Chereads / Takdir Cinta Tuan Muda dan Seorang Janda / Chapter 26 - Aku sekarang tahu kemana tujuan hidupku

Chapter 26 - Aku sekarang tahu kemana tujuan hidupku

Waktu menunjukan sudah pukul 5 subuh,Hyeon Sik yang terbangun lebih dulu karna mendengarkan suara adzan subuh dari masjid yang berada di sekitar rumah ibunya, ia pun hendak membangunkan Tania untuk melaksanakan solat subuh karna ia tahu Tania adalah wanita yang rajin beribadah,namun melihat Tania yang masih tertidur dengan lelap,hatinya pun menjadi tidak tega, maka ia pun mengurungkan niatnya membangunkan Tania,dan dia kembali menikmati wajah Tania yang sedang tertidur di hadapanya itu.

Tania terlihat begitu polos ketika sedang tidur,bahkan Hyeon Sik pun tidak tahan untuk tidak menjatuhkan ciuman di keningnya itu dan mulai meraba setiap sudut wajah Tania mulai dari kening,mata,hidung,pipi dan berakhir pada bibir mungil Tania.Hyeon Sik memiliki ide konyol ini agar di saat ia rindu,maka ia bisa mengingat wajah Tania dengan sentuhan ini.

Hyeon Sik pun mulai berkata dalam hatinya

"Tania aku akan sangat merindukanmu,aku tidak tahu hatiku akan berlari secepat ini padamu dan aku juga tidak tau kapan aku begitu dibodohi oleh cinta,tapi aku merasa dengan adanya kamu aku sekarang memiliki tujuan,maka bersabarlah untuk itu, aku harus menyingkirkan musuh-musuhku terlebih dahulu agar mereka tidak bisa menyakitimu,dan satu hal ketakutan terbesarku adalah ayahku,aku tidak ingin ia menyakitimu jika ia tahu kau adalah calon istriku,entah apa yang bisa kulakukan jika ia sampai melukaimu,tanpa sadar airmata Hyeon Sik mengalir dipipinya,ia pun berseru

"Lihatlah bahkan kau adalah wanita pertama yang bisa membuatku menangis."

Kemudian Hyeon Sik pun memeluk Tania semakin erat dan kembali mengecup dahinya lalu ia menggendong Tania kembali ke kamar tidurnya di atas.

Setelah mengantar Tania ke kamarnya Hyeon Sik hendak pergi namun ia kembali menghentikan langkahnya dan mengambil handphone di sakunya kemudian ia memotret Wajah tidur Tania dari dekat,dan tentu saja walaupun sedang tidur wanitanya tetaplah terlihat cantik,maka lengkungan di bibirnya muncul,ia pun tersenyum puas.

Maka Hyeon Sik pun langsung kembali ke kamarnya untuk mandi dan berkemas untuk keberangkatanya ke Seoul beberapa jam lagi.Setelah ia selesai berkemas Jae Wook pun mengetuk pintu kamarnya maka Hyeon Sik menyuruhnya masuk

"Ada Apa?" tanya Hyeon Sik singkat

"Tuan Hyeon Sik tampaknya ada sedikit masalah dengan perusahaan."

mendengar kata itu Hyeon Sik mengangkat alisnya "Masalah apa kali ini hingga membuatmu begitu cemas Jae Wook ?"

Jae Wook pun menjawab dengan terbata

"itu..,,,ternyata yang telah membeli saham perusahaan Konstruksi kita dengan jumlah besar adalah Nona Song Min Ah dan ia menjadi pemegang saham kedua terbesar setelah anda Tuan Hyeon Sik."

Wajah Hyeon Sik seketika terlihat buruk dan kemudian berpikir keras saat Jae Wook selesai mengatakan laporanya itu,

"Tenyata inilah alasan dewan direksi menyuruhku secepatnya kembali ke Korea,kalau begitu untuk sementara kau awasi Min Ah dulu,dan cari tau motifnya membeli saham kita?"

Jae Wook pun langsung menjawab

"Tuan Hyeon Sik,bukankah anda sudah Tau dengan jelas bahwa Nona Min Ah ingin kembali bersama anda,jika tidak untuk apa dia berhenti menjadi dokter dan membeli saham perusahaan kita,jika bukan karna ia ingin selalu dekat dengan anda."

