Chereads / In A Broken Heart To Find You / Chapter 49 - CHAPTER 49

Chapter 49 - CHAPTER 49

tiba-tiba pintu kamar Freya ada yang mengetuk beberapa kali. ia langsung terperanjat dari tidurnya lalu membuka pintu kamar perlahan.

disana tengah berdiri seorang Gadis berambut lurus panjang sebahu, tinggi semampai namun tetap dibawah tinggi badannya Freya, dan berwajah Oriental seperti artis cantik Dian Sastro.

" hai, kak Freya. apa aku mengganggu istirahat mu ?"

sapanya terlihat manis.

Freya tampak membulatkan matanya lalu tersenyum.

" oh, tidak. Laras. ayo masuklah ke kamarku."

gadis yang bernama Laras pun masuk mengikuti Freya yang berjalan lebih dulu, lalu duduk ditepian ranjang.

" kak Fre, ternyata kamarmu ini besar juga ya. aku baru menyadarinya."

ucapnya sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar.

" lalu mengapa kau tidak memakai kamarku saja ?"

tanya Freya.

" ah, tidak. lagian setelah ku menikah nanti akan tinggal dirumah mertuaku."

ucap Laras.

Freya hanya menanggapinya dengan senyuman sambil memperhatikan wajah Laras yang ceria itu.

terlihat guratan kebahagiaan diraut wajahnya. ya, namanya juga calon pengantin pasti terlihat bahagia menjelang pernikahannya.

" kak, boleh tidak aku bertanya sesuatu yang lebih pribadi ?"

tiba-tiba raut wajah Laras berubah seketika. yang awalnya nampak bahagia menjadi sedikit murung.

" Hey, kau kenapa, Laras ? bicaralah !!"

Freya menggeser tempat duduknya mendekati Laras seraya mengangkat wajah Laras agar sejajar dengan wajahnya.

Laras pun langsung mendekap kedua lengan Freya.

" aku takut, kak."

lirihnya.

" takut apa ?"

" aku kadang ragu dengan pernikahanku sendiri."

lirihnya.

Freya mengernyitkan dahinya keheranan.

" takut dan ragu kenapa, ras ? aku jadi bingung. kalian saling mencintai kan ? meskipun yang ku dengar dari Tante Lastri, memang awalnya karena perjodohan. bukan begitu ?"

" iya kak, awalnya dia memang tidak menyukai ku ketika kami sekeluarga berkunjung ke rumahnya. namun setelah giliran mereka yang berkunjung ke rumah ini, tiba-tiba dia langsung memutuskan ingin segera menikahi ku. aneh bukan ?"

" ya... mungkin pria itu baru sadar kalau kamu memang pantas untuknya. kamu mencintai dia kan ?"

ujar Freya mencoba berfikiran positif saja agar Laras tidak kepikiran.

" iya lah, ka. sejak awal bertemu juga aku sudah langsung menyukainya. calon suamiku itu ganteng banget lho, kak. besok aku kenalin deh. tapi awas ya kalau kak Freya jadi ikutan suka. Laras gak ikhlas pokoknya."

mendengar itu membuat Freya tertawa terpingkal-pingkal.

"memangnya pria itu seganteng apa sih. apa gantengnya memang mengalahkan Kevan, suamiku ?"

gumamnya dalam hati.

" kamu tenang saja, Laras. mana ada pria yang menyukai wanita yang tengah berbadan dua seperti ku ini."

ujar Freya sambil meletakkan kedua tangannya dipinggang dan membusungkan perutnya kedepan.

Laras tertawa sekilas namun pandangan kembali menunduk. seperti ada sesuatu yang memberatkan hatinya.

Freya memegang kedua bahu Laras dan menatapnya.

" Laras, apa ada sesuatu yang mengganjal mu ? katakanlah. mungkin aku bisa membantu mu."

Laras mengangkat wajahnya lalu menatap Freya.

" aku sudah membohonginya, Ka."

lirihnya.

" bohong apa?"

" dia pernah bertanya kepadaku, apakah aku masih perawan atau tidak. terus aku bilang iya."

Freya tiba-tiba menyempitkan sudut matanya curiga.

