Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Pembunuh Bayaran Terhandal

🇮🇩peiipe
--
chs / week
--
NOT RATINGS
25.7k
Views
Synopsis
Hidup seorang anak berusia 8 tahun yang diterlantarkan oleh saudara saudarnya, karena tidak mempunya ayah dan ibu dia menjadi anak terlantar yang lusuh dengan badan yang kecil. Hingga suatu hari dia ditemukan oleh pria paruh baya dengan penampilan jas hitam celana hitam yang ternyata adalah petinggi dari kelompok Hitam Pembunuh Bayaran.
VIEW MORE

Chapter 1 - Pengadopsian

Terlihat anak kecil yang lusuh dengan badan kurus kering yang sedang terdiam dicelah celah pertokoan, hingga ada seseorang yang melihatnya dengan tatapan kasihan dan menghampirinya.

"Hei nak apakah kamu ingin ikut denganku?". Ucap seorang pria paruh baya yang berpakain serba hitam.

"Siapa paman? Kenapa pama ingin membawaku? Akukan anak gelandangan yang tidak pantas dipandang oleh paman yang terlihat seperti orang kaya.". Ucap anak kecil yang terlihat lemah.

"Ah saya adalah Hendrik Helsond, karena kamu terlihat belum makan apa apa seghingga badanmu terlihat kurus sekali nak mangkanya pama ini ingin mengajakmu kekediaman paman? Bagaimana? Kalau masalah makanan kamu tidak perlu khawatir". Ucap Hendrik kepada anak kecil itu.

"Nama saya Nathan Registhan paman, dan apakah paman yakin membawa anak lusuh, kurus kering seperti saya ini". Ucap Nathan

"Kenapa tidak yakin? Kan saya yang ingin mengajak nak Nathan untuk kekediaman saya, jika ada yang berani mengeluh tentangmu akan paman hajar sampai babak belur orang itu.". Ucap Hendrik sambil sedikit merayu Nathan.

"Baiklah paman aku akan ikut denganmu". Nathan berfikir mendapatkan tempat tinggal baru tidak ada salahnya, dari pada harus jadi gelandang tanpa makanan.

Sambil bejalan menuju kekediaman Hendrik, Hendrik mulai membuka suaranya lagi. "Nak Nathan, apakah kamu mempunyai orang tua?". Tanya Hendrik.

"Orang tua saya suah lama meninggal pama". Ucap Nathan yang sedikit memasang wajah sedih.

"Oh maafkan paman nak, seharusnya paman tidak menyakan tentang itu". Merasa bersalah pertanyaannya, Hendrik meminta maaf kepada Nathan.

"Oh tidak apa apa paman". Nathan mulai menyukai sifat Hendrik yang rendah hati.

"Nak Nathan, apakah saudara saudaramu tidak ada yang mengurusmu hingga kamu bisa terlantar seperti itu?". Tanya Hendrik karena penasaran dengan saudara saudara Nathan yang sepertinya tidak ada yang mau mengurusnya.

"Ahh saudara ya...mungkin sejak dulu aku memang tidak memiliki saudara, paman, karena mereka sama sekali tidak peduli padaku". Ucap Nathan dengan raut wajah yang sedikit marah.

Mendengar ucapan Nathan yang masih kecil dengan raut wajah sedikit dendam, Hendrik mulai geram dengan orang orang seperti itu, bagaimana tidak geram, saudaranya memiliki darah yang sama dengan Nathan tetapi tidak ada yang peduli dengan kehidupan anak berusia 8 tahun itu. "Jika memang saudaramu tidak menginginkanmu bagaimana jika kamu menjadi anakku saja Nak Nathan?". Ucap Hendrik

"Paman yakin mengadobsi anak sepertiku? Yang saudara saudaraku saja tidak ingin mengurusku?". Ucap Nathan dengan sedikit harapan.

"Ya, paman yakin, lagian paman tidak memiliki anak sama sekali, tidak ada salahnya sesekali memiliki anak walaupun anak adobsi pun tidak masalah". Ucap Hendrik.

Mendengar ucapan Hendrik, Nathan langsung memasang senyum indahnya, pada dasarnya Nathan adalah anak yang ceria dengan wajah yang tampan, jika saja tidak lusuh mungkin ketampanannya akan semakain perfect.

"Baiklah paman....apakah aku boleh memanggil paman dengan sebutan ayah?". Ucap Nathan sambil menundukkan sedikit kepalanya.

