Chereads / In A Broken Heart To Find You / Chapter 64 - CHAPTER 64

Chapter 64 - CHAPTER 64

Freya bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang disembunyikan Kevan akhir-akhir ini. sikap menjadi kurang hangat, banyak diam dan Sulit ditebak. bila diajak bicara pun sering tidak fokus.

seperti saat ini, Kevan sedari tadi berdiri dibalik tirai tipis jendela kamar. tatapannya kosong ke arah luar. kedua tangannya dilipat diatas dada.

setelah Freya keluar dari kamar mandi lalu ia berjalan mendekati kevan. didekapnya tubuh suaminya dari belakang seraya menempel kan salah satu pipinya dipunggung kokoh milik Kevan.

merasakan ada tangan Freya yang melingkar diperutnya, reflek tangan Kevan menyambutnya hangat.

" sayang, apa yang sedang kau pikirkan ?"

ucap Freya mengeratkan pelukannya.

" tidak ada apa-apa."

jawabnya.

" bohong."

sahut Freya tak percaya.

lalu Kevan membalikkan tubuhnya hingga akhirnya berhadapan dengan Freya.

" aku hanya takut kehilanganmu."

jawabnya seraya melingkarkan tangannya ke pinggang Freya.

mendengar itu Freya tampak mengernyitkan dahinya heran.

" aku tidak mau kemana-mana. kenapa kau berfikir aku akan pergi ? kalaupun aku pergi, itu pasti bersama mu."

jawab Freya melingkarkan tangannya kebelakang leher Kevan.

Kevan tersenyum lega mendengarnya. lalu ia mencium lembut bibir Freya. dan Freya membalas pagutannya lembut dari suaminya.

cukup lama mereka menyatukan bibirnya hingga akhirnya Freya segera membutuhkan oksigen untuk bernafas dan mengakhirinya.

Kevan lalu mengusap bibir Freya yang terlihat basah oleh ibu jarinya.

" Kev, Minggu depan anak kita, Aaron akan diwisuda. jadi kapan kita akan berangkat ke Amerika ?"

Kevan reflek menepuk dahinya.

" ya Tuhan. hampir saja lupa. bagaimana kalau besok lusa kita terbang. karena aku harus menemui tuan Adam terlebih dulu."

" tuan Adam notaris mu itu kan? ada apa menemuinya ? apa ada masalah ?"

Kevan malah memencet hidung mancung istrinya.

" aduuh. apaan sih, sakiit."

rengek Freya yang kini ujung hidungnya terlihat memerah.

" pertanyaan mu itu selalu bikin aku gemas, Fre. memberondong panjang."

Freya mengerucutkan bibirnya.

lalu Kevan menangkup kedua pipi istrinya.

" maksudku menemui tuan Adam itu hendak memindahkan seluruh aset dan kekayaanku menjadi atas nama Aaron dan Atreya."

Freya langsung menautkan kedua alisnya.

" untuk apa ? kau masih terlalu muda untuk pensiun dini, Kev. "

Kevan berjalan kembali ke arah jendela kamar. menerawang jauh ke luar seraya memasukan kedua tangannya kedalam saku celana.

" bukan begitu. Aaron dan Atreya sudah dewasa. sudah saatnya aku mengalihkan segalanya untuk mereka. apalagi sekarang Aaron sudah selesai pendidikannya. jadi ia harus menggantikan posisiku. aku hanya ingin dihari tuaku nanti hanya menikmati hasilnya dan hanya menghabiskan waktuku bersamamu. itu saja cita-cita ku, sayang."

Freya begitu terharu mendengar ucapan Kevan. ternyata begitu besar rasa cinta suaminya itu. memang terkadang dulu Kevan suka bersikap kasar padanya, bahkan sampai mengancamnya segala. tapi sesungguhnya ia melakukan itu hanya karena Kevan sangat takut kehilangannya. sikapnya sulit ditebak tetapi seiring bertambahnya usia dan sejak Atreya terlahir, Kevan tidak pernah lagi berlaku kasar dan bahkan bisa dibilang penyayang keluarga.

" kau mau kan terus mendampingiku selamanya, freya Finnian Geralt ?"

Kevan menarik pinggang Freya menjadi lebih dekat dengan tubuhnya.

" apa kau sedang melamar ku lagi ?"

tanya Freya tertawa.

Kevan tak menjawab. ia malah kembali mencium bibir ranum istrinya dan menjalar ke area leher jenjang freya yang selalu tampak seksi, seraya tangan kevan yang menyelusup kedalam baju mencari gundukan sintal milik istrinya.

" auuch. sekarang kau sedang merayu ku ?"

desah Freya.

" kalau iya, memangnya kau bisa apa ? berani menolak ku ?"

Kevan langsung menggendong tubuh Freya ala bridal dan merebahkan nya ke atas ranjang. tujuannya ya apalagi, menuntaskan keinginannya disana.

***

" kalian akan berapa lama di Amerika, dad ?"

tanya Atreya.

" setelah kakakmu diwisuda kami akan segera kembali. kau sementara tinggal dengan nenek Larry dulu ya. "

jawab Kevan dengan pandangan fokus ke laptop yang ada dipangkuannya.

" baiklah. aku akan tinggal bersamanya. asal kalian jangan terlalu lama saja. aku tidak terbiasa tinggal dengan nenek Larry yang jutek itu."

gerutu atreya seraya memutar kursi rodanya menuju meja hendak mengambil remote tv.

" tidak baik kau bicara begitu, sayang. dulu mom juga sama beranggapan bahwa nenek Larry itu galak, tapi ternyata kenyataannya tidak begitu. hatinya baik kok. kau hanya belum mengenalnya lebih dekat."

kata Freya yang baru saja datang dari arah dapur membawa secangkir kopi untuk Kevan. lalu diletakkan nya diatas meja.

" andai saja nenek Shofi kemari. mungkin aku tak perlu mengungsi ke rumah nenek Larry."

sahut atreya sambil memencet-mencet tombol remote mencari channel TV yang asik.

" kalau begitu kau ikut saja."

ucap Freya.

" tidak, sayang. aku tidak mau atreya kecapean disana. lagian kita di amerika hanya beberapa hari. ini bukan liburan."

cegah Kevan menatap tajam pada Freya tanda kata-katanya itu serius. dan Freya tidak bisa membantahnya, begitu juga dengan atreya.

" iya deh, aku disini saja. hanya beberapa hari saja kan ?"

atreya memastikannya lagi seraya memandang ke arah Freya.

" iya, sayang."

balas Freya tersenyum seraya mengelus pipi atreya lembut.

Kevan lalu memandangi istri dan anaknya itu dengan penuh cinta dan rasa damai.

" semoga keluarga kita akan selamanya seperti ini."

gumamnya dalam hati.

Hidup bersama dalam sebuah keluarga yang harmonis dapat mendatangkan banyak manfaat baik secara meteriil maupun moril. Dimensi dalam kedekatan hubungan orangtua dan anak, yaitu adanya saling ketergantungan, keterhubungan, dan kemandirian.

.

.

.