Andika menghadang ku, dia pun dengan terkejut dengan kata kata ku, mungkin memang benar isi kepalaku saat ini sudah mulai menggila sehingga tidak bisa lagi untuk mengontrol jiwaku.
"Sayang..! kamu boleh membenci perbuatan Ayahmu karena telah menyia nyiakan Ibu mu! kini aku tidak akan melarang mu... tetapi kamu harus ingat jangan salahkan juga Anak mu jika dia membenci dirimu karena dia merasa tidak di jaga dan dilindungi oleh mu sebagai Ibunya..."
Jiwa ini bagaikan tersambar sengatan petir yang sangat besar sekali sehingga aku merasa tidak bisa menggerakan tubuhku lagi, aku merasa tulang tulang ku kini hangus terbakar api. Aku tidak berkutik karena kata kata Jo kali ini benar benar telah mencungkil hatiku keluar dari tubuh ku, yaa.... kali ini Jo tidak main main terhadap ku, peringatan yang Jo berikan kepada ku ini adalah final agar aku benar benar harus bisa membawa diri ku dalam sikap yang dewasa dan bijaksana dan juga harus mengingat anak yang ada didalam perut ku ini.