Chereads / PK : PEMBURU KORUPTOR (CURRUPTION HUNTER) / Chapter 4 - PK : PURE LOVE AND KINDNESS

Chapter 4 - PK : PURE LOVE AND KINDNESS

Anisa Pov

Dimana ini?, disini gelap dan pengap, aku mendengar suara tangisan yang menyayat hati, siapa disana? "mma-maaf, am-ammpun, ak-aku janji gak akan nakal lagi"dia terisak "di-disini dingin dan gelap, toloong ampun"aku mulai dapat melihat sosok yang menangis, dia anak laki-laki yang berumur sekitar 4 tahun dipenuhi lebam sekujur tubuh dan darah segar mengalir dari kepalanya.

"gak apa-apa, jangan sedih"kataku tapi sepertinya ia tak dapat mendengarnya.

Ketika aku pikir akhirnya ia dapat mendengarku karena berhenti menangis, ia mengangkat wajahnya yang manis penuh dengan lebam serta darah segar juga mengalir dari pelipis dan keluar dari samping mulutnya,"a-ayah am-ampun, ak-aku gak mau dikurung disini, di-diingin, ge-gelap, la-lapar dan sa-sakit"pemandangan yang menyayat hati ini kenapa bisa terjadi, ia mulai berhenti menangis tapi"apa Dewa dan Tuhan ada?", tunggu dewa dan Tuhan itu ada jadi jangan sampai termakan kegelapan itu.

"berhenti, jangaaaan"teriakku terbangun dari tidur, jadi mimpi itu lagi.

Akhir-akhir ini mimpi itu datang dan membuatku terbangun di tengah malam, "aku haus mau ambil minum dan buah" gumamku bangkit dari tempat tidur, kamarku berada dilantai dua dan untuk pergi ke dapur aku harus melewati kamar kakak,"hei kalian menghalangi jalan, kakak gak ada di rumah kalian bisa pergi" ucapku pada sosok-sosok yang berada didepan kamar kakak.

Bisa dibilang aku spesial dari banyak orang karena aku bisa melihat mereka, banyak orang mengatakan bahwa aku anak Indigo,"kubilang kakakku gak ada di rumah kalian bisa pergi" sosok-sosok yang biasanya menyembah dibelakang kakak hanya memberikan jalan untukku dan tetap menunggu didepan pintu.

Mataku mulai dapat melihat seperti itu ketika sehari setelah kematian Ayah, ketika itu banyak anggota keluarga jauh datang untuk pemakaman ayah dan saling berebut hak asuh dan harta warisan beserta asuransi peninggalan ayah.

Aku yang tertidur dipangkuan kakak karena lelah menangis, tiba-tiba terbangun karena setelah kakak berucap,"enyahlah kalian" yang disertai dengan mengeluarkan aura yang sangat menakutkan dan sedingin es, saat itu aku menangis sangat kencang dan mulai dapat melihat hal yang tidak dapat dilihat orang lain, (lucunya kakak mengira aku punya teman hayalan).

Dan pada akhirnya menurut surat wasiat dari ayah bahwa semua keputusan akan diberikan pada kakak dan kakak memutuskan menolak kerabat mengasuh kami dan ia nekat membesarkan diriku sendirian, "malam ini buah habis, kalo gitu ngemil keju ditemani susu dingin"ucapku mencari buah yang tak kunjung ketemu di kulkas.

Akhir-akhir ini aku sering terbangun tengah malam karena mimpi yang aneh serta karena aku sudah lama gak tidur bareng dengan kakak lagi membuat tidurku gak nyenyak, setelah selesai minum dan ngemil aku berjalan menuju kamarku dan terhenti didepan kamar kakak dimana banyak sosok-sosok berenergi positif tadi.

Aku berjalan melalui mereka dan mendekati pintu, pintu ini selalu mengingatkanku kejadian 2 tahun lalu ketika perusahaan milik kakak mendunia dan menghasilkan banyak uang itu membuat banyak anggota keluarga yang datang.

Flashback...

Om Adi datang dengan membawa dua putri kembarnya dan ingin berdiskusi dengan kakak, aku bermain sebentar dengan Mei dan Yuni sebentar mungkin karena mereka lelah karen perjalanan jauh, mereka langsung tidur dikamarku yang gak pernah aku pakai karena aku tidur bareng kakak.

