Apa sih yang diinginkan pria ini? Pikir Qu Tan'er sambil mengepalkan tangannya erat-erat. Kini hatinya terasa diremas-remas dengan perasaan campur aduk.
Mo Liancheng meletakkan mangkuk kosong, lalu dengan lembut bertanya, "Mau duduk dulu atau… berbaring? Atau turun dari ranjang dan jalan-jalan sebentar? Tapi jangan keluar dari pintu kamar. Aku sudah mengabarkan kepada orang luar bahwa kamu masih tak sadarkan diri."
"Baik, aku mengerti."
"Hari ini aku akan menemanimu," ujar Mo Liancheng. Dia bersandar di sisi lain, tepat berhadapan dengan Qu Tan'er. Dua pasang mata milik keduanya saling bertatap-tatapan.
"Kamu…" Sangat aneh, kata Qu Tan'er dalam hati.
"Tanya saja," celetuk Mo Liancheng. Dia sudah mengetahui kalau banyak pertanyaan hinggap dalam benak Qu Tan'er.
"Tidak ada…" Qu Tan'er menggigit bibirnya keras, kemudian berkata, "Tidak, to the point saja!"
Mo Liancheng pun menaikkan alisnya bingung, "Apa maksudnya?"
