Chereads / Diego & Irene / Chapter 52 - Chapter 52 : Assassin, a Gray Decision

Chapter 52 - Chapter 52 : Assassin, a Gray Decision

"Kau... Lucas Zaviero?"

"Hei, Raka," Di tengah situasi yang mencekam, masih sempat-sempatnya Lucas menyapa Raka, menyunggingkan senyum mengejeknya. "Long time no see, right?"

"Oh, okay."

Hanya dua kata, dan Lucas memukul belakang kepala Raka--cukup membuat lelaki itu tak sadarkan diri, lalu mengalihkan perhatiannya pada Thomas.

Haha, lucu sekali. Begitu Lucas menoleh ke arah Thomas, tatapan takutnya bisa dia lihat saat itu juga, karena itulah Thomas langsung memalingkan wajahnya.

Lucas mendekati Thomas. Membuat lelaki yang terikat itu menggigil. Lucas tidak tahan untuk tertawa. Jangan bercanda... apakah benar mereka berdua ini yang sudah berani cari masalah dengan Tuannya? Menghadapinya saja sudah takut begini, apalagi berhadapan langsung dengan Tuan?

"Jadi model pria sepertimu berani melawan tuanku?" tanya Lucas geli, dia terkekeh, namun terdengar kejam di telinga Thomas. "Apa kau tidak waras?"

Thomas tidak merespon apa-apa. Hal itu membuat Lucas gemas. Ingin rasanya dia saja yang menghabisi mereka berdua.

"Well, sepertinya kau lebih baik seperti ini."

Bug!

Lucas memukul belakang kepala Thomas. Membuatnya tak sadarkan diri seperti Raka.

Diego tidak bisa datang untuk langsung mengeksekusi. Lelaki itu tiba-tiba saja ada urusan mendadak yang tidak bisa ia tinggalkan. Lucas tidak tau urusan apa, tapi Christian sepertinya tau.

•••

At MIKHAILOVAS Mansion. Hamburg--Germany.

"Irene! Mengapa kau selalu merebut apa yang menjadi milikku?!" Mi Lover berteriak histeris. Dia melempar barang apapun yang ada didekatnya. "Kau merebut statusku! Cintaku! Lalu sekarang kakakku?!"

Air mata Mi Lover jatuh. Wanita itu tidak sanggup untuk berdiri, kakinya mendadak lemas. Dia baru saja mendengar kabar jika kakaknya--Raka Mikhailova ada ditangan Diego. Itu berarti nyawa kakaknya dalam bahaya. Tidak... tidak... Kakaknya tidak boleh kenapa-napa. Balas dendamnya belum terpenuhi! Kakaknya berjanji akan membantunya membalaskan dendam! Raka tidak boleh mati!

"Aku tidak rela!" Amarah Mi Lover langsung naik. "Aku tidak akan membiarkanmu hidup bahagia, Irene!" ucapnya sembari mengepalkan tangan.

Mi Lover meraih ponselnya. Matanya mencari-cari kontak Ayahnya, dia adalah Carlos Hugo Mikhailova, seorang petinggi Jerman. Dia adalah salah satu konglomerat di negara itu. Kedudukan dan kuasanya di Jerman membuat dia bisa melakukan apa saja, bahkan pengaruhnya bisa mengakibatkan perang nuklir terjadi. Kabarnya, Cybersecurity alias keamanan informasi mengenai dirinya benar-benar di jaga oleh orang hebat. Tidak ada satupun orang yang berani mengusik keluarga Mikhailova. Tapi nampaknya, Diego Alvaro ingin bermain sedikit dengannya.

Mi Lover menelpon ayahnya.

"Ayah... Kak Raka," ucap Mi Lover, suaranya terdengar lemah.

"Ayah sudah tau, Lovelyn. Anakku.... kau jangan khawatir. Ayah akan mengurus ini. Diego tidak akan mencelakai kakakmu." ucap Carlos di seberang sana.

Mi Lover mengulas senyum, ternyata Ayahnya mengetahui semuanya.

Setelahnya Mi Lover berusaha bangkit. Perihal kakaknya sudah selesai. Kini, giliran wanita tidak tau diri itu--Irene. Dia harus melakukan sesuatu. Ya... sesuatu yang akan membuat semuanya menjadi mudah. Wanita dengan wajah barunya itu berjalan menuju mejanya. Dia membuka laptop miliknya dan mencari sebuah website di jaringan internet.

Mi Lover rupanya mengambil jalan pintas. Dia mencari situs milik pembunuh bayaran yang ada di dalam deep web. Dan akhirnya wanita itu menemukannya.