Ketika aku ingin kembali kekamar kakak aku terhenti didepan pintu, itu karena melihat kelakuan aneh sosok-sosok yang biasanya mengikuti kakak sangat ketakutan, dan aku mendengar suara dingin milik kakak yang dulu pernah aku dengar sebelumnya.

"intinya Om hanya ingin meminjam uang dariku kan?"ucapnya dingin membuatku ingin ngompol dan aku mengintip melalui lubang kunci, dan aku terkejut dengan pemandangan kakak yang tiba-tiba mengeluarkan 12 sayap hitam sehitam rambutku dari punggungnya dan langsung mencekik serta mengangkat tubuh paman yang lebih tinggi dari kakak.

Kakak mengeluarkan aura hitam yang dingin seperti ribuan pedang Es yang akan menusuk tubuh paman, aku menutup mulutku agar tak berteriak dan merapakan kakiku agar tak ngompol "apa paman ingat ketika paman meminjam Uang dari Ayah dan gak pernah melunasinya, bahkan ayah yang membayar bunga hutang Bank milikmu"kata kakak dengan nada permusuhan dan kebencian.

"tapi itu karen bisnisku sedang buruk, tolong lepaskan aku, aku sulit bernafas"kata paman meronta mencoba melepaskan diri dari kakak, itu pemandangan yang aneh ketika tubuh kurus kakak dapat mengangkat paman apalagi dipetimbangkan dari lengannya yang tak berotot seperti binaragawan.

"jangan berbohong dihadapanku, dan lagi pula apa paman ingat ketika ayah dan aku datang jauh-jauh ke Kota paman untuk mengambil Uang dan menjelaskan masalah hutang, paman memperlakukan ayah dan aku seperti gembel dan aku masih ingat dengan jelas wajah yang paman perlihatkan saat itu adalah wajah seperti melihat kotoran, saat itu aku hendak menghajarmu tapi Ayah menahanku dengan senyum hangat"kemarahan kakak agak mereda setelah mengatakan 'Ayah' pada kalimat terakhir.

"ta-tapi apa kau tak kasihan dengan kedua keponakanmu itu?, datang jauh-jauh dan mereka juga membutuhkan Uang untuk Sekolah"paman mencoba berkelit dan kakak melemparkannya ke rak buku yang berada dibelakang paman.

"jadi itu alasannya mengapa paman datang jauh-jauh sambil membawa anak-anakmu, dasar licik" kakak mulai menghela nafas.

Paman terbatuk dan mencoba bangkit"oohok-ohok kalo gitu bisa pinjam Uang 1 milyar kepadaku, Usahaku bangkrut dan aku terlilit hutang".

Kakak menaikkan satu alis mata"aku tak mengatakan bahwa aku akan meminjami paman uang?"sayap kakak sudah tidak mengeluarkan aura menakutkan itu.

"la-lalu?"paman terkejut.

"aku akan merawat dan menyekolahkan Mei dan Yuni sampai universitas, paman bisa pulang"ucap kakak acuh.

"ta-tapi!"paman mulai panik.

"paman tak usah khawatir karena aku memiliki We House, yayasan yang merawat banyak orang-orang terlantar sampai mandiri"jelas kakak agak tenang.

"ke-kenapa perlakuanmu padaku seperti itu"paman agak marah.

"Dulu ketika ayah datang pada paman dan paman acuhkan layaknya kotoran atau setidaknya batu kerikil, dan pada akhirnya pulang tanpa membawa apa-apa, setidaknya paman tak aku acuhkan"dingin ucap kakak "oh dan juga itu mengingatkanku, dulu kami pulang dengan kereta sambil membawa uang yang terbatas, sepanjang perjalanan aku dan ayah menahan lapar!, ini"ucap kakak memberi Uang pada paman.

"I-ini gak cukup"ucap Paman gugup tapi menurutku itu lebih dari cukup untuk 3 orang, apa paman masih bersikeras meminjam Uang?.