"Jika itu karna ia ingin kembali bersamaku,maka aku bisa mengatasi hal itu kau tidak perlu khawatir."

"Tapi Tuan Hyeon Sik bagaimana dengan Nona Tania?,jika dia mengetahui anda masih akan berhubungan dengan mantan kekasih anda walaupun ini karna perusahaan,menurut anda apakah dia tidak akan cemburu?""

Hyeon Sik pun tertawa mendengar pertanyaan Jae Wook itu

"Maka kau belum mengenal siapa Tania jika kau berkata seperti itu.Aku akan memikirkan cara menyingkirkan Min Ah dan kau cari tahu siapa yang membantu Min Ah membeli saham-saham kita itu, pasti ada seseorang yang membantunya dan mereka pasti punya motif untuk itu."

Sebenarnya tanpa Hyeon Sik dan Jae Wook sadari Tania sebenarnya telah berada di depan pintu kamar Hyeon Sik dan mendengar semua percakapan mereka itu.Karna setelah Jae Wook Masuk,Tania hendak memanggil Hyeon Sik turun, namun saat ia akan mengetuk pintu kamar tersebut, ia malah mendengar percakapan Hyeon Sik dan Je Wook dari kamar itu.

Tania pun segera kembali ke kamarnya dan ia pun mulai berpikir kembali

"Apakah Song Min Ah itu adalah gadis yang di maksud pelayan cafe itu? jika memang benar dia wanita itu,maka peluang wanita itu untuk kembali dengan Hyeon Sik tidaklah mustahil."

Tania pun tertawa pahit

"tampaknya ini akan menarik,Park Hyeon Sik mari kita lihat apa kau bisa menepati janjimu padaku atau kau akan kembali ke pelukan cinta pertamamu?"

Tania berniat keluar dari kamarnya, karna ia ingat kembali tujuan ia ke atas adalah untuk memanggil Hyeon Sik,maka saat ia membuka pintu ternyata Hyeon Sik sendiri sudah berada tepat di hadapannya, Hyeon Sik pun langsung menatap mesra wanitanya itu

"Aku rasa kita benar-benar berjodoh,bahkan ini bukan pertama kalinya aku berdiri di depan pintu kamarmu, dan kau sudah membukanya tanpa aku mengetuknya lebih dulu."

Tania pun menjawab dengan makna ganda "Benarkah,kalo begitu mari kita buktikan bahwa kita benar-benar berjodoh,ataukah jodohmu masih sedang di tentukan oleh takdir."

Hyeon Sik mengangkat alisnya mendengar jawaban itu "Nyonya Park,apa maksud perkataanmu itu?,apa kau sekarang sedang berusaha merubah arahmu, ketika kau berpikir aku akan meninggalkanmu sendirian disini?"

Tania pun membalasnya

"Tuan Park,aku tidak akan mengubah arahku sedikitpun, tapi aku akan memberimu kesempatan memilih kemana sebenarnya tujuan terakhirmu,jika aku beruntung maka aku akan menjadi tujuan terakhirmu itu,namun jika takdir berkata lain maka kau tidak perlu khawatir dalam pertarungan ini,sungguh aku tidak rugi dalam hal apapun."

Hyeon Sik pun tertawa mendengar kata-kata Tania "Tania aku tahu kau wanita yang sangat cerdik,tetapi tolong tetap sembunyikan itu dari pria lain,karna pria akan selalu takluk pada wanita yang cerdas,aku bahkan belum pergi tapi tampaknya kau sudah merencanakan sesuatu setelah kepergianku."

Tania pun tersenyum

"Mengapa kau tidak berpikir bahwa aku mengatakan itu untuk dirimu sendiri,bukan untuku?,Tuan Park Hyeon Sik mungkin anda lupa,aku disini bahkan tinggal bersama dengan ibumu,sedangkan kau, bagaimana denganmu disana? Bagaimana aku tahu jika disana ada seseorang wanita yang sedang menunggumu untuk menghangatkan ranjangnya."

Hyeon Sik langsung menyandarkan tubuh Tania ke dinding saat mendengar kata-kata Tania,

"Aku tidak pernah menyangka aku akan mendengar kata-kata seperti itu keluar dari mulut manismu Tania? aku sudah sering meyakinkanmu bagaimana perasaanku padamu,tapi tampaknya hatimu masih tertutup untuku,sehingga kau tidak bisa sepenuhnya percaya padaku,aku pun tau bagaimana keras kepalanya dirimu dari awal,tapi aku selalu berusaha memahamimu Tania,namun biar ku katakan sekali lagi supaya kau puas, aku Park Hyeon Sik, tidak akan pernah membiarkan sembarang wanita untuk naik ke ranjangku,camkan itu."