"Panggil aku ayah, mulai sekarang kamu akan menjadi anakku anak satu satunya Hendrik Helsond". Ucap Hendrik dengan bangga.

..............

Sudah hampir satu tahun Nathan menjadi anak dari Hendrik Helsond, yang diketahui adalah petinggi dari koelompok Hitam Pembunuh Bayaran, walaupun Nathan mengetahui pekerjaan ayah barunya dia sama sekali tidak mempermasalahkannya, Nathan sudah bahagia memiliki ayah baru jadi dia tidak akan membiarkan ayahnya masuk kedalam masalah yang menyangkut nyawa ayahnya.

Keseharian Nathan yaitu membaca, berlatih beladiri,  agar bisa membantu ayahnya kelak.

"Nathan, kamu akan ayah sekolahkan agar wawasanmu tentang pendidikan semakin luas". Ucap Hendrik.

"Sekolah dimana ayah?". Ucap Nathan dengan sedikit terkejut karena dia baru sekarang merasakan yang namanya sekolah, itu adalah impian Nathan sejak lama.

"Ayah akan sekolahkan kamu di sekolah khusus yang didirikan oleh ketua dari komunitas Hitam Pembunuh Bayaran, karena pendidikan disana melebihi dari pendidikan sekaloh sekolah lainnya". Ucap Hendrik.

Ya sekolah yang didirikan oleh ketua Komunitas Hitam Pembunuh Bayaran memang melebihin sekolah pada umumnya, karena yang diajarkan disana tentang sosial sosial, pendidikan dasar, serta cara kerja para pembunuh bayaran.

Hendrik melihat anaknya yang pintar dalam seni beladiri serta pintar dalam mengolah kata, dia berfikir akan cocok jika Nathan masuk ke sekolah yang didirikan oleh ketua Pembunuh Bayaran.

"Jika kamu tidak mau masuk kesekolah yang ayah sarankan kamu bisa menolaknya dan masuk ke sekolah lain Natahan". Ucap Hendrik yang tidak memaksa anaknya sama sekali.

Berbeda dengan perkiraan ayahnya yang menurutnya Nathan tidak ingin bersekolah disekolah yang disarankan ayahnya, akan tetapi Nathan malah menginginkan sekolah seperti itu yang bisa membantu ayahnya dalam segala bidang.

"Tidak ayah, aku malah ingin masuk sekolah seperti itu agar bisa membantu ayah jika aku sudah dewasa nanti". Ucap Nathan dengan percaya diri.

Mendengar ucapan anaknya, Hendrik sedikit bergetar dihatinya, dia tersentuh akan perkataan anaknya yanh ingin membantu ayahnya jika sudah dewasa nanti. Hendrik memasang senyum lebar bahagianya memiliki anak seperti Nathan yang mementingkan ayahnya.

"Ahh kamu memang anak yang terbaik Nathan". Ucap Hendrik yang sedang bahagia dan meneruskan ucapannya. "Baiklah, sekolah akan dibuka 2 hari lagi, ayah akan menyiapkan segala sesuatu yang akan kamu butuhkan disana."

"Terima kasih ayah." Ucap Nathan sambil memasang muka bahagianya yang tampan dan perfectnya.

Penampilan Nathan sekarang sudah seperti pangeran, berbeda dengan dia yang dulu lusuh dan kurus kering. Bahkan tingginya sudah mencapai 160 cm dengan umur yang masih 8 tahun. Jika ada gadis yang melihat penampilan Nathan sekarang ini mungkin akan gampang sekali jatuh cinta pada pandangan pertamanya.

Sedangkan Nathan lebih mementingkan ayahnya dari pada mementingkan perempuan, dia masih tidak ingin memikirkan perempuan karena melihat umurnya yang masih sangat muda.

Menurut pemikiran ayahnya, pendidikan yang akan dia tuju itu berbeda dengan pendidikan pendidikan pada umunya, jika ingin lulus dari pendidikan komunitas Hitam Pembunuh Bayaran itu membutuhkan waktu sekiranya sekitar 9 hingga 10 tahun paling cepat sedangkan untuk waktu yang paling lama tidak terbatas, karena pendidikan yang disediakan komunitas akan dinyatakan lulus jika memenuhi syarat yang akan ditentukan oleh ketua dari komunitas Hitam Pembunuh Bayaran.

Syarat yang ditentukan seperti IQ murid harus diatas rata rata, dikarenakan profesi yang akan diambil membutuhkan pemikiran yang luas tentang dunia.