Qu Tan'er pikir, berdiri di tengah ruang akan membuat jarak yang cukup jauh dengan Mo Liancheng. Namun ternyata dia telah memiilih tempat yang salah.
Tidak peduli apakah Mo Liancheng menundukkan kepala atau tidak, dia bisa melihat Qu Tan'er dari ujung kepala sampai kaki dengan sekali lirikan. Tan'er merasa sangat tidak nyaman, posisi itu membuat dirinya seperti tahanan yang sedang diadili.
Mo Liancheng mengangkat alis, tapi masih belum mengangkat kepalanya. Dia dengan sabar menunggu kelanjutan ucapan Qu Tan'er.
"Sebenarnya bukan masalah besar. Tan'er hanya merasa Pangeran sudah duduk cukup lama di ruang belajar, Pangeran mungkin bisa beristirahat dulu di kamar." Entah omong kosong apa yang baru dikarangnya tadi. Kalimat yang sudah dia siapkan sebelumnya malah tidak diucapkan sama sekali.
"Kamu mencemaskan aku?"
"Iya. Aku memang mencemaskanmu." kata Qu Tan'er.
"Jadi tidak ada masalah lain lagi selain itu?"
"Tidak ada."