Chereads / Pembunuh Bayaran Terhandal / Chapter 2 - Sekolah KHPB (Komunitas Hitam Pembunuh Bayaran)

Chapter 2 - Sekolah KHPB (Komunitas Hitam Pembunuh Bayaran)

Sudah tiba waktunya untuk Nathan pergi kesekolah yang direkomendasikan oleh ayahanya, dia berangkat dengan ayahnya menuju lokasi sekolah KHPB (Komunitas Hitam Pembunuh Bayaran).

Memakan waktu 1 jam untuk sampai ke tempat tujuannya, sesampainya disana mata Nathan disuguhi dengan dengan pemandangan bangunan yang amat sangat besar, besar bangunan itu seperti dua lapangan sepak bola yang di satukan menjadi satu.

Terlihat banyak sekali orang orang yang berlalu lalang membawa anaknya, Nathan baru pertama kali melihat ada sekolah sebesar ini? Pantas saja ayahnya bilang sekolah yang direkomendasikannya sangat berbeda dengan sekolah pada umumnya, serta pendidikannya juga akan sangat berbeda menurut ayahnya.

Pendidikan di sekolah KHPB bisa dibilang lengkap, dari yang sosial, olahragawan, beladiri, pengetahuan pengetahuan yang mencakup pengetahuan tentang seluruh dunia akan diajarkan disekolah KHPB. Sebagai modal nantinya siswa akan lebih mudah dipekerjakan dibidangnya masing masing yang sesuai keahliannya.

Sistem di sekolah KHPB dibagi beberapa kelas dari:

-Dasar

-Menengah

-Tinggi

-Tertinggi

-Dasar : pada pendidikan Dasar di sekolah KHPB bisa disamakan dengan pendidikan disekolah SD (Sekolah Dasar) sampai SMP (Sekolah Menengah Pertama).

-Menengah : sama dengan pendidikan disekolah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan).

-Tinggi : sama dengan pendidikan di Univesitas ternama.

-Tertinggi : pendidikan yang diajarkan dikelas tertinggi, seperti pengetahuan yang diluar akal guru pada sekolah sekolah umum.

Dikelas Tertinggi hanya ada beberapa orang saja yang termasuk dengan IQ orang tertinggi, yang nantinya akan bisa memasuki segala bidang pekerjaan.

Kembali kepada Natahan.

Nathan dan ayahnya mulai memasuki gerbang dengan mobil mewah milik ayahnya, digerbang sudah terlihat pria yang berumur sekitar 30 sampai 35 tahun sedang menjaga gerbang.

"Permisi bisa keluarkan kartu identitas anda pak"..ucap penjaga gerbang.

Supir dari mobil yang dinaikin oleh Nathan baru saja ingin mengeluarkan kartu identitasnya tetapi di tahan oleh Hendrik, Hendrik langsung membuka kaca jendela mobilnya dan penjaga gerbang langsung menundukkan kepalanya.

"Pak Hendrik selamat datang". Ucap penjaga dengan sopannya.

"Kau yang berjaga sekarang ya Alex". Ucap Hendrik yang mengenali pria tersebut.

Ya penjaga gerbang bernama Alex serta murid didik dari Hendrik yang berada dibidang pembunuh, bisa dibilang Hendrik adalah guru sahnya Alex.

"Ya pak Hendrik, sekarang giliranku yang berjaga dan apakah pak Hendrik ingin mendaftarkan cucu Bapak?". Tanya Alex sang penjaga gerbang.

Mendengar kata cucu dari Alex, Hendrik sedikit kesal sehingga dia bergumam "apakah aku terlihat setua itu hingga menganggap anakku sebagai cucuku?".

"Dia bukan cucuku tapi dia adalah anakku". Ucap Hendrik.

Mendengar perkataan gurunya Alex langsung meminta maaf kepada gurunya, dan membiar meraka masuk tanpa mengeluarkan kartu identitasnya sebagai petinggi dari komunitas Hitam Pembunuh Bayaran.

"Ayah, apakah ayah guru disini". Tanya Nathan dengan penasaran.

"Ayah bukan guru disini tetapi ayah mendidik beberapa murid yang menurutku cocok untuk ayah didik dibawah bimbingan ayah". Ucap Hendrik.

"Kenapa ayah tidak mengajariku langsung saja dari pada memasukkan ku kesekolah KHPB?". Tanya Nathan yang menurutnya bimbingan ayahnya akan sangat bagus dibanding kesekolah langsung.

"Alasan ayah menyekolahkan mu disini karena menurut ayah kamu harus memiliki banyak teman, sehingga dimasa depan nanti kamu bisa berinteraksi dengan teman temanmu bahkan mungkin meminta pertolongan teman temanmu jika kamu butuh pertolongannya." Ucap Hendrik sambil menegaskannya.