" terus-- kamu bilang iya padahal tidak maksudnya ?"

Freya mulai mengerti alur cerita Laras yang dari tadi muter-muter.

Gadis itu langsung menangis sambil memeluk Freya.

" gadis jaman sekarang." gumam freya dalam hati.

Ia berusaha menenangkan Laras. lalu pelan-pelan mendorong tubuh Laras dari rengkuhannya dan manangkup kedua pipi lonjongnya. menatap hangat mata laras yang sembab.

" sudahlah. memang seharusnya kamu jujur dari awal. jangan ada yang ditutupi karena takutnya seperti ini akan terjadi. saat telah menikah nanti, dikhawatirkan suamimu akan kecewa bila mengetahuinya."

kata Freya seraya menghapus air mata Laras dengan kedua ibu jarinya.

" terus aku harus bagaimana sekarang ? kalau jujur sekarang takutnya dia membatalkan acara pernikahannya. dan orangtuaku akan tau bahwa anaknya tidak bisa menjaga kehormatannya sendiri. tapi kalau tidak jujur, ia akan mengetahuinya pas malam itu juga. aku bingung, kak Fre."

ucap Laras terlihat frustasi memikirkannya.

Freya hanya terdiam. ia juga bingung harus berkomentar apa. Beruntunglah ia tidak mengalaminya, karena kehormatannya ia berikan untuk seseorang yang telah menjadi suaminya. walaupun direngut harus dengan cara yang tidak mengenakkan seperti itu.

" apa kak Freya pernah mengalaminya ?"

tanya Laras ragu-ragu.

Freya tersenyum lalu menggeleng.

" tidak, Laras. suamiku orang pertama yang menyentuhku."

Laras membulatkan matanya lebar-lebar.

" benarkah itu, Kak ? Hebat. aku kagum sama kak Freya. andai waktu bisa diputar, aku pun tidak akan terbuai begitu saja pada lelaki yang statusnya hanya kekasih saja yang belum tentu akan menjadi jodoh kita."

ujar Laras penuh penyesalan.

" lantas sekarang apa yang akan kau lakukan ?"

tanya Freya kemudian.

" aku tidak mungkin bicara jujur sekarang, kak. aku takut ia kan membatalkan nya dan aku tidak mau orangtuaku menjadi malu. biarlah aku yang akan menanggung akibatnya, ketika malam pertama itu tiba."

ucap Laras terdengar pasrah.

Freya mengusap-usap lembut punggung Laras.

" semoga dia bisa menerimamu apa adanya ya, ras. aku akan berdoa untukmu."

" iya, kak. semoga saja."

jawab Laras penuh harap.

mereka tampak saling berpelukan seperti layaknya kakak beradik. Freya juga tidak menyangka bisa langsung sedekat ini dengan Laras yang baru bertemu dua kali saja seumur hidupnya. itu pun terakhir bertemu disaat Freya masih SMP ketika berkunjung ke Jogja bersama Shofi waktu itu.

" hey, kalian kok saling peluk-pelukan begini, ada apa ?"

tiba-tiba Lastri datang ke kamar Freya dan mendapati keduanya.

Freya pun perlahan melepaskan tangan Laras. begitu juga dengan Laras yang sibuk mengelap pipinya yang masih terlihat basah itu.

" coba saja dari kemarin kamu tinggal disini, Fre. jadi Laras berasa punya kakak Perempuan tuh."

ucap Lastri seraya membelai rambut Freya.

" iya Tante."

" Ayo, sekarang kita makan dulu yuk ! Tante sudah masakin sayur asem sama ayam goreng kremes."

" wah-- enak itu, Tante."

ucap Freya jadi semangat karena dari tadi sebenarnya sudah menahan lapar. hanya ia masih merasa sungkan untuk pergi ke dapur mencari makanan.

" ayo, kak. kita makan."

ajak Laras sambil menarik tangan Freya beranjak dari duduknya.

Freya dengan senang hati mengikuti ajakan Laras. dan mereka pun akhirnya menjalani ritual makan malamnya dengan tenang sambil diselingi obrolan-obrolan ringan yang membuat suasananya menjadi lebih hangat.

.

.

.