alysa dan marklo telah siap untuk penerbangan mereka pagi itu menuju italia dimana mereka akan melakukan bulan madu,marklo memang membawa jet pribadi untuk dirinya dan alysa menuju italia namun siapa sangka sikap arogant marklo masih terus dia tebarkan kepada alysa
"hey kau ini jadi wanita lemah sekali,baru saja membawa koper segitu sudah kewalahan"
"kau pria tapi tingkah mu persis wanita bagaimana bisa kau membiarkan wanita membawa koper sebanyak ini" gerutu alysa kepada marklo
alysa kesusahan membawa dua koper besar miliknya marklo,itu semua adalah ulah marklo yang menyuruh nya membawa semua koper milik mereka
"aku mengajarimu agar menjadi istri yang lebih rajin"
"untuk apa semua bodyguard mu itu jika kau akhirnya malah meminta ku membawa semua koper ini dasar sialan"
"sudah lah cepat jalan pesawat akan segera terbang"
dengan kesusahan alysa membawa kopernya dan marklo menaiki pesawat,sesampai di pesawat alysa langsung terduduk dan mengistiharatkan tubuhnya sembari meneguk segelas air,marklo hanya terkekeh geli melihat alysa
"kenapa kau menarap ku? puas kau mengerjaiku?"
"well untuk seorang nona muda keluarga kaya kau tidak buruk dalam membawa koper sendiri" sindir marklo yang membuat alysa mendengus masam
"aku memang wanita muda dari sebuah keluarga tapi aku bukan wanita manja..cam kan itu..!!" ujar alysa kesal dan membuang wajah nya keluar jendela
"benarkah?? bagus lah jika begitu karena aku tidak menyukai wanita manja"
"cih dasar lelaki arogant"
marklo tidak memperdulikan alysa dia duduk di sofa panjang yang ada di dalam pesawat sembari mengerjakan pekerjaan nya sementara alysa mengambil laptopnya dan melihat naskah cerita yang sedang dia tulis
"apa yang sedang kau lakukan??"
"bukan urusan mu?"
"kau bekerja??"
"tidak"
"lalu untuk apa laptop itu??" alysa menghela nafas malas melihat ke arah marklo
"aku punya naskah cerita yang harus aku selesaikan,jadi jangan ganggu aku"
"naskah cerita?? memang nya kau penulis?"
"sudah aku katakan aku ini bukan nona muda yang manja"
"baiklah terserah kau saja"
marklo tak lagi memperdulikan alysa keduanya sama-sama fokus kepada pekerjaan mereka hingga pesawat yang mereka tumpangi masih mengudara sampai malam tiba
setelah menempuh perjalanan panjang akhirnya alysa dan marklo sampai di italia,tempat dimana mereka akan berbulaj madu,sebuah villa di tepi pantai menjadi pilihan marklo dan alysa untuk menikmati keindahan italia,meski italia terkenal dengan sungai nya yang indah namun mereka memilih laut di pantai sebagai destinasi bulan madu sekarang
alysa tidak bisa menahan keindahan nya ketika melihat hamparan laut di depan mereka matanya takjub sembari mendoronh koper miliknya dan marklo
"ya tuhan indah sekali..wuah nyaman nya" ujar alysa menikmati keindahan laut dan terpaan angin yang menghembus ke wajahnya
marklo hanya mendengus menatap alysa dan terus berjalah ke arah villa
"kau baru melihat laut ya,norak sekali"
"issh terserah aku dong,apa urusan nya dengan mu" ujar alysa sewot sembari berlalu menarik koper mereka
alysa dan marklo pun sampai di villa yang mereka tuju,altda menghempaskan tubuhnya ke sofa karena kelelehan membawa semua koper,pria bernama marklo memang menyebalkan punya banyak anak buah masih mennyiksa dirinya membawa semua barang
"tuan,nyonya kamar untuk kalian sudah siap" ujar pelayan ke arah alysa dan marklo,alysa melirik ke arah marklo
"kita ngak sekamar kan??" ujar alysa menatap ke arah marklo
"apa kau berharap sekamar??"
