Chereads / Lintas Alam / Chapter 4 - Monster

Chapter 4 - Monster

Gorin sama sekali tidak menyangka bahwa hari itu adalah hari terakhirnya. Tejo yang dia remehkan ternyata begitu kejam. Bahkan Tejo sengaja memberinya harapan palsu hanya untuk bersenang-senang.

Earvin yang dari tadi menyaksikan pertarungan dari samping, diam-diam menunjukan seringai di bibirnya.

"Apa ada alasan bagus untuk berlaku seperti itu (kejam)?" Tanya Earvin kepada Tejo.

"Tidak ada yang spesial. Sebenarnya dia pantas menerima lebih dari itu. Hanya saja.. hati nurani ku tidak sanggup." Jawab Tejo sambil menggelengkan kepalanya dan menunjukan wajah seolah dia adalah orang suci.

Earvin tak kuasa menunjukan rasa jijik mendengar perkataan Tejo barusan.

"Jadi, apa balas dendam mu sudah selesai?"

Dengan wajah memandang ke kejauhan, Tejo berkata,

"Ini baru permulaan."

...

Di lantai dua sebuah bangunan yang jauh dari tempat tinggal Tejo, seorang pemuda tampan sedang duduk sambil merokok. Para bawahannya berbaris di sisi kiri dan kanan. Dilihat dari penampilan nya, dia baru berumur sekitar 27 tahun. Wajahnya seperti keturunan campuran orang barat dan timur.

Dari balik pintu, seorang bawahan meminta ijin untuk masuk ke dalam ruangan.

"Dimana Gorin?" tanya pemuda itu.

"Kami kehilangan kontak dengan nya beberapa saat yang lalu. Tapi sebelumnya, dia sempat memberi kabar bahwa kemungkinan dia menemukan tempat persembunyian Tejo." jawab si bawahan itu.

"Baiklah, kirim orang-orang kita untuk menjemputnya. Sudah saatnya kakak tersayang ku itu bertemu dengan adik tercintanya." perintah pemuda itu kepada bawahan nya dengan wajah penuh kelegaan.

....

Di halaman rumah Tejo, Earvin sedang membimbing Tejo untuk belajar Kanuragan. Tejo duduk bersila di bawah pohon besar tua. Dia memejamkan mata dan mendengarkan arahan Earvin.

"Cobalah untuk merasakan energi kehidupan yang ada di sekitarmu. Setiap mahluk hidup memiliki energi kehidupan. Energi ini secara alami ada di dalam tubuh mahluk hidup. Namun tanpa Kanuragan, energi ini lama kelamaan habis seiring bertambahnya usia. Inilah yang menyebabkan penuaan dan akhirnya mati saat energi ini habis. Prinsip dari kanuragan adalah memanipulasi energi kehidupan dengan menyerapnya dari alam dan menyimpan nya di dalam tubuh. Energi ini kemudian digunakan untuk memelihara dan meningkatkan tubuh agar sedikit demi sedikit menjadi sempurna. Praktisi Kanuragan juga dapat memanipulasi energi ini untuk keperluan lain seperti menyerang, bertahan, bahkan hal-hal diluar imajinasi mu."

"Untuk saat ini, cobalah untuk merasakan energi ini. Jika berhasil temui aku lagi di dalam."

Earvin lalu pergi meninggalkan Tejo untuk berlatih sendiri. Walaupun dia seperti baik-baik saja, sebenarnya luka Earvin belum sepenuhnya sembuh. Jadi untuk saat ini dia ingin fokus memulihkan dirinya. Lagipula, dia yakin tidak mudah bagi Tejo untuk bisa merasakan Energi Kehidupan dalam waktu dekat. Dia sendiri butuh satu bulan saat pertama kali mencoba merasakan Energi itu.

...

Saat ini Tejo sedang tenggelam dalam meditasi. Dia jatuh kedalam kondisi unik dimana dia merasa bahwa waktu menjadi bias, suara menghilang digantikan sunyi, dan perlahan kesadaran nya seperti memasuki dunia yang lain. Perlahan namun pasti Tejo merasa bahwa di dalam dirinya saat ini mengalir sebuah energi halus. Sangat tipis, namun semakin lama semakin jelas. Energi ini seolah mengalir sejalan dengan aliran darahnya. Semakin Tejo tenggelam, semakin jelas pula untaian energi ini.

"Apa ini energi kehidupan ku?"

"Sangat tipis, namun sangat luar biasa seolah dengan sedikit energi ini saja sudah bisa memelihara kesehatanku bahkan tanpa makan selama berhari hari."

"Hmm? Apa ini, setelah aku perhatikan, sebagian kecil energi ini merembes keluar tubuhku. Walaupun dengan intensitas sangat kecil namun jika terjadi selama puluhan tahun, energi ku tetap akan habis. Apa ini yang disebut proses penuaan alami?"

"Menarik!"

Tiba-tiba ide aneh muncul di pikiran Tejo.

"Bagaimana jika aku menutup kebocoran energi ini, apakah artinya umurku bisa bertambah panjang? Bukankah Earvin bilang setelah mempelajari Kanuragan aku bahkan bisa menyerap energi kehidupan dari alam? Bukankah itu artinya aku bisa hidup abadi?"

Tak terasa hari sudah malam, Tejo akhirnya keluar dari kondisi meditasinya. Perutnya sudah memberi sinyal kelaparan sedari tadi. Seiring perkembangan fisik Tejo, tentu sekarang dia membutuhkan asupan nutrisi yang lebih banyak dan berkualitas. Karena itu, dia masuk ke rumah portable Earvin untuk bertanya makanan apa yang seharusnya dia ambil.