Kemudian Hyeon Sik pun melepaskan Tania dengan kasar, dan ia berjalan ke bawah menuju meja makan.

Melihat Hyeon Sik yang turun sendiri ibunya pun bertanya

"Sayang dimana Tania?"

melihat wajah Hyeon Sik yang dingin maka ibunya sudah mengerti apa yang sedang terjadi,namun Hyeon Sik tetap menjawab

"Dia di atas,mungkin dia tidak akan turun."

kemudian Hyeon Sik kembali berpikir,apakah Tania mendengar percakapannya dengan Jae Wook sehingga ia menjadi aneh seperti ini.

Hyeon Sik pun ingin memastikannya dan bertanya pada ibunya

"Ma apakah tadi Tania sudah turun ke bawah?"

"Tentu saja tadi Tania sudah turun, makanya mama menyuruhnya memanggilmu untuk sarapan."

Hyeon Sik pun sekarang mengerti mengapa Tania berkata seperti itu padanya

"Ah sial,dia pasti mendengar pembicaraanku dengan Jae Wook tadi."

ia pun langsung bangkit dari meja makan dan langsung menuju kamar Tania,untuk menjelaskan hal yang sebenarnya terjadi pada Tania,namun ketika ia masuk Tania sedang berdiri di depan jendela kamar dan sedang menjawab panggilan telpon,maka tak menunggu lama ia pun langsung memeluk wanitanya itu dari belakang karna itu adalah posisi favoritnya.

Sedangkan Tania merasa ada tangan besar yang sedang memeluknya ia pun sudah tau siapa orang itu,ia hanya tersenyum,dan kemudian menutup panggilan telpon dari ibunya itu.

Melihat Tania sudah selesai melakukan panggilan telpon

Hyeon Sik pun berkata

"Apakah itu benar, kau akan membiarkanku memilih siapa yang akan menjadi jodohku itu sekalipun itu bukan kau?"

Tania pun berbalik dan menatap Hyeon Sik sambil mengangguk

"Tentu saja,apakah aku pernah berkata bohong padamu? Hyeon Sik dia mungkin lebih baik dalam mengenalmu di bandingkan aku,jadi jika suatu saat kau memilihnya bukan aku,aku akan mengerti hal itu,bagaimana mungkin kau akan memilihku yang belum 1 bulan bersamamu sedangkan dia sudah bertahun-tahun bersamamu."

Mendengarkan kata-kata Tania itu,Hyeon Sik pun menyentil dahi Tania,sehingga Tania sedikit meringis "Auhhh sakit,..?"

Hyeon Sik pun membalas

"Ternyata kau bisa merasakan sakit, saat mengatakan kata-kata itu tadi,kau bahkan tidak menunjukan rasa sakit sedikitpun.Dengarlah perkataanku ini baik-baik. Tania,Kau jangan pernah membandingkan dirimu dengan dia, aku sungguh tidak rela, Dia adalah seorang wanita yang meninggalkanku setelah 4 tahun kebersamaan kami,hanya untuk laki-laki lain yang menurutnya,bisa memberikan segala kemewahan untuknya saat itu,sedangkan kau wanita yang belum 1 bulan bersamaku,tapi kau sudah rela meninggalkan keluargamu untuku,dan setelah mengenalmu aku sekarang tahu kemana tujuan hidupku Tania."

Mendengar semua penjelasan Hyeon Sik,Tania pun berjinjit dan memberikan sebuah kecupan di bibir Hyeon Sik,ia merasa kagum mendengar pengakuan Hyeon Sik tersebut.

Melihat wanitanya sudah berinisiatif, Hyeon Sik pun memeluk pinggang Tania erat dan melanjutkan ciuman mesra mereka,sebelum perpisahan sementara mereka itu.

Kemudian setelah ciuman perpisahan itu,Hyeon Sik tersenyum dan membelai lembut bibir Tania dan berkata

"Ayo kita turun aku akan segera berangkat,sudah waktunya aku ke bandara sekarang."