Wres mengangguk, kemudian mundur beberapa langkah. Dia kali ini memperbaiki posisi selendang dan memakainya dengan benar.
"Aku pergi dulu, sampai jumpa siang nanti" ujar wrez melambaikan tangan, seraya meloncat terbang.
"Raja gila" gumam bill sambil menengadah.
Bill memandangi langit pagi cerah yang biru tanpa awan. Dia tetap menengadah dengan senyum melihat kearah dimana wrez melesat terbang tadi. Matanya menyipit saat tak lagi melihat wujud wrez disana.
Bell berbunyi nyaring. Buru buru bill berlari kearah gerbang depan sekolah. Dirinya tersenyum senyum memasuki gerbang bersamaan dengan murid murid lain. Hari ini dia tidak terlambat. Perutnya berisi makanan. Dan hatinya teramat senang.
"Bill! tunggu aku" seseorang dari belakang berteriak memanggilnya. Bill berbalik, mendapati patrick yang tengah berjalan cepat kearahnya.
"Wah, tumben sekali kau tidak terlambat" patrick memulai. Keduanya kini berjalan beriringan masuk kedalam sekolah.
"Hari ini aku bangun pagi sekali. Jadi, ya begitu" jawab bill seraya tersenyum.
"Kau sudah sarapan? Ibuku membuatkan ku bekal roti jellum coklat sangat banyak." Patrick menawari .
Bill mengangguk mengiyakan tawaran patrick. Meski sudah sarapan, bill tidak akan membuang kesempatan untuk memakan tawaran yang patrick beri.
"Boleh." Ujar bill dengan senyum lagi.
Patrick merasa aneh dengan bill karena dia yang selalu tersenyum dan berenergi pagi ini. Jiwa penuh curiga nya sedikit muncul dan mencurigai bill.
Jam pelajaran pertama, diisi dengan mata pelajaran matematis dasar. Mereka kali ini mempelajari materi bangun ruang. Beberapa anak terlihat gelisah dan tidak nyaman dibangku masing masing. Mereka seakan ingin menyudahi pelajaran yang membakar otak mereka itu.
Hari itu, mungkin hanya bill yang masih kuat tersenyum senyum menghadap papan tulis. Dirinya tersenyum bukan karena dia mampu menyerap pelajaran itu dengan baik. Dirinya tersenyum karena mambayangkan kembali kejadian tadi pagi. Dia merasa bahwa dia benar benar sedang bermimpi.
Wrez bisa terbang! Gila, aku benar benar tidak akan percaya jika aku tidak merasakannya sendiri pagi ini. Nanti, saat pulang aku akan pergi ke tempat tempat yang bagus ah.
Ujar bill dalam hati.
"Bill!,"
Suara Mrs. Retta yang kencang dari depan mengejutkan khayalan bill. Dia tersentak dan menoleh gugup kearah guru tersebut. Teman temannya sudah cekikan menahan tawa.
"Iya, miss ada apa?" Jawab bill.
"Maju dan kerjakan soal ini..," miss Retta menunjuk sebuah soal yang sudah tetulis disana.
Bill berdiri dan berjalan santai kedepan. Semua teman temannya bersiul menggoda bill yang tampak tidak merasa takut. Bahkan dean, siswa terpintar disekolah tersebut ikut menggoda dirinya juga.
"Kerjakan," ujar Mrs. Retta sembari memberikan spidol kearahnya. Dia lalu bersedekap memperhatikan bill.
Bill mengambil spidol tersebut, lalu menghadap papan tulis dan membacanya cepat. Dia kemudian menuliskan sebuah jawaban asal yang keluar dari otaknya.
"Apa ini?!," Mrs. Retta membentak marah kepada bill setelah melihat hasil jawabanya.
"Begini caramu mengerjakannya?!" Bentak Mrs. Retta lagi.
"Maaf miss, aku tidak mengerti tentang soal ini" jawab bill seraya menunduk.
"Lantas kenapa kau tersenyam senyum seperti tadi ketika aku menerangkan materi ini?! Kau dan senyum bodoh mu itu benar benar mengganggu ku!" Sahutnya keras.
Murid murid lain yang mendengar itu kembali cekikan menahan tawa. Sebab bill hari ini benar benar tampak konyol dengan senyum nya itu. Dia tersenyum senyum sendiri sejak pagi mereka masuk kedalam kelas.
"Apa yang kau fikirkan dengan otak kecil mu itu, anak bodoh?!" Tanya Mrs. Retta
"Tidak ada miss" sahut bill dengan senyum yang lagi lagi terpampang dibibirnya. Mr. Retta semakin geram melihatnya.
"Bohong! Sekarang kau bilang kepada kami semua. Apa yang ada didalam otakmu saat ini. Jelaskan kenapa kau bisa tersenyum senyum bodoh seperti itu. Aku tidak akan keluar dari kelas ini jika kau tidak berbicara!" Ujar Mrs. Retta tegas.
