"Dua hari lagi akan ada pernikahan di Istana. Tapi, kamu tidak perlu mengkhawatirkan apapun karena aku akan mengurus semuanya.". Jawab pangeran Austin sambil tersenyum.
"Maksud yang mulia apa?". Tan ya Lisya karena tidak begitu mengerti dengan apa yang pangeran maksud.
'Apakah yang mulia akan memberontak... untuk menggagalkan pernikahannya, atau.. dia akan mengacau kan pesta pernikahannya? Ohh astaga, apakah aku terlalu jauh berpikir?' Batin Lisya sembari menatap pangeran Austin dengan ekspresi yang rumit.
Seketika itu pangeran Austin memegang kepala Lisya sambil tersenyum,"Tenang saja, aku tidak akan melakukan hal yang akan membuat keluargaku malu, aku hanya akan melaksanakan tugasku sebagai seorang putra mahkota."
"Aku percaya." Jawab Lisya sambil memeluk erat tubuh pangeran Austin.
Setelah puas ngobrol di kamar, pangeran Austin pun meminta Edward untuk mengantar Lisya pulang ke rumah ibunya karena Lisya masih ingin merawat ibunya sampai sembuh total.
