Pangeran Gilbert memberikan bunga mawar itu ke tangan Lisya, setelah itu dia mengeluarkan kotak cincin dari sakunya dan menjulurkan nya juga kepada Lisya.
"Jadi kamu yang mengirim bunga ini?". tanya Lisya dengan heran.
Pangeran Gilbert mengangguk sambil tersenyum dengan tatapan yang begitu lembut . Seketika itu Lisya merasa kecewa karena itu bukan dari pangeran Austin.
"Maaf Saya tidak bisa...". Lisya menjawab dengan tegas, dan mendorong cincin itu kembali pada pangeran Gilbert.
Mendengar jawaban Lisya, ekspresi Ibu nya menjadi gelap.
"Hehehe ...Sayang kamu suka bercanda deh". Ucap Ibu sambil memukul bahu Lisya dengan pelan.
Seketika itu Lisya terdiam.
"Yang mulia, duduklah dulu, saya akan bicara sebentar dengan Lisya!". Kata Ibu dengan sopan.
" Iya. Santai saja!" Kata Pangeran Gilbert sembari mengangguk lalu kembali ke tempat duduknya.
Di Dalam kamar, Ibu Lisya benar-benar marah padanya.