DUNIA yang penuh sampah, kotoran dan ketidak adilan, bagi beberapa orang sangat tetasa menyiksa.
Akan tetapi malam ini semua itu terlupakan oleh suara musik dari DJ dan gemerlapnya lampu malam.
Muda-mudi menari dan menikmati pesta akan tetapi teriakan seseorang memecah kebisingan pesta.
"semuanya diam, Ketua OSIS datang dengan pacarnya"
Salah seorang tamu berteriak dan membuat semua tamu mengalihkan pandangan mereka ke pintu masuk garden party.
Terlihat seorang laki-laki yang menghela napas lelah sedang membantu seorang gadis cantik turun dari anak tangga setengah lingkaran beranda Vila tersebut.
Bila seorang wanita cantik terlihat, biasanya akan ada keramaian dan keributan, terutama bagi kaum laki-laki, akan tetapi bila kecantikan itu lebih dari ranah biasa maka tak akan ada kegaduhan yang terjadi, sama seperti sosok tersebut yang tengah menjadi sorotan semua orang.
Rambut hitam panjang sehitam tinta malam, dibawah lampu malam menambah silau bak mutiara hitam.
Wajah cantik dengan senyum manis memikat, mata indah menarik minat siapa saja.
Kecantikannya bagaikan ratu malam Titania.
Gaun putih tampa lengan yang mengekspose pundaknya yang seputih porselen bagaikan legenda putri salju yang memakai gaun pernikahan.
Setiap langkah Ia menuruni anak tangga dengan perlahan menghipnotis kaum Adam untuk tak mengedipkan matanya.
Dengan sepatu high hill transparan, mengingatkan dongeng Cinderella yang berjalan dengan sepatu kaca indah yang menghiasi kaki gadis tersebut.
Keheningan yang melupakan segalanya, bahkan sang DJ menghentikan musiknya karena terpesona akan kecantikan dewi tersebut.
Berlawanan dengan gadis tersebut, laki-laki yang Ia gandeng terlihat biasa-biasa saja bahkan dari matanya yang seperti ikan mati mengurangi daya tariknya, dan disamping itu Ia terlihat pendek ketika berjalan di samping gadis tersebut yang terlihat tinggi semampai.
Keduanya berjaan menuju pemilik pesta malam ini, setiap langkah bagaikan melihat tuan putri dari negeri dongeng yang diantarkan oleh seorang pengawal kerajaan.
Sang laki-laki berjalan meninggalkan sang gadis agak belakang darinya untuk menunjukkan bahwa Ia adalah Tamu sebenarnya, Ia mengambil kotak kecil dari balik taxedo putih bermotif garis hitam dan memberikannya pada gadis didepannya.
"Selamat Ulang tahun Lina, maaf agak terlambat" ucap laki-laki tersebut sambil memberikan kado.
"Makasih Kak Rendy, tapi siapa Gadis tersebut" ucap sang putri pesta ragu.
"Maaf, namanya Anisa adik kandungku, Ia ngotot ingin ikut! katanya salah satu pengisi acara nanti adalah Band kesukaannya" ucapnya sambil menarik sang adik mendekat.
"Anisa cahaya purnama, adik kandung kak Rendy, maaf bila salah kata" ucap gadis tersebut anggun dengan sedikit menundukkan kepala.
"kamu kelas berapa?, tinggi mu sama sepertiku!"
"saya masih kelas 1 SMP, di SMP Negeri 1" jawabnya sopan.
Baik Lina serta beberapa gadis lainnya serempak mengucapkan "ohw", memang banyak yang tahu bahwa Rendy memiliki seorang adik perempuan, akan tetapi penampilan yang dewasa serta tinggi badannya yang hampir sama dengan siswi SMA membuat tak ada yang tahu bahwa Ia adalah seorang Siswi SMP, selain itu Rendy tak pernah mengungkit masalah keluarganya, sehingga hanya sedikit yang tau bahwa Anisa adalah adik Rendy.
"maaf, permisi sebentar Lina aku mau kasih pelajaran buat orang bego tadi" ucap Rendy lembut sambil menunjuk dengan cempol orang yang berada di balik punggungnya dan menarik adiknya bersama tetapi ditolak oleh sang adik.
Ia berjalan menuju orang yang sedari tadi tersenyum licik."monyet loe Agus, loe dah tau dia adik gua kan" ucapnya dengan menarik kerah baju sahabatnya itu.
"mau gue ceburin ke Kolam renang, hah?" ucap Rendy lagi dengan mendorong Agus yang tepat di samping Kolam renang.
Garden party ini berada disebuah Vila yang cukup besar dan juga terdapat kolam renang dan area yang cukup luas untuk panggung DJ dan sebuah Band untuk manggung.
