Sudah tiba waktunya Nathan mengikuti ujian penentuan kelasnya, Nathan diberi selembar kertas ujian yang isinya menurut Nathan tidak terlalu sulit, karena Nathan sering membaca buku buku yang ada diperpustakaan dirumahnya, jadi pengetahuannya sudah berada di atas rata raya.
Tidak menunggu lama lagi, Nathan langsung mengisi semua soal soal yang disuguhkan untuk ujiannya penentuan kelasnya.
"Bu Guru, kalau sudah selesai bisa saya simpan dimana lembar ujiannya?". Tanya Nathan yang sudah menyelesaikan semua jawabannya dengan waktu 10 menit.
Mengingat waktu ujian pada dasarnya hanya 30 menit, Nathan hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk menyelesaikan ujiannya.
"Apakah kamu serius sudah selesai? Coba diperiksa kembali, siapa tau ada yang salah dengan jawaban kamu". Ucap Guru yang masih tidak percaya, dengan waktu 10 menit sudah ada yang mau mengumpulkan lembar ujiannya.
"Saya sudah periksa semua jawabannya saya bu guru, dan tidak ada yang saalah dengan jawaban saya". Ucao Nathan dengan percaya diri
Melihat muridnya dengan santai mengucapkan kalimat tersebut, bu guru pun mengambil lembar ujian dari tangan Nathan, setelah beberapa menit memeriksa jawaban Nathan, bu gurunya langsung menutup mulutnya dan matanya melebar tidak percaya dengan semua jawaban ujian yang dijawab oleh Nathan, semua soal ujian dijawab dengan tepat sasaran.
"K-k-kamu boleh keluar nak, karena kamu sudah selesai dengan ujiannya". Ucap bu guru dengan gugup, baru sekarang dia melihat semua soal ujian dijawab dengan benar dan tepat.
"Terima kasih bu guru". Ucap Nathan sambil menundukkan kepalanya sebentat dan mulai berjakan keluar ruangan ujian.
...........
Sudah 2 jam berlalu, tiba waktu daftar daftar kelas serta murid murid yang akan mengisi kelas masing masing sesuai dengan nilai ujiannya.
Terlihat pria setengah baya membawa beberapa lembar kertas yang ingin dia tempel dipapan pengumuman, setiap kertas tertuliskan kelas serta murid yang masuk kelas yang sudah di tentukan.
Nathan mencari daftar namanya dari kelas KD.J dan tidak menemukannya diaterus mencari namanya lembar kertas masing masing dan sama sekali tidak melihat daftar namanya.
"Tersisa satu lembar kertas lagi yang belum kuperiksa, jika namaku tidak ada, apakah aku tidak lulus ujiannya?". Nathan mulai panik, takut namanya tidak ada dilembar kertas yang tersisa.
Setelah memaca masing masing nama murid yang berada dikelas KD.A, Nathan mulai menemukan namanya yang berada dikelas KD.A yang berarti Nathan berada dikelas terpintar. Mengingat kembali kelasnya, hati Nathan mulai berdebar gembira, setidaknya ada yang bisa dibanggakan didepan ayahnya nanti.
"Aku akan membuat kejutan untuk ayah". Ucap Nathan dengan wajah senyum manisnya, sambil berjalan kembali kekamarnya.
Setibanya dikamar, Nathan menemukan tiga teman sekamarnya sudah berada ruangan kamarnya. Nathan langsung menghampiri mereka dan mulai mengobrol dengan mereka.
"Kalian semua berada di kelas apa". Tanya Nathan.
"Saya berada dikelas KD.A, hebatkan hebatkan". Ucap Jackson yang menginginkan dipuji oleh teman temannya.
"Bukan cuma kamu saja yang berada di kelas KD.A, saya juga berada di kelas KD.A tau". Ucap Rangga.
"Ya, saya juga berada dikelas yang sama dengan kalian berdua". Ucap Daniel.
"Kalau kamu Than masuk kekelas apa?". Tanya Jackson.
"Ah saya ya mmmmm saya juga masuk dikelas yang sama dengan kalian bertiga". Ucao Nathan sedikit tersenyun, mengingat teman sekamarnya masuk kelas yang sama dengannya Nathan sedikit bersyukur, karena ada yang bisa dia ajak berbicara dikelasnya nanti.
........
Tiba waktunya untuk memasuki kelas, Nathan dan tiga temannya jalan beriringan menuju kelasnya, setelah sampai dikelasnya terlihat hanya ada sekitar 20 murid saja yang masuk kekelas KD.A. Terbukti kelas KD.A memang sulit untuk anak dengan kepintaran rata rata.
Semenjak Nathan masuk kekelasnya, ada beberapa pasang mata yang memperhatikannya akan tetapi Nathan tidak mempermasalahkan tatapan orang lain. Sampai ada seorang gadis dengan usia sepantaran dengan Nathan menghampirinya.
