Mo Liancheng menarik tangannya tanpa mempedulikan Mo Fengyang yang cemberut dan berkata, "Fengyang, sudah waktunya aku pulang." Dia terlihat sedikit senang saat melihat Qu Tan'er.
"Kak Liancheng?"
"Kamu juga tahu kan kalau aku tidak suka berlama-lama di istana." ujar Mo Liancheng. Walaupun dia sedang menghadap Mo Fengyang, namun pandangan matanya tetap tidak beralih dari Qu Tan'er. Gadis itu menundukkan kepalanya sedikit dan sudut bibirnya terangkat seakan-akan tersenyum. Pandang saja terus, lagi pula, dia tidak merasa rugi sedikit pun bila ada orang yang memandangku, ujar Qu Tan'er dalam benaknya.
"Jadi maksud Kak Liancheng, Fengyang boleh sering main ke kediaman Kakak?"
"Kalau soal itu, kamu harus tanya istriku, apa dia mau menyambutmu atau tidak."
"Eh?" Qu Tan'er terkesiap. Tidak disangka Mo Liancheng menunjukknya untuk mengambil keputusan. Dia menatap Mo Liancheng dengan heran, lalu melihat Mo Fengyang. Dia tahu bahwa pria itu sengaja.