"itu uang perjalanan untuk 10 orang apa masih belum cukup?, oh itu mengingatkanku lagi bangku di belakangku waktu dulu memesan nasi goreng, itu menambah rasa laparku karen aromanya tapi ayah dengan tersenyum mengatakan 'Ren manusia masih bisa hidup seminggu hanya dengan air' dan memberikan sebotol air mineral" ucap kakak berakhir lembut dan sayap hitam perlahan menghilang dan berganti sayap seputih susu.

"kalo begitu setidaknya pinjamkan aku harta Warisannya, kau tak ber-"suara paman terhenti karena gagang pintu tiba-tiba berbunyi 'klak' dan mulai terbuka, oh ya ampun aku tanpa sadar memutar gagang pintu dan segera berdiri.

"pa-paman, Mei dan Yuni sudah tidur"ucapku gugup.

Flashback usai...

Aku mengusap pintu dengan tangan dan menempelkan keningku kepintu, mataku tak bisa dibohongi kakak! Walaupun luarnya sama tapi dalamnya orang lain, orang lain bahkan sahabatmu bisa kamu bodohi tapi dimata adik perempuanmu itu mustahil, kamu malam ini dimana kakak.

Aku berjalan menuju kamarku dan mengingat orang mesum yang menyamar menjadi kakakku, kakakku gak pernah curi-curi pandang ke dadaku atau pahaku dan terutama kakakku selalu mengeluarkan sayap seputih susu ketika bersamaku, aku menutup pintu dan mengambil SG "Yui-Chan, apa kamu bisa mendengarku" aku berbicara ke udara.

[ada apa Onee-chan] ucap sosok hologram yang mulai tampak, Onee-chan, aku dipanggil onee-chan itu selalu membuat hatiku senang.

Yui adalah AI yang diciptakan oleh kakak 3 bulan terakhir, mungkin program untuk mencegah Bullying yang dikatakan oleh peniru kakak, menurut kakak bahwa orang-orang yang dibully sebenarnya adalah orang-orang yang sangat berpotensial serta memiliki banyak bakat dan kelebihan dari pada banyak orang "Yui-chan apa kamu adalah program AI yang akan digunakan untuk mencegah Bullying?" Tanyaku penasaran.

[bukan onee-chan!, Program pencegahan bullying itu tak termasuk Yui, dan Yui dikhususkan untuk menemani onee-chan]jawabnya dengan suara anak-anak.

"nee, Yui-chan kamu tau dimana Papamu?"tanyaku, aku menanyakan keberadaan kakak yang aku suruh Yui untuk memanggilnya Papa, dari pada 'master' atau 'tuan' bahkan 'Goshujin-sama',euh itu benar-benar gak imut.

[No Comment] ucapanya dengan tersenyum.

"kalo gitu apa ada pengasuh dari We Housen yang mendekati Papamu?" ini adalah pertanyaan paling menakutkan.

[Negatif, mereka menjaga jarak dari Papa] ucapnya mengacungkan ibu jari.

"Kalo gitu Syukurlah" aku rebahan di kasur, "para pengasuh yang berasal dari wanita 'Pekerja' selalu membuatku khawatir!, apakah kakakku akan termakan oleh mereka, tapi sepertinya kekhawatiranku sia-sia"seluruh energi ditubuhku serasa keluar dari dalam tubuhku.

Ya bisa dibilang inilah kegemparan yang dibuat kakak ketika Ia merekut para wanita 'pekerja' sebagai pengasuh dan pegawainya walau ada pengasuh dari berbagai agama tapi saat itu topik ini benar-benar heboh, sampai-sampai Ia sering dipermainkan oleh media massa bahkan dia dicemooh saat diundang ke stasiun TV dan dihujat, itu membuatku marah tapi kakak dengan tenang sambil menempatkan punggung jari dipipinya dan bersandar dikursi, "apa anda sudah selesai? Sekarang aku bertanya apa anda terlahir dari sebongkah batu?"tanya kakak lembut.

"ke-keenapa kau tanya begitu?"tanya balik sipencemooh gugup.

"aku memiliki seorang bunda dan adik perempuan yang seorang wanita, saat bunda meninggal hatiku benar-benar hancur"kakak memegang dadanya"dan jika aku membayangkan adikku yang sangat aku sayangi menjual tubuh dan kehormatannya demi lembaran kertas itu membuatku menggigil ketakutan dan dipenuhi perasaan kecewa" kakak menyilangkan dan memegang kedua bahunya.