"ih..siapa juga yang mau sekamar denganmu,jadi dimana kamarku??" tanya alysa kepada pelayan di depan mereka
"kamar nyonya berada di depan kamar tuan,mari saya antar" pelayan itupun mengantar alysa ke kamarnya dan berlalu dari hadapan marklo tapi sialnya dia hampir tersandung kaki marklo yang duduk sembari masih menatap ipadnya
"awww.." alysa hampir jatuh namun marklo dengan sigap menahan tubuhnya
mata mereka saling menatap dalam diam sampai marklo melepaskan tubuh alysa dengan kaku dan canggung
"kau tidak punya mata ya,jalan saja ceroboh sekali" ujar nya ke arah alysa membuat alysa semakin kesal
"bukan urusan mu dan aku tidak minta kau tolong" ujar alysa malas dan berlalu dari marklo
marklo hanya menarik nafas menghadapi kelakuan wanita yang kini menjadi istrinya itu,mereka pun masuk ke kamar masing-masing dan istirahat siang itu
alysa tidur di kamarnya hingga sore menjelang,marklo sendiri sibuk mengurus pekerjaan nya sekarang dia sedang meeting online bersama para stafnya,alysa bangun dari tidur dan keluar dari kamar melihat marklo sedang sibuk di meja ruang tamu bersama laptopnya
"lagi ngapain??" tanya alysa yang duduk di samping marklo dengan piyama tidur di tubuhnya
tanpa sadar wajah alysa yang baru bangun tidur mengenakan piyama tertangkap oleh layar pangilan telpon marklo dan stafnya membuat para stafnya yang cukup heboh dan penasaran apa yang baru saja marklo dan alysa lakukan selama bulan madu
marklo terkejut dan menoleh ke arah alysa yang kini menyender di sofa sembari menutup matanya
"apa yang kau lakukan disini?? aku sedang kerja" ujar marklo berbisik dan mengeser tubuh alysa menjauh dari samping tubuhnya
"kapan kita pergi jalan-jalan aku bosan" ujarnya merajuk ke arah marklo
"bisakah kau tidak menyender ke arah ku" ujar marklo risih ke arah alysa
"kau ini liburan malah kerja,tidak asik sekali" ujar alysa,kemudian satu ide gila muncul dari benak alysa untuk menganggu marklo dia menampak wajahnya dan tersenyum ke arah para staf marklo
"hai semua,kalian pasti sedang penasaran apa yang kami lakukan,dia sibuk kerja dan aku baru bangun tidur karena kelelahan olehnya tubuhku sakit semua" ujar alysa membuat mata marklo membelalak kan matanya
semua staf heboh tidak sedikit dari mereka yang tersenyum geli menatap layar pangilan marklo dari ruang rapat,marklo dengan cepat mematikan laptopnya
"kita lanjutkan nanti,rapat selesai untuk hari ini,kirimkan semua laporan kalian melalui email" ujar marklo ke arah mereka semua dan menutup laptopnya
kehebohan terjadi di ruang rapat,banyak dari mereka tidak menyangka jika bos mereka ternyata begitu mengemaskan berbeda sekali dari sifatnya yang otoriter saat di kantor,sementara itu marklo menarik alysa dan berdiri
"kau gila ya..tidak lihat aku sedang kerja"
"kita disini untuk bulan madu,untuk liburan kenapa masih mengurus kerjaan,aku mau kita jalan-jalan" ujar alysa ke arah marklo
"ini bukan bulan madu sesungguhnya, jika kau mau jalan-jalan lakukan sendiri jangan mengangguku dan apa itu maksudnya? kapan aku membuat mu kelelehan menyentuhmu saja aku tidak ada"
"hey mister arogant kau lupa sudah membuatku membawa banyak koper kau pikir itu tidak melelahkan"
"tapi tidak seharusnya kau berkata seperti itu di depan para staf ku,mau taruh dimana wajahku mereks pasti berpikir yang macam-macam sekarang"
"aku tidak perduli,siapa suruh kau sibuk sendiri dan juga kita sudah menikah di mata mereka kita melakukan apa itu juga lumrah"
"jadi kau ingin melakukan nya denganku??" tantang marklo ke arah alysa dan berjalan maju menarik tubuhnya
"apa yang kau lakukan..!! bukan itu maksudku..lepaskan..!!"
"bukan kah kau bilang ini hal yang lumrah di lakukan suami istri"
"bukan itu maksudku..lepaskan marklo atau aku akan mendendang mu"
"lakukan semua maumu tapi jangan menganggu pekerjaan ku lagi,kau mengerti..!!" ujar marklo datar dan dingin ke arah alysa membuat alysa menangguk takut
"iya aku mengerti sekarang lepaskan aku"
marklo melepaskan rangkulan nya di pinggang alysa membuat alysa menarik nafas lega
"dan juga gunakan piyama seperti itu di depan ku" ujar nya berlalu pergi dari hadapan alysa dan masuk ke kamarnya
alysa mendengus masam dan menatap kesal ke arah pria menyebalkan itu
"dasar menyebalkan..!! sudah lah aku akan pergi sendiri jika begitu" ujar alysa berlalu pergi masuk ke kamarnya sore itu
alysa mandi sore dan berganti pakaian casual dan berjalan keluar dari villa menuju tepi pantai di sekitar villa mereka,dia membawa sebuah kursi lipat untuk bersantai dan juga topi pantai dan beberapa makanan piknik
alysa berencana menikmati keindahan senja hari itu di tepi pantai tanpa di temani marklo yang tidak keluar lagi dari kamarnya,tanpa memberitahu marklo dan hanya berpesan dengan pelayan disana alysa keluar dari villa dan berjalan menuju pantai sembari membawa keranjang dan sebuah kursi yang bisa di lipat dan dibawa kemanapun dia pun menghabiskan sorenya hari itu di pantai sembari menikmati angin sore dan menulis cerita yang baru dia tulis