KILL MY ENEMY "Mr. X"; adalah situs milik pembunuh bayaran paling misterius, kuat dan terlama di dunia. Sejarah mengerikan bahwa dia pernah berhasil membunuh presiden Amerika serikat, yaitu John F. Kennedy yang dia tembak di atas mobil kepresidenannya saat melakukan lawatan di negara bagian Texas pada tahun 1963. Kerja si pembunuh ini sangatlah rapi. Tidak ada aturan apa-apa, asalkan bayarannya tinggi, kau bisa membunuh siapa saja.

Mi Lover sedang melakukan transaksi dengan pembunuh bayaran itu.

Lovelyn : I want her die.

Lovelyn :

X : Wow, she's amazing.

X : $1.000.000

^(11,5 miliar rupiah Indonesia)

Lovelyn : a lot of pay.

X : She's not an ordinary woman.

Lovelyn : Okay.

Lovelyn : I already paid 500.000 dollars, you'll get the other half when it's done.

X : Deal.

Kesepakatan itu pun berhasil. Mi Lover tersenyum, merasa puas dengan apa yang dia lakukan.

***

"Diego Alvaro."

Diego baru saja masuk ke ruang pribadinya, ketika tiba-tiba saja Carlos Hugo Mikhailova memanggilnya. Menoleh, Diego menatap tajam Carlos yang sedang duduk di sofa ruangannya. Sendirian.

"Kemarilah, ada hal penting yang ingin aku bicarakan padamu."

"Harus sekarang?" Diego mengernyit, melirik arlojinya. Sial. Dia sudah tidak sabar! Kenapa pria tua itu muncul saat dia ingin membunuh Raka Mikhailova itu?!

Menyunggingkan senyum, Carlos menatap Diego tengah berjalan ke arah kursi kebesarannya, kemudian duduk disana. Christian menunggu diluar, sementara Hans bergegas menutup pintu, lalu memburamkan dinding kaca.

"Aku sudah tau niatmu menemuiku, Mr. Carlos." ucap Diego, bibirnya melengkung masam.

Carlos bangkit, tersenyum miring. "Tidak ku sangka kau bisa tau niatku." ucapnya sembari melangkah mendekati Diego lalu duduk di depannya, tepat di depan meja besar Diego.

"Langsung ke inti. Cepat katakan." Diego bergumam rendah, menatap Carlos tajam.

Carlos mengatupkan bibirnya. Dia kemari tidak untuk mendapati tatapan mata biru Diego yang tajam itu, dia hanya ingin kebebasan.

"Kau seharusnya tidak melakukan hal sejauh ini, Diego. Caramu mencari masalah denganku tidak serapi yang kau pikirkan." Carlos mencondongkan tubuh ke depan, menaruh telapak tangannya di meja besar Diego. "Penyiksaan yang kau lakukan pada putriku memang tidak bisa ku maafkan, tapi mengingat kau adalah orang yang pernah membantuku aku jadi memaafkanmu. Hanya ini yang tidak bisa ku terima--kau menahan putraku Raka."

Diego menatap Carlos dengan tampang datar. Dia tetap tenang dengan posisi bersendernya--tidak peduli musuhnya berada di depan mata sekalipun. "Oh, hanya itu?" tanyanya santai.

"Lepaskan dia. Kalau tidak-"

Tersenyum sinis, Diego membuang wajah. "Jika aku tidak mau kau akan mengancamku dengan kuasamu. Well, seperti itu bukan?" potong Diego cepat, masih dengan nada santainya.

"Semudah itu." jawab Carlos. "Jangan lupakan siapa aku, Diego Alvaro. Aku bisa saja menghancurkan reputasimu dengan kasus pembunuhan berencana. Kau akan dibenci orang banyak. Semua yang peduli padamu akan meniadakanmu, bahkan-" kalimat penuh ancaman Carlos tergantung oleh lirikan tajam Diego.

Diego mengeratkan genggamannya dipegangan kursi. "Kau yang lupa siapa aku, Mr. Carlos." jeda Diego, suaranya rendah. "Kau memang berkuasa di negara ini, tapi aku yang paling berkuasa." katanya, lalu tersenyum mengejek.

"Kau...." Carlos terpancing.

"Aku bisa membeli hukum. Polisi tidak bisa menangkapku." ucap Diego, kelewat santai. "Aku yakin kau masih ingat dengan posisimu di Biderberg Group milikku, kau bisa menjadi anggota karena aku. Kau hanya menjadi bagian terkecil dari kelompok yang aku dirikan untuk mengendalikan dunia ini. Carlos... Carlos... jangan terlalu bodoh." Diego terkekeh.