Bunda selalu mengajarkan ke Kakak agar menghargai dan memperlakukan wanita dengan lemah lembut, apa lagi jika sikap lembutnya hanya ditunjukkan padaku Itu membuatku akan sangat senang, berarti kakak benar-benar memperhatikan dan menjagaku.

"tapi apa kamu mau anak-anak terlantar itu bekerja didunia 'malam'?, apa kamu ingin mengajarkan mereka seperti 'itu'?"seringai si Babi itu masih memojokkan kakak.

"tentu saja kami menyeleksi mereka, mereka yang benar-benar ingin berhenti dan mendapatkan kembali kehormatan serta harga diri mereka sebagai seorang wanita yang dapat kami terima, kami juga tak mau memperkerjakan serigala kepeternakan domba kan" silawan hanya tersenyum mengejek,

"dan kami bukan seperti kalian yang hanya memanfaatkan tubuh mereka karena mereka tak punya lembaran kertas atau yang memiliki alasan tersendiri"silawam tersenyum masam." Dan bukankah itu menyelesaikan 2 masalah negri ini, serta kalian hanya memandang mereka dengan setengah mata dan tak bertanggungjawab samapi akhir"ucap kakak lembut pada lawan.

"apa maksudmu"silawan naik pitam dan berdiri dari kursi.

"maaf jika aku menyinggung anda yang terhormat"kakak membungkuk 45 derajat kedepan"maksudku, jika anda hendak mengurangi angka 'pekerja' maka hanya dengan menutup tempat dan memberi mereka pelatihan hanya bertanggungjawab setengah jalan" ucap kakak tenang.

"maksudmu kami salah?"Ia semakin murka.

"tidak-tidak bukan itu maksudku, anda tidak salah tapi solusi itu kurang tepat, mereka masuk kedunia 'malam' dan 'bekerja' memiliki beberapa faktor dan alasan, bukan hanya karena membutuhkan 'kertas', coba perlakukan mereka seperti teman, setelah tau faktor dan alasannya carikan solusi dan terus perhatikan mereka, jika hanya menutup dan memberikan mereka pelatihan atau modal usaha tak akan menjamin mereka tak akan kembali kedunia 'malam'."terang kakak.

Setelah itu diskusi itu seperti Inferno menurutku, kakak yang tenang dan lembut menjawab semua pertanyaan lawan dan MC membuatku merinding, tapi didalam hatiku aku sebenarnya tak setuju dengan gagasan kakak yang mempekerjakan wanita mantan 'pekerja', perasaan panas dan sakit tak karuan di hatiku yah mungkin cemburu, perasaan egois seorang Adik yang selalu ingin diperhatikan dan di manja tampa ada orang lain yang dikhususkan.

Dan ketika kakak dipersilahkan untuk memberi kata-kata penutupan, Kakak langsung berdiri dari kursi "Sebenarnya wanita-wanita itu adalah bunga-bunga lotus yang Indah, yang tumbuh dilumpur-lumpur "dunia malam", dan kebenaran bahwa mereka Indah dan cantik bukan hanya sekedar tempat melepas nafsu, sayangilah mereka karena mereka juga seorang wanita".

Walau kakak tak pernah memandang sesuatu dari sampulnya tapi entah kenapa kakak membuat Pil peremajaan yang legendaris dari tiongkok dan itu juga salah satu produk aneh tapi nyata NHT yang terkenal, eh iya akhirnya aku ingat.

"nee, Yui-chan! Apa di Base data pusat Papamu ada penelitian Bullying?"tanyaku lagi.

[ada onee-chan, itu ketika Ayah Onee-chan meninggal] jawabnya langsung.

"jadi begitu, kegelapan hati Kakak benar-benar berlapis-lapis, apa aku sendirian saja bisa mengeluarkan hati (Tatenshi) malaikat jatuhnya itu, jika ada wanita yang bisa mengeluarkan dan membuang sisi malaikat jatuh itu maka aku tak apa-apa jika hanya hidup disamping mereka"Rancuku.