Dia kemudian berjalan kearah meja guru dan menduduki dirinya disana. Dirinya benar benar menunggu bill yang masih diam, tidak bergeming.
"Ayo cepat jelaskan! Aku tidak main main bill!"
Teman temanya yang lain berseru seru pelan dari barisan tempat duduk mereka agar bill berbicara.
"Cepat bill, ceritakan saja. Kau kan memang anak yang konyol . Khayalan mu itu pasti akan tidak jauh jauh dari hal bodoh" salah satu temanya menimpali.
Jujur, bill merasa tersinggung dengan apa yang didengarnya. Namu, mereka juga pasti akan memandang begitu ketika bill mengutarakan penyebab dirinya tersenyam senyum sepanjang pagi ini. Dirinya bahkan jugamerasa bahwa ini tidak masuk akal juga.
Ditariknya nafas dalam dalam. Lalu diusapnya wajahnya.
"Pagi ini, aku tidak terlambat. Dan aku merasa tidak pernah sebaik ini. karena.." bill ragu untuk melanjutkan . Dia menjeda kalimatnya, namun Mrs. Retta sudah menaikan alisnya menginyaratkan agar bill melanjutkan.
"Karena, aku pergi kesekolah tidak dengan berjalan kaki seperti biasa. Aku.." bill memandang seluruh kelas. Teman temanya diam menatap bill dengan kelanjutan cerintanya.
"Aku.. pergi sekolah dengan cara terbang" ujar bill akhirnya.
Seluruh kelas tertawa mendengar kalimat yang diutarakan oleh bill. Mereka tidak menyangka bahwa yang dikatakan oleh bill sudah sangat tidak masuk akal. Mrs. Retta bahkan sudah terkekeh kekeh dibangkunya. Jika bill sadar saat itu, hanya dua orang yang tidak tertawa. Mereka bahkan menatap bill lurus lurus. Mencari kebenaran dari ucapanya.
"Astaga, kau benar benar berotak bodoh. Sudah sudah kau duduk saja. Aku khawatir dengan kesehatan mentalmu" Mrs. Retta menyuruh bill kembali ketempat duduknya.
Bill menurut dan tersenyum lagi. Biarlah mereka menertawakan dirinya dan tidak percaya dengan kata katanya. Paling tidak dia bebas dari hukuman Mrs. Retta saat ini.
Saat berjalan melewati meja dean. Anak berkaca mata tebal itu menarik tanganya dan membisikan sesuatu cepat.
"Kau tidak sedang bercanda kan bill?" Bisiknya .
Bill segera menegakkan badannya dan melanjutkan langkah. Dia merasa sedikit takut pada dean yang memandangnya penuh curiga dan kalimat yang ia bisikkan tadi.
Hatinya berdebar, takut dirinya ketahuan jika dia benar benar tidak bercanda.
Satu lagi manusia yang tidak percaya pada ucapan bill barusan adalah patrick. Dia menyipit dan membalikkan badan kemeja dibelakangnya untuk bertanya pada bill.
"Kau sedang tidak bercanda" ujarnya ketika bill telah duduk dikursinya.
"Apa?" Tanya bill salah tingkah.
"Kau sedang tidak bercanda" ujarnya lagi dengan nada yang aneh.
"Kau.. bertanya?" Balas bill.
Patrick hanya tambah menyipitkan matanya, dia lalu kembali menghadap depan sambil membalikan tubuhnya pelan dan misterius. Bill memandangnya tidak peduli. Dia kembali memusatkan perhatianya kedepan. Kali ini dia harus menjaga ekspresi wajahnya.
Pukul dua siang lewat, bell sekolah berbunyi. Seluruh anak anak berlari ceria meninggalkan gedung sekolah. Semua anak berlari menuju gerbang kebebasan yang ada didepan. Dan menuju rumah masing masing. Hanya bill, yang berjalan sangat pelan dengan arah yang lain. Langkahnya ia bawa berputar melewati laboratorium sains, perpustakaan, toilet, dan kantin sekolah.
Saat dia merasa semua orang telah pergi dan hanya tinggal dirinya sendiri. Barulah dia berjalan cepat kearah gerbang depan, dan berbelok menuju belakang sekolahnya.
Ketika ia sampai disana, wrez dengan selendang yang menutupi wajah tengah bersedekap menyender ditembok bangunan. Menunggu bill disana. Bill berlari antusias menuju wrez.
"Psstt..." bill berbisisik.
Wrez menoleh dan tersenyum dari balik selendang yang ada diwajahnya. Dia langsung menekuk badan, menyuruh bill menaiki punggungnya lagi.
"Kau siap bill?" Tanya wrez pelan sebelum mereka terbang.
"Hmm.. ayo kita terbang" ujarnya bersemangat.
****
Maaf jika akhir akhir ini slow update. Karena saya lagi cukup sibuk. Jadi di sempat sempatin aja nulisnya.
Btw, makasih yang masih stay tune nungguin cerita ini.
Kedepanya saya usahakan untuk update tepat waktu.
Selamat membaca!