"Aku SMA di tempat yang sama dengannya. Dia senior ku di sana. Setelah lulus kami menjadi sahabat baik hingga saat ini. Tapi, kami sempat putus komunikasi saat keluarganya pindah ke Amerika. Empat tahun lalu ia kembali dan menghabiskan waktu disini, sampai ia harus kembali ke Amerika lagi untuk suatu urusan. Kami bertemu beberapa minggu lalu saat aku menjemputnya di Bandara." Jelas Lisya.
Pangeran Artha bisa bernafas lega karena Lisya hanya menganggap Ricard sahabatnya. Walaupun mungkin Ricard menaruh rasa suka tapi ia tidak perduli.
"Oh begitu. " Pangeran Artha mengangguk sambil tersenyum karena ia merasa sangat senang.
Sementara itu dokter sedang berdebat dengan direktur rumah sakit.
"Ini tidak benar, bagaimana mungkin operasi sesulit ini kita serahkan kepada seorang artis walaupun ia pernah sekolah ke dokteran?"
"Kita lihat saja saat ia akan datang. Aku pikir kamu adalah penggemarnya karena sering mendengar lagunya." Jawab Direktur itu sambil tersenyum penuh arti.