Setelah Bunda meninggal Kakak terlihat berbeda dan terlihat protectiv terhadapku dan setelah ayah meninggal sisi itu memunculkan sebuah sisi penuh amarah dan dendam yang masih takku fahami, kakak juga lebih overprotectiv terhadapku tapi itu justru membuatku senang dan terus lengket ke kakak sampai aku pernah gak naik kelas dulu.

"Kak Angel pengkhianat"ucapku agak emosi.

[ada apa Onee-chan?] Yui memiringkan kepalanya 'imutnya'.

"kau tau Yui-chan, ada seorang sahabatku dan teman semasa kecil Papamu yang melupakan janji kami berdua dan berkhianat"ucapku agak kesal."dari dulu aku tahu bahwa kakak hanya dapat menganggapku sebagai adiknya jadi aku ingin kak Angel yang disisi kakak"ucapku lemas.

[?]

"dan aku tahu kakak adalah tipe laki-laki yang seperti hembusan angin yang lembut membelai bumi, hembusan angin yang tak bisa ditahan, dimonopoli atau dirantai, yang paling penting adalah hembusan angin yang sangat dibutuhkan oleh banyak orang, itulah kenapa aku tak masalah kakak punya satu atau dua wanita yang penting aku dapat bersama dengan kakak"kataku tenang.

[hembusan angin apa maksudmu Onee-chan?]

"keberadaan Papamu sangat dibutuhkan oleh banyak orang, ayah mengajarkanku bahwa tak apa-apa menjadi Egois asal jangan menjadi gadis yang tamak dan serakah, apalagi menjadi gadis rakus, karena itulah ke egoisanku adalah agar dapat selalu disamping kakak tapi tak ingin terlalu mendominasi kakak secara seutuhnya."jelasku.

Siapapun wanita yang bertemu dan berbicara sebentar dengan kakak pasti akan langsung jatuh hati, apalagi kakak sangat memprioritaskan kebahagianku dan menjagaku dengan penuh cinta dan kasih sayang, itu membuat perasaan ini tumbuh, bahkan orang-orang dari "sisi itu" dapat ditempatkan kembali ke jalan sebenarnya.

"nee, Yui-chan?, apa terapi itu benar-benar berhasil mengembalikan orang-orang dari 'sisi itu'?"tanyaku agak geli membahas ini.

[Terapi? Oh, bisa Onee-chan]tiba-tiba ada sebuah buku hologram ditangan kecil Yui [dan menurut data pendapatan milik prusahaan 500 orang telah kembali kejalannya". Jelasnya seperti membolak-balikan buku.

Aku mulai ngantuk dan mulai menutup mata, kakak selalu bersuara hangat dan lembut padaku tapi saat 2 hari lalu itu baru pertama kali aku mendengar suara kakak yang lembut tapi dingin, itu benar-benar membuat kakiku kehilangat tenaganya.

Saat akhir bulan biasanya kakak mengajak menghabiskan uang bulanan dengan makan direstoran atau belanja di Mall dan 2 hari lalu aku berpapasan dengan kak Angel dengan pria asing "maaf jika kami mengganggu kencan kalian berdua"ucap kakaku lembut tapi dingin.

"tidak-tidak juga, seharusnya kamu jika kencan dengan gadis cantik harus pakai pakaian yang bagus donk" balas pria itu meremehkan Kakak dan kak Angel hanya mengalihkan pandangannya dariku.

"tidak, dia adalah adik kandungku, kalo gitu kami permisi" jawab kakak sambil berjalan berlalu, kebiasa buruk kakak jika sudah lelah biasanya malas peduli penampilannya sendiri, dia hanya pake jaket JUMP dan celana training hitam panjang dan rambut yang tak disisir.

Aku menghela nafas lelah dan kembali mencoba tidur, dan tiba-tiba aku teringat seuatu lagi"mengingat kejadian kemarin malam membuatku agak senang"gumamku, mau bagaimana lagi, aku dikira pacarnya kakak dan membuat banyak orang terkejut.

Aku tak suka ketika junior kakak memanggil kakak dengan 'kak Rendy' kenapa gak senior atau senpai saja sih, dan terlihat bahwa Kakak menjauhi Kak Angel, aku tau kakak sangat dendam pada om Bram ayah kak Anggel tapi seharusnya dia tak bersikap dingin juga pada kak Anggel.

