Didalam ruang kantor salah satu Bank swasta di Mataram. Tepatnya di ruangan Manager, terlihat sosok pemuda tinggi mengenakan kemaja putih lengkap dengan dasinya, dan menggunkan celana kain hitam, sedang berdiri menatap jalanan dari jendelanya di jam makan siang.
Kenapa Tiara begitu dingin padaku?Apakah dia masih sakit hati karena sudah aku selingkuhi?Atau dia hanya jual mahal saja agar aku mengejarnya lagi seperti dahulu? Aku benar-benar menyesal telah melepaskan wanita seperti dia yang setia dan sabar.
Ferdi mulai merasa tidak tenang dengan balasan yang di kirim Tiara melalui pesan singkatnya. Ia tidak terima kalau Tiara mengabaikanya. Ferdinan memang orang masih labilwalaupun usianya sudah dewas. Emosinya turun naik yang membuat dia suka tidak berfikir jernih sebelum mengambil keputusan.
Tok .. Tok ..
Tepat saat itu, terdengar suara ketukan pintu. Ferdinan langsung menoleh.
"Masuk!"