"Apakah kamu yang namanya Nathan Helsond?". Ucap gadis itu.
Nathan kebingungan, seingatnya dia tidak mengenali siapapun selain teman sekamarnya. "Ya, itu aku sendiri".
"Apakah kau memakai nama keluargamu untuk mendapatkan nilai tertinggi!?". Ucap gadis itu dengan muka sedikit melecehkan.
"Nilai tertinggi?? Aku bahkan tidak mengetahui nilaiku yang tertinggi, bagaimana mungkin aku memakai nama keluargaku?". Ucap Nathan sedikit tidak percaya dengan nilainya yang menduduki peringkat tertinggi.
Keluarga Helsond terkenal dengan Pembunuh berantai, semasa muda, Hendrik bisa membunuh tanpa meninggalkan jejak sedikitpun, bahkan polisi dengan susah payah mencari jejak dari Hendrik tetapi hasilnya bahkan nihil, tidak mendapatkan petunjuk sama sekali.
Mangkanya keluar Helsond tidak ada yang berani mengusik sama sekali, bahkan bisa dibilang keluarga terpandang di Komunitas Hitam Pembunuh Bayaran, yang berani mengusik keluarga Helsond hanya ketua dari Komunitas Hitam Pembunuh Bayaran saja.
"Ohh apakah benar kata katamu itu". Ucap gadis yang masih mencari masalah dengan Nathan.
"Ya, jika kamu memang tidak percaya ya silahkan, tidak ada ruginya untukku". Ucap Nathan dengan nada sebodo amat.
Mau tidak mau gadis itupun percaya, mendengar ucapan Nathan yang tidak ada jejak kegugupan sama sekali.
"Perkenalkan namaku Angelica Putri". Ucap gadis itu yang memperkenalkan dirinya, tidak sopan jika tidak memperkenalkan diri, apalagi sudah menuduh Nathan yang tidak tidak.
"Namaku Nathan Helsond, oh iya aku lupa kau sudah mengenalku". Ucap Nathan
Mendengar nama lengkap Nathan, teman teman sekamarnya langsung kaget tidak karuan, mereka tau siapa keluarga Helsond itu. Keluarga Helsond adalah salah satu keluarga petinggi di Komunitas Hitam Pembunuh Bayaran.
Angel sudah tau nama lengkap Nathan dari lembar nilai yang dipasang dipapan pengumuman, hanya saja dia tidak mengetahui orangnya, hingga dia mendengar Rangga menyebut nama Nathan didepan pintu kelasnya tadi. Dia berasumsi dialah Nathan Helsond.
Angel pertamanya tidak terima nilainya dikalahkan oleh anak dari keluarga petinggi di Komunitas Hitam Pembunuh Bayaran, dia memikirkan mungkin Nathan memakai nama keluarganya untuk mendapatkan nilai tertinggi.
Alasan Angel mendaftar disekolah KHPB karena mengetahui, pendidikan yang diajarkan disekolah KHPB lebih memumpuni dibanding sekolah sekolah terpandang lainnya. Bahkan banyak sekali anak anak yang ingin memasuki sekolah KHPB akan tetapi jika tidak ada yang merekomendasikan, itu akan sulit untuk memasuki sekolah KHPB.
Mengingat Nathan ada ayahnya yang petinggi di Komunitas Hitam Pembunuh Bayaran, jadi gampang untuk Nathan memasuki sekolah KHPB walaupun tidak direkomendasikan ayahnya Nathan juga akan dengan gampang memasuki sekolah KHPB, semenjak membaca buku selama setahun diperpustakan dikediamannya, kepintaran Nathan bisa dibilang berada disegala bidang.
Mangkanya Nathan sempat ragu untuk memasuki sekolah yang direkomendasikan oleh ayahnya, karena diperpustakaan dikediamannya menyediakan segala macam buku pengetahuan. Nathan terpaksa memasuki sekolah karena alasan ayahnya agar Nathan bisa mencari teman dan berbaur didunia luar.
Sudah selesai pelajaran Nathan, Jackson, Daniel dan Rangga pergi bersama kekantin untuk mengisi perutnya masing masing, sesampainya dikantin mereka dengan cepat mengambil jatah makannya masing masing dan mencari tempat duduknya.
Tidak lama ada seseorang yang menghampiri neja makan Nathan.
"Hei kau, menyingkirlah, itu meja makanku". Ucap seseorang.
"Maaf tapi kamu duluan yang menduduki tempat ini". Ucap Nathan.
"Sebaiknya kau menyingkir, apakah kau tidak mengenali ayahnya? Ayahnya adalah Melvin Fender petinggi dari Komunitas Hitam Pembunuh Bayaran". Ucap teman dari anak Melvin.
"Ahh aku tidak mengetahui dan tidak peduli sama sekali, jika kalian ingin meja ini kalian harus menunggu kami menyekesaikan makanan kami terlbeih dahulu". Ucao Nathan