"Ah baiklah ayah". Ucap Nathan, menurutnya ada benarnya juga perkataan ayahnya, jika Nathan menghadapi masalah yang menurutnya tidak bisa diselesaikan sendiri dia bisa meminta bantuan dari teman atau sahabatnya.

Tidak menunggu lama Nathan dan ayahnya langsung menuju ruang pendaftaran, dan terlihat wanita cantik berumur 25 tahun sedang menghampirinya.

"Selamat pagi pak Hendrik, sudah lama bapak tidak terlihat dikomunitas sekarang akhirnya bapao datang juga". Ucap wanita yang bernama Merlin.

"Ah pagi juga Merlin, tidak bertemu selama 2 bulan kamu semakin dewasa saja ya semakin cantik pula". Ucap Hendrik sedikit merayu murid didiknya, ya Merlin adalah salah satu dari murid didik Hendrik.

"Ah bapak bisa saja, apakah pak Hendrik ingin mendaftarkan cucu bapak?". Tanya Merlin.

"Lagi lagi aku disangka membawa cucuku, apakah benar aku setua itu". Guman Hendrik.

"Dia bukan cucuku tapi dia adalah anakku, kau yang kedua kalinya menanyakan dia adalah cucuku, padahal tidak setua itu". Ucap Hendrik sambil memasang wajah agak sedih karena dikira kakek kakek.

Mendengar perkataan Hendrik, Merlin ingin rasanya tertawa terbahak bahak mengingat usia gurunya yang sudah hampir 50 tahun.

"Maaf jika salah tanya pak Hendrik".

"Ah tidak apa apa, dan dia adalah Nathan Helsond, perkenalkan dirimu nak". Ucap Nathan.

"Nama saya Nathan Helsond, salam kenal bibi Merlin". Ucao Nathan dengan sopan dan senyum manisnya.

Melihat senyum dari Nathan, hati Merlin langsung berdegup kencang serta pipinya terlihat roma merah, tetepi di sadar akan usianya yang sudah terlalu tua untuk anak seusia 8 tahun. Jika saja usianya sepantaran mungkin dia akan dengan gampangnya jatuh cinta dengan Nathan.

"Namaku Merlin Herlen, salam kenal juga nak Nathan". Ucap Merlin.

Selesai bercakap cakap Nathan langsung dibawa keruang pendaftaran, tidak memakan waktu Nathan sudah keluar dari ruangan pendaftaran, dan ujian masukan dimulai besok hari, ujian ini bertujuan untuk memasuki kelas, dan kelas dibagi menjadi 10 ruangan dan sesuai kelas masing masing dan kepintaran siswa masing masing.

-Kelas Dasar :

KD.A

KD.B

KD.C

KD.D

KD.E

KD.F

KD.G

KD.H

KD.I

KD.J

Sesuai dengan dengan kelas masing masing, dimulai dari kelas KD.J yang memiliki kepintaran siswa rata rata hingga kelas yang paling tinggi yaitu kelas KD.A yang memiliki kepintaran yang paling memumpuni di segala bidang.

Sudah selesai pendaftaran Nathan dan ayahnya berjalan keliling sekolah KHPB, sambil menikmati pemandangan yang disediakan disekolah barunya. Tidak lupa Nathan diajak oleh ayahnya untuk melihat asrama untuk tempat dia tinggal selama beberapa tahun kedepan selagi masih belajar disini.

Ruangan yang disediakan oleh asrama sungguh sangat bagus dan menawan serta besar pula, satu kamar akan diisi oleh empat orang yang akan menjadi teman sekamar dari Nathan.

Ayahnya mulai meninggalkan Nathan untuk membiasakan diri dengan lingkungan barunya yang akan dia tinggalin ini.

Baru saja Nathan memabringkan diri dikasur dia mendengar suara kaki yang menurutnya ada sekitar 3 pasang kaki sedang menuju kamarnya, dan terlihat 3 laki laki masuk kekamar Nathan.

"Ohh apakah dia teman sekamar kita yang baru". Tanya siswa yang baru masuk kamar Nathan.

Nathan langsung berdiri mengenalkan dirinya. "Perkenalkan nama saya Nathan Helsond, salam kenal".

Melihat kesopanan Nathan 3 siswa itupun mengenalkan diri mereka masing masing.

"Perkenalkan nama saya Daniel Permata, dan salam kenal juga teman sekamar yang baru". Ucap Daniel

"Perkenalkan kalau saya Rangga Purnama, salam kenal". Ucap Rangga.

"Kalau saya Jackson Adinata, salam kenal Nathan". Ucap Jackson

Selesai berkenalan mereka berempat mengobrol panjang lebar sampai malam haripun tiba.