"maaf-maaf, jangan dorong gue, hei jangan dorong Gue" ucap Agus mulai ketakutan sambil memegangi tangan Rendy yang mencoba mendorongnya.
"gue gak bawa baju renang atau baju ganti, hei hen-hentikan" ngelesnya lagi.
"Nanti tinggal pinjam yang lain" balas Rendy membuat Agus memegang erat tangannya agar tak terjatuh ke kolam.
"sorry Gus, gue cuman bawa satu" ucap dengan nada bercanda salah seorang laki-laki dipinggir kolam sambil menarik karet pinggang celana renangnya.
"gue bawa 2 Gus, baju renangnya! Mau aku ambilin?" ucap salah seorang yang berada di dalam kolam
"gue gak mau pake Bikini kale" bantah Agus langsung dengan keras.
Rendy selalu ramah dan lembut pada para gadis dan membuat sedikit jarak, akan tetapi selalu frendly seperti anak SD pada teman-teman laki-laki di Sekolah, itulah mengapa Ia sangat disukai di sekolah.
Rendy juga terkenal karena masuk kesekolah elit Swasta melalui Beasiswa walaupun Ia tak ingin mengambil beasiswa tersebut karena Ia telah memiliki bisnis yang cukup besar walapun masih berstatus pelajar.
Ya, selain terkenal karena kepintarannya, Rendy sering masuk berita bisnis karena sejak kelas 3 SMP Ia memulai bisnis dan sekarang bisnis tersebut sangat diminati banyak orang yang membuat Ia masuk 40 orang terkaya di Indonesia.
"mereka seperti anak kecil ya dek Nisa" ucap salah seorang gadis yang berjalan mendekati Anisa dari belakang.
"lama gak ketemu kak Angel" ucapnya menjaga kesopanan.
"Gak usah bertingkah begitu, dek Nisa bisa bersikap kekanakan seperti dulu!" Ucap Angel agak gerogi.
"tidak, tidak bisa kak, jika berada diluar rumah aku harus bersikap seperti ini agar tidak terlalu menyusahkan kakakku dan menjaga nama perusahaannya" Anisa agak membusungkan dadanya.
Suasana tiba-tiba hening dan canggung."setidaknya hanya ini yang dapat aku lakukan agar tak menyusahkan kakak" gumamnya sembari kembali melihat dua orang yang ribut di pinggir kolam.
DJ yang sedari tadi terdiam akhirnya turun panggung dan diganti oleh penampilan grup band dan membuat lebih banyak gadis mendekati panggung.
"gak mendekat kepanggung dek Nisa?" tanya Angel agak menarik tangan Anisa.
"gak, itu hanya alasanku saja kok" balas Anisa melepaskan pegangan tangan Angel.
pesta malam itu meriah dan berakhir sampai jam 10 malam karena keesokan paginya para tamu masih harus ke sekolah, karena mayoritas adalah pelajar dan esok adalah hari kerja, walaupun tak sedikit tamu undangan yang merupakan teman orang tua Lina yang merupakan orang dewasa, dan tanpa disadari seseorang tersenyum licik dibalik bayang.
keesokan paginya, waktu istirahat makan siang di kantin sekolah, dihebohkan berita ditelevisi bahwa salah satu undangan pesta semalam ditangkap PK dan tengah diwawancara kru TV.
"Iblis dia Iblis, saya tidak korupsi dan saya difitnah, saya tidak bersalah" ucapnya sambil dibawa oleh pihak berwajib.
"bukankah bukti-buktinya ada disamping anda ketika anda tak sadarkan diri?" tanya para awak media.
semua orang dikantin sekolah tengah makan dan mendengarkan berita ditelevisi dan mulai merenungkan kemungkinan bahwa PK ada saat pesta semalam dan menyamar menjadi tamu undangan.
Disalah satu sudut kantin duduk dibangku enam orang, dimeja makan panjang ini tiga orang duduk saling berlawanan yang mungkin cukup panjang hingga bisa menampung delapan orang.
"mungkin saja PK itu seorang murid seperti kita?, jika Iya kira-kira siapa ya?" celoteh salah seorang sambil makan bakso.
"mustahil, bukankah tersangkanya babi gemuk itu, aku saja gak kuat mengangkatnya" kata orang paling besar dan gemuk diantara semua siswa.
"benar juga, dan yang paling mengherankan PK selalu mencari bukti semua hasil korupsi dan suap bahkan sebelum tersangka masuk dunia politik !" mereka semua mulai bingung
"hei para jones, ngapai kalian" ucap Rendy menepuk pundak pada orang yang makan bakso.
"yo, bos Rendy, biasa ngopi! tlaktiran donk" balasnya meletakkan bakso yang sudah Ia tusuk dengan garpu kembali kedalam mangkok.
"punya uang sendiri minta" ucap Agus yang berdiri disamping Rendy.