"Hold your gun. Mission canceled."
Pria yang bersembunyi itu segera menahan pelurunya. Pistolnya hampir menembak ke arah sasaran jika saja suara dari earpiece yang terpasang di telinganya tidak menghentikannya. Itu suara bosnya.
"Why, Sir?"
"Don't argue. Just do it!"
"Y—yes, Sir."
Pria itu menurunkan pistolnya. Kemudian menyembunyikannya ke dalam tas hitam yang dia bawa. Dia lalu melihat ke bawah, tepat ke arah dua manusia yang baru saja menikah. Matanya meneliti dengan tajam, terutama ke arah wanita bergaun putih yang kini tersenyum ke arah suaminya.
"Huh, I wonder what is inside your pretty head, Mrs. Alvaro." gumamnya.
•••
Raka Mikhailova terus menatap wanita di hadapannya disertai senyumannya yang menawan. Tapi ayolah, siapapun yang melihat senyuman Raka tanpa mempedulikan paras tampan lelaki itu pasti akan menyadari, jika hanya senyuman licik yang lelaki itu perlihatkan sekarang.
Raka berkali-kali mengutarakan kalimat pujiannya dalam hati melihat sosok anggun di depannya. Irene....Demi Tuhan! Dia sangat sangat cantik! Gaun putih yang wanita itu pakai membuat Raka ingin segera membawa wanita berambut hitam itu kedalam pelukannya. Membisikkan kata-kata indah di telinganya. Membuatnya mencintainya. Tapi....Ah, sialan. Dia malah jatuh cinta sendirian. Jelas-jelas sekarang Raka tengah memuji kecantikan istri orang lain. Dan Raka benci itu. Amat sangat benci.
Tapi, Raka menahannya. Dia menahan keinginannya untuk menghabisi Diego Alvaro sekaligus membawa Irene pergi dari pria itu demi rencananya. Keputusannya sudah bulat. Raka hanya perlu bersabar. Tunggu saja...
Dan sekarang, Raka dan wanita di sampingnya tengah mengaitkan lengannya padanya. Raka membawa pasangan. Pasangannya seorang wanita cantik berambut pirang dengan mata biru, namanya Victoria Jenner. Wanita itu menggandeng Raka yang kini sedang berhadapan dengan sang pengantin wanita. Mrs. Alvaro.
Masih dengan senyumnya, Raka mengulurkannya tangannya pada Irene. "Selamat atas pernikahanmu, Mrs. Alvaro." sapa Raka yang membuat Irene terlonjak kaget.
Irene awalnya hanya memperhatikan Raka dan wanita di samping pria itu, dan Raka yang tiba-tiba bersuara membuatnya terkejut.
"Terimakasih. Aku tidak menyangka kau akan datang. Aku senang sekali." Irene mengucapkannya dengan nada datar, sengaja agar Raka tidak merasa kalau dia masih takut terhadapnya. "Aku juga senang kau membawa pasangan. Well, apa dia kekasihmu?" tanya Irene pada Raka sembari menatap Victoria dari atas kebawah dengan antusias.
Raka tersenyum miring, mendaratkan tangannya ke pinggang Victoria. "Apa kau pernah mendengar pria yang mudah jatuh cinta pada wanita lain ketika wanita yang dia cintai sekarang malah ada di hadapannya?" tanya Raka sinis, senyum miringnya mendadak hilang.
Irene menoleh—berhenti memandangi Victoria, dan mendapati mata biru Raka tengah menatapnya tajam. Bibir pria itu terkatup rapat, seakan sedang menahan amarahnya.
Irene menelan ludah. "A-apa maksudmu?"
Mendengar nada suara gemetar dari bibir Irene malah membuat Raka tertawa geli. "Haha, tidak, tidak....Aku hanya bercanda." katanya, makin merapatkan rangkulannya di pinggang Victoria. Membuat tubuh mereka benar-benar menempel. "Kenalkan, Dia Vic. Victoria Jenner. Pacarku."
"Hai." sapa Victoria, mengulurkan tangannya pada Irene. Irene menerimanya. "Hai, Aku Irene."