Carlos mengepalkan tangan.

"Jika kau mengira aku tidak bisa berbuat apapun karena sudah memberikan jabatan ku, maka kau salah. Salah besar. Aku masih berada di atasmu. Aku masih menjadi bosmu." ucap Diego dingin, tatapannya memicing. "Dan, ingat satu hal...." Diego memutar kursi, berdiri tepat di samping Carlos, menatapnya penuh ancaman. "Putramu yang tidak punya otak itu sudah berani menyentuh Irene-ku. Aku benar-benar akan menghadiahinya peti mati."

Bumerang. Carlos tidak pernah menduga jika ancamannya akan berbalik pada dirinya. Kini giliran dia yang terancam. Sialan. Ternyata rumor tentang Diego yang sudah tidak lagi memegang kuasa penuh atas Biderberg Group adalah salah. Lelaki ini masih punya kuasa. Kuasa besar. Apalagi kenyataan bahwa Diego lah yang mendirikan grup tersebut--grup yang tercatat sebagai perancang 'new world order' atau tatanan dunia baru dan menjadi 'pengendali' dunia. Oh God! Bagaimana mungkin dia berani mengancam seseorang yang paling kuat di dunia ini?!

Diego mengalihkan pandangan, menatap pemandangan kota Berlin dari kaca besar ruangannya. Diego menghembuskan napas panjang, wajahnya melembut begitu mengingat Irene. "Negara ini bisa tunduk dibawahku hanya karena perintahku." Diego tersenyum, sekalipun kaku. "Tapi aku tetap menjadi yang pria lemah jika berhadapan dengan wanitaku. Ibu dari anak-anakku. Aku ingin bertemu dengannya." putusnya, namun...

"Diego!" Carlos memanggilnya. Pria tua itu berdiri, lalu melangkah ke arahnya. Berdiri di hadapan Diego, menunduk dalam--sadar dengan siapa dia menghadap. "Aku sudah salah, maafkan aku."

Diego tidak berkata apapun, dia memasukkan tangannya ke saku celana--menunggu Carlos mengatakan semuanya.

"Aku mohon jangan bunuh anakku. Dia satu-satunya harapanku...." ucap Carlos, memohon.

Punggung Diego menegang, ia kembali menatap Carlos tajam.

"Tidak," ucap Diego singkat.

"Jangan bunuh anakku, tuan... Aku mohon..." suara Carlos terdengar putus asa, pria yang lebih tua dari Diego itu sampai membungkukkan tubuhnya dan menyentuh kaki Diego. "Ku mohon jangan bunuh dia... kasihani aku..." mata Carlos berkaca-kaca. Tangannya meremas kaki Diego, tidak erat, tapi cukup menunjukkan dia sangat tidak berdaya.

Diego menarik napas panjang sembari mengepalkan jemari, memejamkan matanya erat-erat. Saat ini ada orang yang memohon di bawah kakinya. Dan orang itu adalah orang yang pernah dia anggap sebagai pamannya sendiri. Hati Diego tidak sekeras itu. Walau mau bagaimanapun, Carlos pernah menjaganya sejak ia masih kecil--saat dimana Diego hanya tau bermain dan bermain. Saat dimana dia, Mi Lover, Raka dan Lily masih seakrab dulu. Alasan dia masih menganggapnya paman sampai sekarang, hanya karena jasa baiknya dulu saja.

"Baiklah... kali ini aku tidak akan membunuhnya. Tidak tau kalau besok." ucap Diego final.

"A-apa? Tidak. Ku mohon-"

"Cukup. Waktuku habis," tukas Diego cepat, ia bergegas melangkah ke pintu tanpa menoleh pada Carlos. "Daripada khawatirkan putramu, lebih baik kau awasi saja putrimu Lovelyn. Pastikan dia tidak lagi melawanku. Beres. Kau sama sekali tidak berguna."

Ada sebuah janji yang dia ingkar. Ada sebuah maaf yang berhasil dia berikan, meski tau semuanya tidak selalu bisa dia kendalikan.

To be continued.

Gaiss... kalian sudah bisa membayangkan siapa sosok Diego sebenarnya? Hm? Ayo gehh komen!! kepo nihh wkwkwk😁😆

JANGAN LUPA LIKE, KOMEN + SHARE KE TEMEN KALIAN YAA!! MAKASIH SUDAH BACA!💕

Byeeee! See you next time!

With♥️, Ina.