Chereads / Posesif Bos / Chapter 34 - EPILOG

Chapter 34 - EPILOG

Bryan Pov

Awal pertama kali mendapat laporan dari Admin HRD bahwa ada seorang peserta ingin melamar pekerjaan di perusahaannya. Aku sebenarnya tidak tertarik untuk menerima staf tambahan. Tetapi saat di buka berkas, aku keliru pasphoto ukuran 4x6 berwarna background warna merah.

Mengecek semuanya CV itu, aku boleh mengakui kalau peserta ini cocok di jadikan sekretarisnya. Aku langsung meminta Admin HRD untuk segera menelepon peserta terakhir ini.

Aku ingin tahu seberapa dia bertahan menjadi sekretarisku nanti. Selama ini tidak ada yang kerasan menjadi sekretaris di perusahaan PT. Bryant Group.

****

Sementara di rumah kontrakan Helen masih sibuk dengan lowongan kerja dan surat kabar sampai di internet. Jauh dari kampung terbang ke Jakarta itu benar tantangan yang begitu berat baginya. Ini yang diinginkan oleh Helen sendiri.

Drrtt... Drrtt.... Drrtt....

Ponselnya bergetar di atas meja kecil, segera dilihat nomor tidak dikenalnya. Tidak butuh waktu lama. Ia pun mengangkatnya.

"Halo..." sambutnya lebih dulu.

"Halo, dengan Helen Jovanka Kimberly?"

"Iya, dengan saya sendiri. Ada apa ya?"

"Kami dari perusahaan PT. Bryant Group, beberapa hari Ibu Helen meletakkan lamaran ke perusahaan kami, benar?"

"Iya, benar sekali."

"Ibu bisa datang ke perusahaan kami pukul 1 siang ini. Kami ingin menguji IQ dan beberapa psikotes. Jangan lupa bawah alat tulis ya."

"Oh... baik, jam 1 siang ini ya. Oke... nanti saya ke sana. Terima kasih, ya."

"Baik, Bu. Jika tidak ada pertanyaan lagi. Berarti sudah jelas ya. Selamat pagi, ibu Helen."

"Ya, pagi juga..."

Setelah selesai menerima panggilan, ia telah berhasil di panggil untuk interview. Segera ia bereskan semua barang ada di meja serta laptopnya. Waktunya ia bersiap untuk berangkat ke perusahaan dimana ia lamar itu.

Lima belas menit kemudian.....

Perjalanan menuju perusahaan PT. Bryant Group tidak membuatnya menyipit kemacetan. Helen telah berdiri di salah satu gedung tinggi sangat tinggi beberapa lantai itu membuat lehernya pegal seketika.

'Oke.... Helen... semangat kamu pasti bisa!' – batinnya dalam hati menyemangati dirinya sendiri.

Ia pun masuk menuju tempat informasi, wanita itu cantik dan sangat cantik tapi terlalu menor mukanya.

"Maaf, mbak ..., saya ingin melakukan interview atas nama Helen Jovanka Kimberly," katanya beritahu kepada bagian informasi.

"Oh iya, mbak. Langsung saja masuk ke dalam lift, mari saya antarkan," ucapnya kemudian berdiri dari tempat duduk membawa Helen ke lift.

Helen sih mematuhi, kan, ia juga tidak tahu bakalan bisa di terima sama perusahaan sebesar ini. Tidak sia-sia sih kalau ia kuliah mendapat pekerjaan di sini. Semoga saja apa yang ia inginkan tercapai.

Sampai lantai tujuan, wanita itu tidak tahu siapa namanya keluar mempersilakan Helen mengikutinya. Dari apa yang Helen lihat semua sibuk kegiatan masing-masing. Ada yang melirik sebentar arah Helen, ada yang menatap garang seperti ingin mencakar wajahnya.

Berhenti di sebuah ruangan, wanita itu mengetuk pintu tiga kali. Lalu terdengar suara di dalam mempersilakan masuk. Di buka pintu, wanita itu menghadap di meja seseorang siapa lagi kalau bukan atasannya.

"Permisi, Pak. Atas nama Helen Jovanka Kimberly sudah datang," lapor wanita itu sopan.

"Ya, persilakan dia masuk," jawab Bryan

"Baik, Pak."

Helen yang berdiri sambil melihat sekeliling wanita itu meminta dia masuk ke dalam, ia pun mematuhi kembali. Saat masuk ke dalam seorang lelaki yang tampan, alisnya tebal dan mempunyai jiwa kepemimpinan. Helen berdiri tak jauh dari sana.

"Silakan duduk!" perintahnya.

Helen pun duduk tepat di seberang kursi itu. Cukup lama menatap wajah Helen. Helen jadi tidak nyaman sama tatapan itu.

'Gila, dia manis dan cantik. Cocok ini jadi bini aku.' – Batin Bryan.

Membahas beberapa kinerja dan privasi lainnya, Bryan tertarik dengan sikap mandiri Helen.

"Oke, mulai besok kamu sudah masuk kerja. Untuk posisi nanti akan HRD sampaikan."

****

Keesokan harinya Helen bekerja di hari pertama, di dalam kantor posisinya sekarang itu tidak ke pikiran sejauh kalau dia mendapat posisi sebagai sekretaris Bryan saat HRD memberitahukan kepadanya setelah sampai di kantor.

Tahap pertama masih santai, tidak ada kendala untuk pekerjaan. Kemudian tahap kedua tetap sama masih santai. Para karyawan baik-baik dan ramah. Tiba-tiba setelah pertemuan keluarga Bryan datang dengan seorang wanita yang sangat cantik mirip modeling di televisi itu.

Ternyata Pak Bos perusahaan Bryan di jodohkan oleh orang tua dengan rekan bisnis perusahaan PT. Angkasa Cup Kalimantan Barat, seorang putri bernama Friska. Helen sih tidak terlalu fokus banget sama begituan. Ia melakukan pekerjaan sudah lebih cukup.

Selama bekerja di perusahaan Bryan selama enam bulan lamanya, Pak Bos semakin aneh di buat olehnya. Helen yang dari sekretaris menjadi pekerjaan kacung olehnya. Peraturan berubah seketika dari peraturan menyebalkan adalah tidak boleh akrab dengan karyawan lain, kemudian peraturan menjengkelkan selalu menelepon pesan makanan tidak tanggung–tanggung, lalu peraturan menahan kesabaran adalah suka memecat orang lain tanpa alasan. Dari tidak mengeluh dari Helen sendiri menjadi mengeluh setiap hari.

Hingga suatu ketika Helen bertahan kerja di perusahaannya selama dua tahun lebih. Bryan mengungkapkan perasaan kepada Helen, dari ciuman pertama hingga akhir. Sampai pertemuan orang tua Bryan. Di restui oleh kedua orang tua mereka melamar Helen dramatis. Pada akhirnya, Helen dan Bryan menikah dan dikaruniai dua kembar Putra dan Putri yang begitu manis dan Chubby.

****