Mereka berjabat tangan lama, sama-sama memberikan senyuman, hingga sebuah suara familiar membuat Irene melepaskan tangannya. "Wah... Jadi teman lamaku memutuskan untuk datang?" ucap suara bariton itu.
Irene menoleh ke belakang, dan ia mendapati Diego Alvaro sedang melangkah mendekatinya dengan mata birunya yang menghunus tepat ke arah Raka dengan tajam. Tubuh Diego masih mengenakan setelan jas pernikahan mereka, sementara bibir lelaki itu mengukir senyuman tipis.
"Ya. Bukankah kau bilang aku harus datang ke pernikahanmu?" ucap Raka.
"Ah, itu benar. Lagipula melupakan teman sepertimu rasanya sulit sekali kan?" tanya Diego, kemudian menatap Irene. "Lihatlah dia....Istriku benar-benar cantik. Aku beruntung mendapatkannya." puji Diego, mengecup pipi Irene dengan mesra. Irene mendadak malu, pipinya memerah dan basah karena ciuman Diego. Sementara disana, Raka mengepalkan tangan.
Sialan. Diego sialan.
Sayangnya, bukan hanya itu yang membuat Raka mendidih. Karena di detik selanjutnya Diego malah meletakkan tangannya di bawah lutut Irene dan juga punggungnya, mengangkat tubuh Irene dan menyenderkan kepala wanita itu ke dadanya. Diego menggendong Irene ala bridal style dan tentu saja Irene langsung memekik kencang.
Uh oh....Double sialan.
Raka sangat cemburu. Sangat.
"Acaranya masih lama. Aku tidak ingin dia lelah. Tapi kalau kau ingin kita berfoto kau harus mengantri. See? Tamunya banyak sekali. Irene tidak akan kuat. Kau saja yang menyambut mereka sebagai gantiku. Kau kan teman. Sampai jumpa!" ucap Diego keras, sengaja agar didengar oleh semua orang.
Raka berdecih. Dasar keparat! Bisa-bisanya dia berkata seperti itu?! Huh, menyebalkan. Lebih baik pria itu menjauh darinya sebelum tangannya benar-benar melayang untuk memukul wajah songong Diego dan membuat orang-orang disini melaporkannya sebagai penyebab kegaduhan. Hell, yang benar saja. Dia kesini bukan untuk itu.
Baru saja Raka hendak memaki pria itu dalam hati tiba-tiba saja suara Diego selanjutnya membuat tangan Raka ingin membanting sesuatu.
"Oh iya, Raka....Victoria tidak kalah cantik. Jadi, berhentilah mengharapkan Irene-ku." ucap Diego geli, tapi tatapannya meremehkan. Lalu di detik selanjutnya, Diego sudah berjalan meninggalkan Raka dan pergi darisana.
Sementara Raka Mikhailova? Ah, tenang. Lelaki itu pasti terpancing karena kata-katanya. Makan itu, sialan!
•••
Diego baru saja menutup pintu ruangan VIPnya setelah dia selesai menidurkan Irene dan hendak bergegas untuk menyambut tamu terpaksa menghentikan langkahnya ketika suara dering notifikasi ponselnya tiba-tiba terdengar. Saat dilihat...
Sehun send you a message
Sehun Christopher🐶
Hola! Happy wedding, bro! Ah, akhirnya sahabatku yang paling bodoh dan tampan ini menikah juga!🤣 Btw, sorry... Temanmu yang lebih tampan darimu ini tidak bisa datang. Pekerjaanku banyak. Christopher Group sialan. Sudahlah, lupakan. Aku bahkan belum masuk ke inti🌚🙈
Dasar! Cepat katakan! Tulis Diego. Sebenarnya Diego malas jika penyakit 'mulut Sehun tidak punya rem' muncul. Biasanya dia mengabaikan teman kuliahnya itu, tapi karena ini hari pernikahannya dan Sehun berniat mengucapakan sesuatu jadinya Diego mau saja menyisakan waktunya untuk si pewaris keluarga Christopher ini.
