Lalu, Jingxin pun menceritakan segala hal yang dia tahu mengenai Qu Tan'er. Namun, cerita mengenai gadis itu sangatlah panjang. Saking panjangnya, dia menceritakannya hingga pagi hari.
****
Pagi ini udara terasa dingin karena musim dingin sudah dimulai. Saat terbangun, Qu Tan'er sudah melihat Mo Liancheng duduk tenang di tepi ranjang dengan mata terpejam. Dia bergerak sedikit dan kelopak mata suaminya lantas terbuka.
"Sudah bangun?" Suara serak nan tenang terlontar lembur dari bibir Mo Liancheng.
"Kenapa kamu begitu pagi ke sini?"
"Bukannya sudah seharusnya aku di sini?"
"..." Qu Tan'er merasa ada yang berbeda dengan Mo Liancheng. Dilihatnya wajah sang Pangeran, kemudian dia mengerutkan kening dan berkata, "Raut wajahmu pucat sekali."