Yu Yiren segera berjalan mendekati Nyonya Huo untuk memberi hormat, "Nyonya, hormat saya, semoga kedamaian selalu menyertai Anda."
"Kedamaian apanya! Anakku sedang terluka dan Keluarga Huo dalam kesulitan, bagaimana aku bisa merasakan kedamaian?" Terdengar dari nada suara Nyonya Rumah Keluarga Huo bahwa ia sedang marah.
Setelah Yu Yiren mendengar ucapan barusan, "Brukk~" ia langsung berlutut dihadapan wanita itu.
"Nyonya, ini salahku, akulah yang menyebabkan semua ini terjadi kepada Tuan Keenam, tolong hukumlah aku."
Yu Yiren tahu bahwa Nyonya Rumah sungguh menaruh harapan besar kepada anak laki-lakinya yang satu ini, untuk melayani masyarakat.
Ketiga Selir itu menatap Yu Yiren yang sedang berlutut di tanah, mereka bertiga saling memandang dan saling memberikan senyum jahat.
Nyonya Rumah kemudian berkata dengan nada suara tenang, "Ketika ada wanita dari Keluarga Huo melakukan kesalahan atau melukai anggota Keluarga Huo, mereka akan dihukum selama tiga bulan pergi ke ruang kayu bakar untuk memotong kayu."
Setelah Yu Yiren mendengar kata-kata barusan, ia menarik napas panjang dan berkata dengan tegas, "Baik!"
Saat itu juga, pintu pun terbuka.
Dokter Yang melangkah keluar sambil menundukkan kepalanya.
Dokter Yang lalu berkata dengan sedikit terengah-engah, "Anak panah telah berhasil diambil, luka yang dialami Tuan Keenam tidak terlalu serius."
"Syukurlah!" Ketiga selir itu berkata dengan riang.
Pada saat itu, selir ketujuh melangkah mendekati Yu Yiren, "Adik ipar, Nyonya Rumah menyuruhmu untuk memotong kayu bakar, apa yang kamu lakukan di sini?"
Setelah Yu Yiren mendengar bahwa Huo Jincheng baik-baik saja, ia menghela nafas lega dan berencana langsung pergi dari tempat itu.
"Nyonya Ketujuh, mohon jangan pergi dulu." Seorang gadis pelayan berlari keluar dari ruangan.
Yu Yiren berhenti dan melihat ke arahnya.
Gadis pelayan itu berlari ke arahnya kemudian menundukkan kepalanya, "Nyonya Ketujuh, Tuan Keenam menyuruh Anda masuk!"
Yu Yiren tertegun untuk beberapa saat.
Ketika selir itu mendengarnya, dan wajah mereka pun berubah menjadi kesal.
Selir Ketujuh Zhang Shuishui tidak mau kalah, "Bukankah maksudmu Tuan Ketujuh ingin melihatku?"
Gadis pelayan itu lalu menjawab dengan canggung, "Selir Ketujuh, Tuan Keenam hanya ingin bertemu dengan satu orang, Nyonya Ketujuh dari paviliun Hanyuan."
Yu Yiren lalu memandang Nyonya Rumah Keluarga Huo.
Wajah Nyonya Rumah terlihat dingin, kemudian ia berkata dengan nada pelan, "Karena Huo Jincheng ingin bertemu denganmu, maka aku mengizinkanmu merawatnya, dan hukumanmu dari pemotongan kayu bakar akan dibebaskan."
Setelah selesai berbicara, Nyonya Rumah langsung pergi.
"Baik, Nyonya~" Yu Yiren mengangguk dengan hormat.
Yu Yiren lalu berjalan menuju ruangan.
Di belakangnya, ketiga selir itu menghentakkan kaki mereka karena merasa kesal.
….
Sementara itu di dalam kamar.
Huo Jincheng bersandar di kepala tempat tidur dan mengenakan kemeja satin, namun bagian dadanya terbuka karena dibungkus dengan kain kasa, sehingga tubuhnya yang kekar terlihat dengan jelas.
Yu Yiren lalu membuka pintu.
"Kunci pintunya." Kata Huo Jincheng dengan nada suara rendah.
Kemudian Yu Yiren maju selangkah demi selangkah mendekati tempat tidur.
Meskipun hanya terlihat dari samping, namun wajahnya masih terlihat tampan, garis mukanya terlihat sangat jelas, ditambah dengan hidungnya yang mancung.
"Tuan Keenam, apakah lukamu sudah baik-baik saja? Apakah lukanya masih sakit?" Yu Yiren berhenti pada jarak satu langkah dari kasur, lalu bertanya dengan rasa khawatir.
Huo Jincheng lalu menoleh, matanya terlihat sangat tajam seperti elang, kemudian ia tersenyum sambil berkata, "Aku telah menyelamatkanmu, lalu bagaimana kamu akan membalas kebaikanku?"
Mata Yu Yiren berkedip kebingungan ketika mendengarnya, "Terima kasih telah menyelamatkanku, Tuan Keenam, kebaikan Anda akan aku ingat seumur hidup."
"Aku tidak ingin kamu mengingatnya, aku ingin kamu membuat komitmen." Ujar Huo Jincheng.
Wajah Yu Yiren menjadi panas seketika, dan suaranya bergetar, "Tuan Keenam.... Tuan dan aku memiliki hubungan yang berbeda, sehingga kita berdua tidak bisa melakukan hal yang bersifat memberontak."
"Bagaimana kalau aku menginginkannya?"
Huo Jincheng memaksakan tubuhnya untuk turun dari ranjang.
Yu Yiren terkejut, "Tuan Keenam, panah yang berada di punggungmu baru saja dikeluarkan, lukanya masih belum sembuh, Tuan tidak boleh turun dari ranjang dulu."
"Luka ini bukan apa-apa."
Huo Jincheng mendekati Yu Yiren selangkah demi selangkah, sembari menatapnya dengan intens, "Aku akan bertanya kepadamu lagi, jika kamu menjadi kekasihku, aku bisa menjamin keselamatan hidupmu."
"Aku bisa memberimu kemewahan yang luar biasa sepanjang hidupmu." Ujar Huo Jincheng dengan nada suara yang terdengar angkuh.