.

" Lain kali harus tetap tenang ya"kata Mika mengusap pipi Mike dengan lembut. Mike yang diperlakukan begitu merasa campur aduk. Senang karna diperhatikan Mika namun kesal karna Mika menyuruh nya tetap tenang.

"Ayo pergi Mike" kata Mika sambil membantu Mike berdiri, setelah itu mereka membalikan badan berniat untuk pergi dari tempat itu.

"Kamu nggak mau tau alasannya ?" kata anak dekan tersebut sambil setengah berteriak. Mika pun menoleh ke arah sang anak dekan

"Aku bisa nanti tanya Mike" kata Mika sambil memandang Mike dengan senyum dan melanjutkan langkah mereka kembali untuk merawat luka Mike. Mike senang Mika mempercayai nya namum sedih karna sudah mengecewakan Mika. Sampai lah mereka di taman dan Mika dengan diam mengobati luka Mike tanpa bicara sedikit pun dengan Mike. Saat perihnya datang maka Mika akan menghembus luka tersebut tanpa bicara juga. Mike sambil meringis tetap memandang ke arah Mika dan merasa jika Mika sedang marah.

"Nanti kalo udah selesai jangan kena air ya!" kata Mika setalah selasai mengobati luka Mike.

"Mika, Sorry"kata Mike sambil menunjukan muka yang ingin di kasihani dengan memegang tangan Mika

"Muka kamu jelek banget, hua ha ha ha!" kata Mika menatap Mike sambil tertawa keras. Tak terasa juga air mata keluar dari mata Mika. Awal nya Mike senang karna Mika tertawa namun dia kembali melihat air mata di sela tawa Mika

"Mika maaf" kata Mike dengan penyesalan sambil menghapus air mata Mika. Dia sungguh sungguh sangat menyesal. Jika tau Mika akan seperti ini dia tak akan meladeni si anak dekat itu tadi.

"Ini karna kamu tuh lucu banget!" kata Mika sambil menghindari tangan Mike dan mengusap sendiri air mata nya.

"Jangan gini Mika, Ini namanya penyiksaan buat aku" kata Mike dengan nada putus asa. Bagaimana Mike tenang padahal pacarnya terluka karna ini semua. Rasa nya begitu frustasi saat tadi melihat air mata Mika di tutupi tawa.

"Ah Mika janji aku nggak bakal gini" kata Mike sambil setengah teriak . Kemudian dia berlutut di depan Mika sambil memegang tangan Mika.

"Pergi ke sana dan intropeksi diri"kata Mike menunjuk pohon besar yang berada dekat dengan Mika. Mike berdiri dan berjalan lemas ke arah yang Mika maksud kan. Dia diam di sana dengan posisi tangan di belakang dan kepala menunduk. Sedangkan Mika hanya diam menutup mata sambil mendengarkan lagu dari headset nya

"*back*"

"Mike ,Mike, Mike sehat ?" kata Mika sambil melambai di depan muka Mike karna sudah mulai tadi Mika selesai mengobati luka Mike. Namun dia mendapati tatapan kosong Mike, tak sedikit pun tadi Mike mengeluh pedih. Entah apa yang di pikiran Mike sampai selama itu. Bahkan tadi dia sempat menyerah sebentar lalu berusaha lagi

"Ayo antar aku pulang!" perintah Mika dengan jalan duluan, melihat Mike yang masih diam di tempat akhirnya Mika pun memanggil Mike kembali

"Ayo pulang!" kata Mika di susul pergerakan dari Mike. Mike kembali membukakan pintu buat Mika dan bertanya alamat rumahnya untuk mengantar pulang. Dia pikir pikir seharusnya Mika kembali lagi ke Jo. Alasan nya pergi tadi karna Jo masih di toilet jadi tidak bisa untuk diminta tolongi

"Apa apaan ini Mika tak kembali ke tempat makan tadi. Ini pasti kesempatan buat ku, aku bahkan mengetahui alamat nya, he he he" pikiran jahat di Mike

/***\

Selama perjalanan Mike kemudian menyadari sesuatu, rasa nya ini begitu ganjil. Bahkan rasanya begitu ganjil sekali. Tak lama akhirnya sampai ke apartemen letaknya ternyata tidak jauh dengan Toko Mika.

"Makasih Mike"kata Mika berniat membuka pintu mobil tersebut namun tertahan karna Mike yang menahan. Mika pun memberikan tatapan dengan tanda tanya atas perlakuan Mike ini.

"Kenapa lagi ?" kata Mika menatap kesal ke arah Mike dan berusaha melepaskan cekalan tangan itu. Mike diam menatap mata Mika mencari cari makna dengan terus mencari sesuatu dari mata Mika.

"Jika tak ada biarkan aku pergi !" bermaksud membuka kembali pintu mobil itu namun Mike kembali menarik tangan Mika yang masih di cekal nya.

"Kenapa ?" Tanya Mike dengan nada rendah seraya berharap dengan kenyataan yang akan di dengar nya nanti, di muka nya terlihat sedang berharap untuk kemenangan

Saat sudah tau jatuh cinta jangan berharap langit selalu biru.