Sehun Christopher🐶
Oke, oke... Jangan marah🤗 Aku hanya ingin memberitahumu kalau hadiahku baru saja sampai. Kau lihat kotak berwarna biru di dekat jendela besar? Nah, itu hadiahku.
Diego langsung membuka pintu ruangannya dan menatap ke sekeliling, setelahnya dia pun melihat memang ada kotak biru di dekat jendela besar ruangannya. Diego membalas, Untukku?
Sehun Christopher🐶
BUKAN!!!
Diego menaikkan satu alisnya, lalu membalas lagi, Jadi untuk siapa?
Sehun Christopher🐶
Tentu saja untuk Irene! Siapa lagi?
Aish... Diego langsung mendengus. Bisa-bisanya Sehun ini. Apakah ada yang pernah mengatakan pada lelaki itu betapa menyebalkannya dirinya?! Rasanya Diego ingin memaki Sehun sekarang.
Dan ternyata Diego melakukannya, melihat sekarang saja Sehun tengah tertawa terbahak-bahak melihat balasan dari Diego di ponselnya.
Fuck! Enyahlah! Balas Diego penuh emosi.
"Sebenarnya siapa yang temannya, huh?" gumam Diego sebal. Dia buru-buru mematikan ponselnya dan memasukkannya ke dalam saku, tapi sebelum Diego melakukan itu sebuah suara sapaan yang datang dari sisi kanannya membuatnya menoleh.
"Tuan." itu suara Lucas. Pria itu menundukkan kepalanya ketika sudah sampai dihadapan Diego.
Diego menatapnya serius. "Bagaimana?" tanya Diego langsung.
Lucas tampak khawatir. "Sebenarnya..."
•••
"Victoria!" teriakan keras Raka di belakangnya tidak membuat Victoria Jenner mau menghentikan langkahnya. Sementara itu air matanya terus saja mengalir. Raka sialan! Ternyata kata orang-orang itu benar... Raka hanya memanfaatkannya. Raka tidak mencintainya! Raka mencintai wanita itu!
Well, seharusnya Victoria tidak hanya pergi saja dari bajingan sialan bernama Raka itu. Tapi Victoria seharusnya juga memberikan tamparannya sebagai hadiah untuk Raka yang telah bersandiwara mencintainya. Haha, hebat! Hebat sekali!
Awalnya Victoria hanya berbincang dengan seseorang yang kebetulan dia kenal selagi menunggu Raka kembali ketika menerima telponnya. Namun tampaknya telpon itu sangat penting hingga Victoria selesai mengobrolpun Raka belum juga kembali. Sekitar lima belas menit lebih Victoria menunggu. Victoria kebingungan, dia akhirnya memutuskan untuk menyusul Raka dan melihat apakah pria itu masih sibuk dengan telponnya atau tidak. Well, ternyata Raka memang masih sibuk dengan telponnya, tapi...boom! Victoria langsung merutuki keputusannya itu. Demi Tuhan... Victoria benar-benar shock. Victoria seakan masih belum mempercayai dengan apa yang dia dengar. Ketika Victoria tidak sengaja mendengar percakapan Raka dengan orang yang ditelponnya itu, darisana Victoria mendadak tahu jika ternyata Raka mencintai wanita lain bernama....Bae Irene.
Astaga! Pantas saja Victoria melihat perbedaan di mata Raka ketika menatap Irene. Sangat berbeda dari cara Raka ketika menatapnya!
"Victoria!" lagi. Suara itu terdengar lebih keras dari sebelumnya. Dan itu membuat Victoria menyadari jika dia harus mempercepat larinya.
Tidak....Raka tidak boleh mendekatinya lagi! Tidak boleh!
Tapi, ternyata Victoria malah terhenti. Mungkin karena Victoria tidak fokus dengan jalan di depannya, dia malah menabrak seseorang.
"Astaga, Victoria? Kau kenapa?" tanya Irene panik.
Untuk beberapa detik Victoria terpaku. Baru menyadari jika orang yang tidak sengaja dia tabrak ternyata wanita yang menjadi dalang dari kesedihannya. Tanpa bisa di cegah, rasa benci mulai timbul di hati Victoria begitu melihat Irene.
To be continued.