Yu Yiren tiba-tiba menjadi bersemangat, lalu segera bangkit dari tempat tidur, "Tuan Ketujuh sudah datang."
Yu Yiren melangkah maju, lalu mendorong kursi roda itu ke meja, dan memberinya secangkir teh.
"Tuan Ketujuh, silahkan diminum tehnya."
Yu Yiren yang memegang secangkir teh di tangannya, terlihat terkejut setelah memperhatikan Huo Liancheng, "Tuan Ketujuh, kenapa Tuan begitu murung? Apakah Tuan sakit?"
Kemudian Huo Liancheng menjawabnya dengan acuh tak acuh, "Tidak apa-apa, aku sedikit sakit karena kedinginan. Pertama-tama, mari kita bicara tentang konferensi wewangian hari ini, aku mendengar bahwa kamu membawa sebotol air berbau busuk?"
Yu Yiren mengangguk, "Tuan Ketujuh, aku baru saja ingin memberitahumu tentang hal ini, parfumku telah diganti oleh seseorang."
Huo Liancheng menyesap cangkir tehnya, "Kamu tahu siapa yang melakukannya?"
"Jinlian." Seru Yu Yiren.
Huo Liancheng berhenti menyesap tehnya dan segera menatap Yu Yiren, "Apakah ada bukti?"
"Tidak." Yu Yiren menarik napas dalam-dalam, "tapi aku tahu dia yang melakukannya, tidak mungkin orang lain yang melakukannya."
Huo Liancheng terdiam sejenak, lalu berbicara dengan suara rendah, "Bagaimana kamu ingin menghukum Jinlian?"
"Aku ingin dia meninggalkan Hanyuan."
Yu Yiren bisa secara langsung dalam mengungkapkan apa yang benar-benar ia inginkan.
Huo Liancheng terdiam lagi beberapa saat.
"Aku dengar tadi siang ada penyusup, lalu Kakak Keenam mengorbankan hidupnya dengan menjadi tameng untuk menyelamatkanmu, apa benar?"
Yu Yiren seakan menghirup udara dingin, kemudian ia berkata, "Tuan Ketujuh, aku berterima kasih pada Tuan Keenam untuk hal itu."
"Apakah kamu merasa tersentuh?"
Huo Liancheng menyela dengan nada suara dingin, dan menatap tajam ke arah Yu Yiren.
Yu Yiren tertegun sejenak, ia sedikit terkejut.
"Aku bertanya padamu!! Apakah kamu merasa tersentuh?!"
Suara Huo Liancheng begitu keras sehingga hampir mengguncang gendang telinga Yu Yiren.
Yu Yiren hanya bergidik dan berkata dengan gugup, "Aku tidak merasa tersentuh, aku hanya bersyukur."
"Jangan lupa, kamu sudah berkata jika mencintaiku, tergila-gila padaku, dan aku benci seorang wanita yang tidak setia!" Seru Huo Liancheng dengan nada keras.
"Aku tidak seperti itu, Tuan Ketujuh, Yiren tidak akan pernah mengkhianati Tuan Ketujuh."
Yu Yiren menjelaskan dengan rasa cemas.
Huo Liancheng mengulurkan tangan dan menepuk pahanya, "Duduklah di sini!"
Yu Yiren perlahan melangkah maju dan duduk pangkuan pria itu.
"Tuan Ketujuh..." Yu Yiren menatap pria itu, "tolong percayalah padaku, aku benar-benar tidak akan mengkhianatimu."
"Cium aku," perintah Huo Liancheng.
Yu Yiren menyipitkan matanya, perubahan emosi pria ini terlalu cepat.
Huo Liancheng berkata dengan suaranya yang rendah, "Bukankah kamu mengatakan ingin menciumku? Aku mengizinkanmu menciumku sekarang."
"Tuan Ketujuh...."
"Bukankah kamu ingin mengusir Jinlian dari Hanyuan? Maka buatlah diriku puas sekarang." Nada suara Huo Liancheng terdengar sangat dingin.
Yu Yiren menatap Huo Liancheng yang tampak dingin, kemudian mengambil napas dalam-dalam.
Yu Yiren perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah pria itu, kemudian berusaha menempelkan bibirnya sehingga mereka berdua berciuman.
Rasanya sangat ringan.
"Tuan Ketujuh?"
"Aku tidak puas, lanjutkan!" Huo Liancheng menutup matanya seolah menunggu.
Yu Yiren dapat dengan jelas melihat kemarahan yang tersembunyi dari ekspresi pria di hadapannya.
Kali ini, tatapan matanya jatuh ke bibir pria itu, lalu perlahan mendekat dan mencium bibirnya.
"Lanjutkan." Huo Liancheng berkata sambil menutup matanya.
Ketika Yu Yiren mendengar hal itu, ia bergumam dalam hatinya, sebenarnya kamu mau dicium seperti apa agar bisa puas?
Yu Yiren kembali mencium pria di hadapannya, namun berbeda dari yang terakhir kali, kali ini ia mengaitkan tangannya ke leher pria tersebut.
Kali ini ia mencium dengan lembut dan durasinya sedikit lebih lama.
Dia tersipu dan melirik pria yang masih menutup mata, "Tuan Ketujuh?"
"Tidak cukup, lanjutkan! Sampai aku puas!" Ujar Huo Liancheng dengan suara serak.