Tapi yang membuatku penasaran, tadi pagi yang membuatkanku sarapan dan mengantarkanku sekolah adalah Kakak Rendy tapi ketika pulang orang lain, padahal aku sudah menyuruh kak Agus mengikutinya, dimana mereka bertukar? pikiranku masih sulit fokus karena semakin mengantuk dan aku mulai kemali kedunia mimpi.

***

Pagi hari menunjukkan pukul 5 dan rambut panjangku sangat kusut ketika aku membuka mata, yah rambutku aku panjangkan sampai sepanjang Yui-chan dan aku melatih tubuhku agar seperti suguha-chan "aku selalu mendukungmu suguha-chan"ucapku pada poster didepanku ketika duduk diranjang dan membuka mata.

Mungkin kisahku seperti suguha-chan dengan kirito dan asuna, tapi "hah"aku menghela nafas panjang, kalo suguha-chan dengan kirito adalah sepupu sayangnya aku dan kakak adalah saudara kandung, dan aku tak tau dimana bukti album itu.

Aku berdiri didepan cermin dan menata rambutku, aku mengeluarkan buku-buku rahasiaku dan mulai mencari katalog fashion keren, ah dan jangan lupa aku harus baca buku sakti pegangan semua wanita yang ingin mencari pasangan, sebenarnya agak memalukan memilik buku-buku ini ketika tujuanku adalah kakak, aku ragu-ragu membuka buku ini tapi...

aku ganti piyama dengan baju dari katalogku dan ingin sarapan tapi aku terhenti setelah melihat sosok kakak dengan sayapnya yang mulai memasak, aku tanpa pikir panjang memeluk kakak dari belakang dan menahan tangisku, perasaan sayap putih yang menembus tubuhku adalah nyaman dan hangat,"hei, pagi-pagi sudah manja,"kata kakak lembut dan hangat.

Ini adalah surga kecilku, hanya dengan mendengar kakak berbicara dan memelukku, perasaan hangat dan nyaman mengalir keseluruh tubuhku, aku ingin moment ini berlangsung selamanya,"dek, kakak gak bisa masak jika adek gak lepas"protes kakak menggegam tanganku.

Aku membenamkan wajahku diantara punggungnya yang lebar, karena kakak agak pendek dan tinggi kami hampir sama jadi aku agak miring memeluknya, kepalaku kuusapkan pada punggungnya berkali-kali dan terkadang aku menghirum aroma kakak, eh tunggu.

Mataku terbelalak, 'ini wangi dari wanita lain yang takku kenal, aromanya masih lembut dan polos, jangan-jangan, eh tidak bau kakak masih belum bercampur dengan bau wanita ini dan sepertinya wanita ini hanya bersalaman dengan kakak dan tanpa sengaja bau wanita itu Tertempel'.

Aku mulai tenang dan melanjutkan menghirup aroma kakak 'walau ada aroma menjengkelkan dari wanita takku kenal' tapi ada aroma ini, dulu awalnya aku tak tau aroma apa ini tapi setelah mencari tahu ternyata aroma dari bubuk misiu, jangan remehkan little sister's instinctku kakak, walau kakak pulang mandi terlebih dahulu aku dapat tau apa saja yang terjadi.

Aku memeluknya lebih erat dan mencoba mengeluarkan suara sambil menahan tangisku 'tolong hentikan, jangan lakukan hal berbahaya lagi, kakak adalah keluargaku satu-satunya'itu kata yang sangat ingin aku ucap tapi sulit aku keluarkan, aku benar-benar berusaha menahan air mataku.

Aku tak bisa membuang sisi dendam dan amarah kakak tapi aku akan berusaha agar kakak mendapatkan kebahagiaannya "ada apa, jika adek manja biasanya mau sarapan kesukaan adekkan?"kata kakak pura-pura bodoh lagi.

"kakak, hari ini aku ingin ke SoumaLand dari pada IRIS"kataku manja.

"eh, anak-anakkan sudah sepakat, dan juga permaian di SoumaLand kebanyakan untuk remaja dan dewasa, anak-anakkan masih umur 4-5 tahun"kakak gelagakapan benar-benar lucu.

