"Shit! Apa-apaan tadi?" teriak Daska saat mereka berdua sudah ada di dalam ruang kantornya.
"Apa? Aku hanya berusaha untuk mendekati calon karyawanmu. Apa itu salah? Baru kali ini kau merecoki masalah percintaanku," ujar Denta heran.
Astaga, pria ini. Padahal sudah jelas Daska memperlihatkan kemarahaan- lebih tepatnya kecemburuannya- dan pria itu tidak menyadarinya. Ya Tuhan, payah sekali pria itu.
"Ta, dia itu Jevara. Aku sudah menawan perempuan itu dari awal saat dia masuk ke kantor ini yang itu berarti sudah beberapa bulan yang lalu. Kau sekarang mengerti!" jelas Daska dengan rahang mengeras.
"Apa? Jadi kau juga menyukainya? Argh, sialan kau! Kenapa kita bisa menyukai perempuan yang sama?" ucap Denta akhirnya, pria itu mengacak acak rambutnya frustasi. Pasalnya perempuan bernama Jevara itu memang sangat menarik dan mempesona, tidak heran pemilik gedung berlantai 54 itu bisa jatuh cinta pada perempuan ayu itu. "Ck, payah," decak Denta kesal.