"Apakah ini buatan yang mulia?".tanya Lisya sambil tersenyum.
"Tentu, ini special buat istriku". Dengan bangga pangeran Austin mengakui karyanya.
Seketika itu Lisya tersenyum sebagai apresiasi atas usaha pangeran Austin.
Setelah itu, mereka berdua menikmati sarapan bersama.
Tepat saat itu, tiba-tiba dari arah pintu terdengar langkah kecil yang berlari menuju meja makan.
Lisya kaget melihat sosok kecil yang imut itu sudah berdiri di samping tempat duduknya.
Melihat gadis kecil itu tatapan Lisya menjadi sangat lembut karena dia benar-benar bahagia melihatnya.
Sejujurnya dia merindukan gadis kecil itu semenjak dia pulang ke rumah orang tuanya dan tidak pernah melihatnya lagi.
Lisya pun langsung membawa Lyn kepangkuannya dan dengan rakus mencium gadis kecil itu.
"Sayang, kamu kesini sama siapa? Ahhhh tante sangat merindukanmu". Ucap Lisya sambil memeluk Lyn dengan lembut.