SoumaLand (taman hiburan yang banyak wahana untuk remaja dan dewasa)

IRIS (pusat belajar sambil berrekreasi dan bereksperimen)

"kan bisa ajak kepantainnya?"alasanku.

"kamukan gak mau berenang ditempat umum"balas kakak menggaruk kepalanya dengan tangan yang tadi memegang frypan

"kan ada pengasuh yang lain jadi aku gak apa-apakan gak berenang, pokoknya"kataku memeluknya lebih erat lagi.

"baiklah, nanti kakak yang bicara dengan anak-anak, dah lepaskan kakak gak bisa masak jika terus begini, adek bisa nonton anime yang sudah kakak janji beli blue-raynya karena adek berhasil peringkat satu dites kemarin,"aku melepas pelukanku dan menuju ruang tengah.

Dan ketika aku tengah seru-serunya nonton, ternyata kakak telah selesai memasak "Adek harus cepat makannya, kakak juga harus cepat-cepat nganter sebagian anak-anak ke Gereja dulu"kata kakak menaruh nasi goreng keju pada piring, kakak selalu memanjakan dan mendidikku dengan tegas seperti menggantikan ayah dan bunda.

***

Sudah hampir sore dan kami sangat kerepotan dengan anak-anak angkat yang sangat ramai, dan ketika aku menengok aku melihat seorang gadis seusiaku yang tengah murung terduduk dibangku air mancur, aku selalu memastikan apa dia manusia apa bukan terlebih dahulu karena mengingat masalalu yang memalukan,

Karena aku memiliki mata yang berbeda dan dapat melihat sosok yang sama seperti manusia membuatku kadang-kadang dianggap berbicara sendiri, ah sepertinya dia manusia "ada apa, kenapa kamu sedih?,"tanyaku duduk dibangku disebelahnya dan meninggalkan kakak yang lebih fokus pada anak-anak dari pada diriku.

Mungkin karena dia belum tau siapa aku membuat dia diam sesaat "oh iya namaku Anisa, siapa namamu?"tanyaku lagi membuat Ia kembali tersadar.

"namaku Rebecca, Rebecca anggraini, aku selalu sulit menentukan arah jadi ketika tadi aku terlepas dari bunda dan ayah aku-,"ucapannya terhenti karena mungkin malu menyebutkan kata 'tersesat' "aku bingung harus kemana, kepusat anak hilang tapi aku malu sudah SMP, kamu mengerti maksudkukan?"balik tanyanya.

Ah, terkadang memang seperti ini, ada anak yang beruntung mendapatkan kasih sayang orang tuanya tapi ada juga ada anak yang tak peduli terhadap rasa kasih sayang orang tuanya, dan terkadang menentang kedua orang tuanya, padahal ada sebagian anak yang iri pada kasih sayang tersebut.

"ka-kalau begitu aku juga pasti akan malu tapi-"ucapanku terhenti ketika kakak tiba-tiba ada didepan kami.

"ada apa?"tanya kakak lembut pada kami.

"dia malu kepusat anak hilang, apa punya ide?"bisikku pelan yang ternyata terlalu keras, mungkin dia malu karena aku berbicara blak-blakan dengan kakak tapi dia sepertinya salah faham.

"ada, ayo ikut kami!"kakak pergi dan kami mengikuti dibelakang.

"pacarmu perhatian dan lembut yah"kata Rebecca santai yang membuatku tersentak dan agak senang, mungkin karena kami memakai kaos couple yang sama, aku ingin mengatakan bahwa pria yang ramah dan baik itu kakakku tapi perasaan ini selalu membuatku seperti melayang.

Setelah berjalan mendekati rombongan anak-anak angkat kakak aku dapat melihat bocah berumur 5 tahun, ah itu si Budi tengah bertengkar dengan gadis yang sama umurnya, dia Wendy yang tengah menangis"Ada apa?"kakakku bertanya pada Wendy.

"Uuuuwah, Bu-budi menerbangkan balonku"Wendy terisak.

"tidak, itu karena Wendy menjatuhkan eskrimku"protes Budi.

"akukan sudah minta maaf,"balas Wendy menghapus air matanya.

"tapi bajuku jadi ketumpahan Eskrim, ini baju favoritku"balas Budi, ah itu baju yang kakak belikan.