"Saat ini konstitusi fisikmu sudah berubah dan lebih baik. Setidaknya konsumsi Kalori harian mu haruslah lebih dari 20.000 kalori. Jika nanti kamu sudah bisa menguasai Kanuragan, makan bukan lagi masalah yang rumit. Kamu bisa menggunakan energi kehidupan sebagai pengganti energimu."

"Oh iya Earvin, aku ingin bertanya sesuatu. Tampaknya aku sudah bisa merasakan apa itu energi kehidupan. Tapi itu terbatas di dalam diriku. Saat aku mencoba melebarkan persepsi keluar tubuh aku selalu gagal. Apa kau punya tips barang kali?"

Mendengar hal ini, Earvin sangat terkejut sampai-sampai matanya hampir copot. Jika apa yang Tejo bilang benar, maka dia mungkin orang paling berbakat dalam mempelajari kanuragan. Dia saja yang membutuhkan waktu sebulan penuh hanya untuk merasakan energi sudah dipuji sebagai jenius terbaik yang hanya muncul selama beberapa abad. Umumnya seseorang membutuhkan waktu tiga bulan lebih bahkan ada yang sampai bertahun tahun hanya untuk merasakan energi. Itulah kenapa mempelajari kanuragan adalah proses yang panjang dan membutuhkan kesabaran, ketekunan dan yang paling penting adalah bakat. Tanpa bakat, pencapaian seseorang dalam Kanuragan akan sangat terbatas.

Earvin melirik Tejo dengan tidak percaya.

"Hah? Omong kosong apa yang kau maksud? Jika benar kau sudah bisa merasakan energi kehidupan, coba ceritakan padaku!"

Tejo pun menceritakan apa yang dia tau dan rasakan saat meditasi pada Earvin tanpa ada yang disembunyikan.

Mendengar itu semua, mata Earvin pun semakin terbelalak seolah tidak percaya. Monster macam apa yang dia temukan ini? Di dalam hati EEarvi, saat ini terjadi pergolakan hebat.

"Ini.. bakat ini.. bahkan di alam asal ku tidak pernah muncul bakat seperti ini sebelumnya." gumam Earvin dalam hati.

"Uhuk.. Baiklah Tejo sebaiknya kamu makan dan istirahatlah. Besok baru lanjutkan latihan. Dari yang kamu katakan tadi memang itu adalah energi kehidupan. Jika kamu sudah berhasil merasakan nya di dalam tubuhmu, maka hanya butuh waktu untuk bisa merasakan energi itu di alam. Bersabarlah karena semua butuh proses. Bagaimanapun Kanuragan adalah sebuah perjalanan yang panjang. Tergesa-gesa hanya akan merugikan mu."

Earvin memilih untuk menerima fakta bahwa bakat yang Tejo miliki sangat mengerikan. Hal ini sebenarnya sangat menguntungkan baginya. Bisa menemukan rekan perjalanan yang kuat seperti Tejo akan sangat berguna. Walau ini masih akan terjadi di masa depan.

...

Disebuah jalan besar menuju luar Ibu Kota, ada puluhan mobil berjalan beriringan. Di dalamnya mengangkut ratusan orang berpakaian hitam. Tampaknya setiap dari mereka adalah orang terlatih. Mereka adalah bawahan dari Si Pemuda yang ditugaskan membawa kembali Tejo.

Di dalam mobil yang memimpin jalan, seseorang yang tampak sangat berkelas sedang duduk di kursi belakang. Di sampingnya ada satu orang yang secara penampilan sangat berkebalikan. Dia tampak menyeramkan dan kurang etika.

"Hey Andi, apa kau pikir tuan muda tidak berlebihan menyuruh kita semua hanya untuk menjemput si tolol Tejo itu?" Tanya si orang tak beretika.

"Jauhkan mulutmu dariku saat berbicara, kapan kau terakhir menggosok gigi hah?"

"Sialan! Jawab saja pertanyaan ku saat aku bertanya Sialan!"

"Atau apa? Apa kau lupa pelajaran yang aku berikan terakhir kali padamu?"

"Cih! Tunggu sampai tugas ini selesai, aku akan membalas mu dasar metroseksual*¹ sialan!"

(*¹ konsep metroseksual mengarah kepada gaya hidup pria perkotaan modern yang berpenghasilan lebih dan sangat peduli kepada penampilan dan citra dirinya)

"Yah bagaimanapun, tuan muda selalu penuh perhitungan. Tapi kali ini aku sependapat denganmu. Mungkin ini terlalu berlebihan. Seseorang seperti Tejo yang bahkan tak berani menampakan hidungnya selama ini, bahkan setelah apa yang dilakukan Tuan Muda pada keluarganya? Yang benar saja, seharusnya kau sendiri sudah cukup menangani hal ini kan Kupla?"

"Tapi Andi, ada hal yang selama ini menggangu pikiranku saat berhadapan dengan Tuan Muda."

"Apa itu?"

"Apa kau merasakan nya, kengerian saat bertatapan dengan Tuan Muda? Aku bertanya-tanya, orang macam apa yang membunuh kekasih beserta keluarganya? Dan yang paling tidak masuk akal adalah wajah nya saat menyuruh kita menjemput Tejo, seolah dia sangat lega mendengar kabar dari seorang keluarga yang telah lama menghilang. Bahkan dia memanggilnya Kakak seolah dia masihlah Kakak iparnya."

"Yah, dalam hal ini kita sama. Tapi sebaiknya pembicaraan ini tidak pernah keluar dari mulutmu jika kau masih ingin hidup."