Chereads / Misteri Bulan Purnama / Chapter 48 - Menemaniku Tidur Malam Ini

Chapter 48 - Menemaniku Tidur Malam Ini

Yu Yiren melangkah mundur, matanya yang tadinya cerah menjadi panik, "Aku tidak butuh kemewahan yang berlebihan. Selain itu, Tuan Ketujuh juga bisa memberiku keselamatan sepanjang hidupku."

Seketika Huo Jincheng melangkah maju.

Yu Yiren tidak bisa menghindarinya, ia sudah berada di sudut tembok, matanya terlihat sangat panik.

"Tuan Keenam, kamu sedang tidak sehat, cepatlah kembali ke tempat tidur untuk beristirahat."

Huo Jincheng tiba-tiba mengaitkan tangannya ke pinggang Yu Yiren dengan satu tangan, lalu membungkuk di atas tubuhnya, suaranya terdengar serak.

"Bagaimana kalau... kamu menemaniku tidur malam ini?

Yu Yiren terkejut, ia meletakkan kedua tangannya di dada pria itu dan berkata dengan gugup, "Tuan Keenam jangan mendekat lagi, kakak ipar dan adik ipar tidak seharusnya sedekat ini."

"Apa yang kamu takutkan?" Lengan Huo Jincheng memegang pinggul wanita itu lebih kencang, kemudian memeluknya.

"Jangan lakukan ini!" Yu Yiren berteriak dengan panik.

"Sshh~" Huo Jincheng mendesis sambil meletakkan jari telunjuknya di antara kedua bibir wanita itu, "Ada seseorang di luar, jika kamu tidak mau ada gosip di antara kita, maka pelankan suaramu."

Yu Yiren terkejut dan seketika membalikkan badannya untuk mengintip ke luar ruangan dari sela-sela dinding.

Di luar kamar ada tiga selir sedang menguping untuk mengetahui apa apa yang sedang dilakukan suaminya dan Yu Yiren di dalam.

Yu Yiren merasa sangat panik ketika melihat ada tiga selir yang menguping mereka berdua.

"Kamu lihat sendiri kan? Ketiga orang itu jadi penasaran dengan apa yang kita lakukan di dalam karena teriakanmu."

Ujar Huo Jincheng dengan nada rendah.

Yu Yiren terlihat sangat gugup, "Tuan Keenam, cepat lepaskan, jika dilihat oleh ketiga kakak ipar, aku takut mereka akan membuat gosip dan namaku akan tercemar."

"Nama yang tercemar? Seharusnya aku yang bilang seperti itu."

Tatapan mata Huo Jincheng menjadi semakin dalam, "Hari ini aku tidak hanya menyelamatkan hidupmu, tetapi juga mempertemukanmu dengan saudara perempuanmu, kenapa kamu tidak mengizinkanku untuk memelukmu?"

Di dalam pelukan pria itu, Yu Yiren terlihat sangat malu.

"Bagaimana kamu tahu bahwa Kakakku akan datang?" Yu Yiren tiba-tiba teringat akan hal ini.

"Aku menggunakan parfum 'Tanpa Nama' untuk menarik saudara perempuanmu, karena aku tahu ia selalu ingin mengembalikan kejayaan Keluarga Yu dengan berusaha keras mengumpulkan dua belas rempah aromatik."

Saat ini otak Yu Yiren penuh dengan pikiran yang rumit.

"Jangan-jangan kamu sudah tahu keberadaan Kakakku, Keluarga Yu dan Kakakku yang masih hidup sejak lama?"

"Iya." Mata Huo Jincheng semakin dalam menatap wanita di depannya, dan ada gelombang besar di hatinya yang seolah ingin melahap wanita tersebut.

Mata Yu Yiren terlihat tegang, kemudian ia memegang lengan pria itu dengan perasaan cemas, "Katakan padaku, bukankah kamu tahu tentang konspirasi itu?"

Huo Jincheng menatap tangan wanita yang memegang lengannya.

"Konspirasi?"

Huo Jincheng memeluk pinggang wanita itu dengan lengannya, lalu mengangkatnya dan meletakkan tubuh wanita itu di sebuah meja rias.

"Konspirasiku adalah...."

Bibir tipisnya mendekat ke telinga wanita itu, "Aku baru saja menangkapmu."

Yu Yiren membelalakkan matanya karena ketakutan.

Tiba-tiba saja.

Huo Jincheng menempelkan bibirnya pada mulut wanita itu dan menggigitnya.

"Uh~~" Seluruh tubuh Yu Yiren bergetar, matanya tampak melebar.

Huo Jincheng menatap wanita itu lagi dengan ekspresi kejam.

Yu Yiren merasa seperti dipermalukan, seketika itu juga ia memukul pria di hadapannya.

Huo Jincheng segera memegang kedua lengan tangan Yu Yiren, lalu tertawa jahat.

"Rasanya lumayan~ Tapi sayang sekali tidak menurut~"

"Cepat lepaskan aku! Atau aku akan memberitahu Tuan Ketujuh!" Ujar Yu Yiren dengan nada tegas.

Huo Jincheng memperlihatkan tatapan meremehkannya kepada Yu Yiren, "Silakan saja, sebenarnya aku juga benar-benar ingin bertemu adik ketujuhku, akankah dia marah demi membelamu? Lagi pula aku sudah lama tidak bertemu dengannya."