"sudah-sudah, balon yang terbang nanti aku belikan lagi jadi jangan menangis"ucap Kakak sambil mengusap kepala Wendy "juga eskrim dan bajunya juga akan aku belikan yang baru, ketika seseorang tanpa sengaja berbuat salah jangan langsung dibalas mengerti"ucap kakak lembut dan mengusap kepala Budi.

"pacarmu sangat pengertian dan lembut, yah"Rebecca berbisik sesuatu yang membuatku bahagia lagi.

"sekarang kalian bersalaman"kata Kakak mengambil kedua tangan kanan mereka, dan mereka saling bersalaman dan berucap minta maaf,"baiklah katakan pada semua kita akan makan hamburger" ucap kakak memberi permen pada Wendy dan Budi.

"Terimakasih papa"ucap mereka bersamaan, ah wajah Rebecca pucat melihat kearahku dan mulai memperhatikanku dari atas hingga kebawah, memang salahku juga agar anak-anak We House agar memanggil kakak dengan Papa tapi jika situasinya bigini.

Karena hanya aku adik kakak jadi yang boleh memanggil kakak dengan Kakak hanya aku itu membuatku teringat sebentar tenteng kejadian kemarin malam ketika acara ulang tahun junior kakak dan dia bilang 'kak Rendy' itu sangat membuatku jengkel, kenapa gak panggil Senpai atau senior saja sih, aduh aku banyak ngelamun lagi kalo masalah ini.

"anu, umur kita hampir samakan Anisa?"jawabnya dengan nada agak gugup "apa kau sudah menikahi duda?" aduh itu mengingatkanku, kakak terlihat sudah dua puluh tahunan, mungkin karena jarang tidur.

"i-itu, dia kakakku, dan juga kakaku memiliki banyak anak angkat, walau mereka agak tidak suka padaku" terangku.

"eh, umur kakakmu berapa?"dia mulai panik.

"18 tahun, dan anak-anak yang menjadi anak angkatnya tak hanya anak terlantar tapi juga korban perceraian dan KDRT"jawabku agak pelan, kulit kakak memang kurang terawat tapi itu karena mengurusi banyak hal.

"kakakmu sangat baik, apa kakak kandungku juga seperti itu?,"katanya menatap langit yang sudah mulai sore.

Setelah itu kami pergi kepusat anak hilang dengan membawa Wendy dan Budi untuk kamuflase, dan sepanjang perjalanan Rebecca menceritakan bahwa Ia pindah kesini hari ini dan membuatku terkejut adalah dia akan bersekolah disekolahku, "ini perpisahaan, sampai nanti disekolah besok senin"kataku.

"iya, sampai jumpa lagi" kami berpisah sebelum bertemu dengan kedua orang tua Rebecca karena Rebecca meminta pengumuman bahwa Ia akan menunggu kedua orang tuanya di pintu masuk, mungkin karena malu menunggu ditempat itu seorang diri.

"terimakasih kak Rendy, dan juga Wendy, Budi"ucapnya pada mereka setelah kami mengantarkannya sampai pintu masuk.

Aku agak memiliki perasaan aneh pada Rebecca tapi biarlah, mungkin Cuma agak jengkel ketika dia bilang 'Kak Rendy' pada Kakakku, dan kami pergi meninggalkannya menuju Restoran yang sudak seperti di bajak oleh anak-anak.

"hei itu hadiah dari makananku" anak A.

"tidak ini punyaku, punyamu kamu rusakkan" Balas Anak B.

"aku gak mau makan hamburger, siapa yang mengambil chiken karreku" gadis C menggeser piring Hamburger ke meja dibelakangnya.

"maaf, mbak keliru naruh makanan karena kamu tadi antri beli boneka maskot dulu kan, dan karena meja yang lain penuh" pengasuh mengusap kepala gadis itu dengan membawa chiken karre yang dari tadi dia pegang.

Dan lain sebagainya, semua tempat duduk telah terisi penuh oleh anak-anak dan para pengasuh, semua keributan ini hanya dengan deheman kakak kekacauwan dan para pengasuh yang kerepotan kini memperhatikan, ini terlihat seperti kapal pecah tiba-tiba sekeliling menjadi hening, perbedaan itu benar-benar hebat dan menakjubkan.