Chereads / Sebuah Perjodohan / Chapter 37 - 36. Tatik Cemburu

Chapter 37 - 36. Tatik Cemburu

Velda berhenti di tempat ketika ia akan untuk masuk ke toko buku, ia tidak sengaja berpapasan dengan seseorang yang juga akan masuk ke dalam toko buku tersebut. Dua pasang mata masing-masing bertatapan secara intens. Antara waktu dan suasana kembali senyap. Tidak saling berbicara hanya dengan tatapan dapat di mengerti satu sama lain.

Nando keluar dari toilet umum, saat akan menemani Velda ke toko buku. Ia mampir ke toilet terlebih dahulu kemudian ia pun menghampiri Velda masih berdiri di sana.

"Katanya mau baca buku, kenapa berdiri di sini?" tegur Nando memegang kepala Velda yang tidak memakai topi kesayangannya.

Nando melirik depan terdapat seseorang berdiri jarak sekitar tiga meter. Nando pasti mengenal banget lelaki yang saat ini sedang menatap sahabat cantiknya. Tanpa rasa ragu dan tanpa berpikir panjang Nando meraih tangan Velda selayaknya sepasang kekasih. Velda pun dengam terkejut melirik tangannya ketika di genggam oleh sahabat si playboy cap gayung super.

Tatapan dari seberang juga melirik Velda dan Nando bergantian. Pastinya Arka merasa kepanasan itu matanya. Nando dengan santai tanpa dosa masuk ke toko buku bersama dengan Velda. Velda tentu menuruti ia pun masuk ke dalam mengikuti jejak Nando. Tak berapa lama Dava kembali karena dari tadi ia di dalam tidak menemukan sahabatnya.

"Ya elah, Arka! Gua cari elo kayak Bapak kehilangan anaknya!" ngomel Dava merangkul Arka untuk masuk kembali ke toko buku.

Mata Arka masih tertuju arah dua pasangan kekasih yang tengah masuk ke sebuah koleksi boneka. Nando menoleh belakang kiri kanan kemudian ia pun melepaskan tangan Velda. Bukan maksud membuat calon jodohnya cemburu. Ia lakukan juga atas dasar permintaan yang di rencanakan oleh Velda.

"Sorry, buat elo nggak nyaman atas tadi," ucap Nando mengambil salah satu boneka dari tempatnya.

"Nggak apa-apa, bukannya kita memang seharusnya lakukan itu," kata Velda melirik barang alat kantor.

"Tapi, apa nggak sebaiknya elo coba jalan berdua dengannya? Sepertinya dia benar-benar suka sama elo," ucap Nando kembali meletakkan boneka itu dan sekarang ia malah mengambil kacamata untuk di coba.

"Nggak deh, percuma jalan berdua sama dia. Bukannya dia sudah punya kekasih yang sangat cantik," balas Velda mengambil topi dan di coba dan melakukan gaya ala koboi.

"Ya coba saja dulu, kalau memang dia lebih pentingkan perasaan kekasihnya. Masih ada gua yang setia membuka pintu untuk elo. Daripada elo bingung dengan perjodohan yang tidak bahagia. Bukannya perjodohan itu jika sudah di pertemukan pasangan masing-masing. Harusnya tahap selanjutnya saling mengenal satu sama lain?" ucap Nando ikut mencoba topi yang berderetan di tempat masing-masing.

Sedangkan Velda malah bersandar di rak tempat boneka menatap Nando tengah bergaya di cermin.

"Entahlah, gua bingung. Gua masih takut kalau sudah mengenal dia lebih dalam. Malahan gua tidak sanggup untuk mengambil keputusan, perasaan elo saja gua tolak sudah sekian kalinya," ucap Velda lesu.

Nando mendengus pendek, ia mengerti keadaan sahabat cantiknya. Tapi ia juga tidak bisa terus terus mengharapkan cintanya diterima. Sisi lain Arka berada di salah satu tempat mungkin tidak di ketahui oleh Velda dan Nando. Arka mendengar semua pembicaraan mereka. Ia merasa lega bahwa hubungan Velda dengan lelaki itu hanya permainan. Ia memiliki kesempatan untuk berdua dan mencoba mengambil hati Velda.

Arka pun beranjak meninggalkan tempat itu dan mencari sahabat yang sangat merepotkan itu. Mungkin Arka akan meminta bantuan kepada Dava. Bisa saja rencana itu manjur dan ia bisa lebih mengenal siapa Velda sebenarnya. Sebaliknya Velda merasa ada seseorang mencoba menguping pembicaraannya namun entah siapa yang pasti ia merasa orang itu telah pergi. Justru Nando mengikuti arah tatapan sahabat cantiknya.

"Lo lihat siapa?" Nando bertanya, "kayaknya saat kita sedang obrol ada yang menguping pembicaraan kita deh?" jawab Velda

Nando mencari-cari tidak ada siapa-siapa yang ada cuma penjaga toko buku. Bisa jadi iya tapi nggak mungkin juga Nando menyalahkan itu ia ketemu.

"Perasaan mu saja kali, mungkin elo terlalu banyak memikirkan calon jodoh mu makanya mengira dia menguping," ejek Nando

Velda menciut bibir tapi ia kembali berubah ekspresi takut. "Bisa jadi dia mendengar pembicaraan kita?"

"Kalau pun dia tau, jalani seperti hal biasa? Apa lo sudah memiliki rasa terhadapnya? Makanya elo takut kalau hubungan kita ini hanya pura-pura? Kalau dia benar-benar tau, aku tetap akan bertindak tegas." ucap Nando serius.

Velda sangat mengerti bisa saja dia takut jika hubungan ia dengan Nando hanya sebatas pura-pura. Nando memang benar kenapa harus takut. Belum hubungan serius juga. Kadang Velda bersyukur bisa bertemu dengan lelaki seperti Nando.

****