Chereads / Misteri Bulan Purnama / Chapter 57 - Mencium Seseorang Bisa Begitu Sentimental

Chapter 57 - Mencium Seseorang Bisa Begitu Sentimental

Huo Liancheng menatap mata Yu Yiren lalu berkata, "Apakah kamu tahu kalau kamu memiliki Kakak perempuan?"

Hati Yu Yiren kaget ketika mendengarnya, ia baru saja akan memikirkannya, tanpa diduga Tuan Ketujuh membicarakannya terlebih dahulu.

"Tahu, aku melihatnya di Konferensi Wewangian, tetapi dia tidak mengenaliku." Yu Yiren menjawab dengan jujur, lalu diam-diam melihat reaksi Huo Liancheng.

Huo Liancheng tersenyum, "Apakah kamu ingin bertemu dengannya?"

Yu Yiren terdiam sesaat lalu menjawab, "Aku tidak tahu harus menjawab seperti apa, aku hanya ingin kami berdamai dan berharap dia memiliki kehidupan yang baik."

Kemudian Huo Liancheng terlihat sedikit melirik ke bawah.

Mata Yu Yiren menatap pria itu, "Tuan Ketujuh, kenapa Tuan tiba-tiba menanyakan hal ini? Apakah Tuan kenal dengan Kakakku?"

Huo Liancheng kemudian berkata dengan nada ringan, "Aku tidak mengenalnya, tapi dia akan segera masuk ke dalam Keluarga Huo."

"Masuk keluarga Huo? Apa maksudmu?" Yu Yiren bertanya dengan heran.

"Kakak Keenam akan menikah dengan kakakmu. Mulai sekarang, kalian berdua akan berada di Kediaman Keluarga Huo." Huo Liancheng berkata sambil membelai rambut wanita yang ada di hadapannya.

"Apakah dia akan menikah dengan Tuan Keenam?" Yu Yiren bahkan lebih terkejut, "Apakah dia sudah setuju?"

"Kenapa tanggapanmu seperti itu? Apakah itu karena kamu tidak ingin Kakakmu menjadi Nyonya dari keluarga Huo sepertimu?" Tanya Huo Liancheng. 

Yu Yiren perlahan menggelengkan kepalanya, "Tidak...."

Ia bahkan lebih bingung, apa sebenarnya hubungan antara Tuan Ketujuh dan saudara perempuannya?

Dari kejadian tadi malam, sepertinya Tuan Ketujuh dan kakaknya sudah saling kenal sebelumnya.

Yu Yiren memiliki banyak keraguan, dan ingin menyelesaikannya.

"Apakah kamu sudah bisa melakukan apa yang telah aku ajarkan tadi malam?" Kata Huo Liancheng dengan nada pelan.

Namun Yu Yiren masih belum paham dengan yang dikatakan Huo Liancheng, "Ah?"

"Ah apanya? Belum bisa?"

Yu Yiren baru saja tersadar bahwa yang Huo Liancheng maksud adalah menciumnya.

"Ayo! Ambil inisiatif sendiri dan mari kita lihat apakah aku akan puas dengan apa yang telah kamu pelajari."

Lalu Huo Liancheng sedikit memejamkan matanya.

Ketika Yu Yiren melihatnya, ia kembali merasa frustasi, kenapa lelaki itu menyuruhnya menciumnya lagi?

Namun Yu Yiren perlahan mendekat, wajahnya terlihat memerah, kemudian ia menatap bibir tipis pria di hadapannya.

"Tuan Ketujuh...." Panggil Yu Yiren yang merasa sedikit ragu-ragu.

"Jangan banyak bicara, jika kamu ingin menciumku, cium aku sekarang. Jarang sekali aku memiliki suasana hati yang baik seperti ini untuk bermain denganmu." 

Huo Liancheng tidak memiliki rasa malu ketika mengatakannya, bahkan ia masih begitu bangga akan dirinya sendiri.

Setelah Yu Yiren mendengarkannya, hatinya merasa agak tidak nyaman, namun setelah melihat wajah tampan di hadapannya, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak tersipu.

Lalu ia mencium bibirnya dengan hangat.

Ia belajar menciumnya dengan lembut.

Mata tertutup Huo Liancheng sedikit terbuka dan menatap Yu Yiren, kemudian berkata dengan suara yang serak, "Kenapa kamu masih menggigit?"

"Hm?" Wajah kecil Yu Yiren yang terlihat memerah, lalu membuka kedua matanya yang tampak malu, "Tuan Ketujuh...."

 "Bodoh!" Huo Liancheng hanya mengucapkan satu kata.

Yu Yuren menggerakkan bibirnya, lalu berkata dengan suara pelan, "Aku tidak bisa...."

"Buka mulutmu, aku akan mengajarimu!" Ujar Huo Liancheng dengan nada memerintah.

Wajah Yu Yiren terlihat memerah, lalu ia sedikit membuka mulutnya.

Kemudian Huo Liancheng melihatnya sambil mengangkat sebelah alis.

Lalu ia memegang kepala kecil Yiren dengan lembut.

Tubuh Yu Yiren menggeliat, ia merasa bahwa mencium seseorang bisa begitu sentimental dan dengan durasi yang sangat lama....

"Oh~~" Bibirnya seakan mati rasa, bahkan anggota badannya juga ikut lemas.

Huo Liancheng mengendurkan bibirnya, lalu mengerutkan kening dan menatap wanita itu, "Bodoh! Bernafas lah!"