Ruangan CEO.
Maheza terperangah menatap ruangan Alvin yang besar namun dingin seperti orangnya.
"Kak, bagaimana kamu bisa tahan berada di tempat ini? ini sih bukan ruang kerja tapi rumah hantu? ". ucap Eza sambil menatap kesekeliling ruangan itu.
Setelah berkata seperti itu, Maheza merasa udara dingin mengelilinginya, tatapan mematikan Pangeran Austin sungguh membuat bulu kuduknya merinding.
Ia pun dengan segera mengklarifikasi apa yang baru saja ia katakan.
"Maksudku begini, ruangan kakak ini seharusnya diberikan sentuhan warna yang lebih hidup agar lebih cerah dan enak di pandang. ".
Walaupun sudah mengklarifikasi apa yang dia katakan, tapi Pangeran Austin tetap melihatnya dengan ekspresi yang sama.
"Oke, aku akan duduk dan tidak akan bicara lagi! ".Ucap Maheza seraya duduk di sofa.
Beberapa saat kemudian.
"Apa rencanamu?". tanya Pangeran Austin setelah lama terdiam.