Makna bahagia itu memang sederhana.
****
Wrez menoleh dan tersenyum dari balik selendang yang ada diwajahnya. Dia langsung menekuk badan, menyuruh bill menaiki punggungnya lagi.
"Kau siap bill?" Tanya wrez pelan sebelum mereka terbang.
"Hmm.. ayo kita terbang" ujarnya.
Beberapa waktu lalu. Jika diingat ingat lagi. Bill tidak pernah merasa sebahagia ini. Bukan tidak bersyukur atau tidak menikmati hidup. Bahagia yang bill maksud kali ini berbeda.
Dulu, dirinya pernah senang seperti ini ketika salah seorang gadis kecil yang baru pindah dari suatu desa mengajak nya bermain. Waktu itu umur bill baru memasuki enam tahun. Dirinya masih kecil dan sangat polos.
Bill tidak terlalu tahu menahu mengenai keluarga yang mengisi sebuah rumah berukuran sedang bersebrangan dengan rumahnya. Karena tahu tahu saja, saat pukul tujuh pagi. Ketika bill akan ikut dengan ayahnya bekerja ke penampungan sampah pusat, bill melihat sebuah keluarga turun dari truk pengangkut barang dan memasuki rumah tersebut.
Awalnya bill tidak peduli dengan mereka. Namun, ketika ia pulang dari penampungan sampah pusat. Seorang anak perempuan yang imut tengah duduk diserambi depan rumahnya sambil memangku sebuah boneka beruang berwarna coklat bersama dengan ibu dan ayahnya.
Ayah bill kemudian mengobrol dengan orang tua anak perempuan tersebut. Bill tidak mengidahkan mereka. Dia terpaku pada anak perempuan yang kini menatapnya.
"Halo kak.. aku ana.." ujarnya dengan cengiran kecil.
Bill tersenyum, merasa gemas pada gadis yang lebih kecil dari dirinya.
"Apa itu yang ada dipangkuan mu?" Tanya bill seraya menunjuk boneka beruang milik ana.
"Ini jey.., dia anak beluang yang sama dengan ku" sahutnya cadel.
Singkat cerita, mereka mengobrol banyak hal hari itu. Bill dan ana kemudian selalu bermain hingga hampir tiap hari. Bill merasa sangat senang karena pada akhirnya ada seseorang yang mau berteman dengannya. Karena, semua anak anak yang seusia dengannya. Tidak ada yang mau bahkan hanya berdekatan dengan bill.
Mereka tidak suka pada anak miskin yang dekil dan berbau sampah. Mereka selalu menyakiti bill dengan cercaan. Hingga bill memutuskan untuk tidak ingin dekat dekat dengan mereka.
Kini, bill benar benar merasa senang. Dia senang sebab dirinya kini tengah terbang mengudara tanpa peralatan khusus dan tujuan tertentu. Tak sadar, bahwa yang hatinya senangi adalah bukan karena dia terbang. tapi Karena dia sudah memiliki seseorang yang nantinya akan menjadi sahabat sematinya.
Mereka baru saja terbang dari area belakang sekolah bill. Wrez membawa mereka berdua menukik tajam keatas hingga bill merasa cemas cemas akan terjatuh.
"Kau terlalu menukik! Aku ingin jatuh!" Teriak bill takut.
Wrez terkekeh, lalu menstabilkan kemiringan terbang nya. Bill akhirnya bisa bernafas lega.
"Kita langsung pulang?!" Tanya wrez.
"Kau bercanda?! Dirumah pun kita mau apa. Mending kita terbang saja dulu!" Balasnya.
"Kau enak tinggal duduk diatas punggungku! Aku yang kerepotan membawa mu!" Sahut wrez.
Bill terkekeh. Dia menepuk nepuk pundak wrez pelan.
"Ke penampungan sampah pusat saja. Kita mengunjungi ayah! Tapi, jangan lewat jalur yang biasa ya! Berputar saja!" Balas bill.
"Dasar bill tidak tahu malu!" Ujarnya kemudian.
Mereka melesat terbang, sesekali wrez yang iseng menembus awan awan tebal yang menggoda mereka. Bill terkikik kikik senang ketika wajahnya basah saat melewati awan tebal yang besar.
Cukup lama mereka berada diatas awan, terbang tinggi ataupun rendah. Hingga akhirnya mereka sampai di penampungan sampah pusat tempat tujuan mereka.
Untungnya, saat itu tempat penampungan sampah pusat sedang tidak ada orang karena semua petugas tengah makan di pos masing masing. Mereka mendaratkan tubuh mereka dibalik tumpukan sampah plastik. Dan berjalan keluar dari sana dengan wajah yang dibuat tanpa dosa.
"Hai ayah, hai paman joe" sapa bill ramah.
Ayah bill dan paman joe tersedak makanan mereka karena tidak menyadari bill dan wrez yang datang secara tiba tiba.
"Astaga.. kau mengejutkan kami." Ujar paman joe.
Keduanya yang memang terlalu acuh atau memang faktor umur yang melemahkan insting. mereka tidak menanyakan bill yang datang bukan dari arah gerbang utama. Dan paman joe yang tidak membukakan gerbang dan masih berada di pos sambil memakan bekalnya.
"Kalian sudah makan? Bagaimana hari mu bill?" Tanya sang ayah.
"Belum, tapi aku tidak lapar. Hari ku baik yah" jawab bill.
"Aku sudah makan paman. Tadi siang aku menangkap ikan disungai" jawab wrez.
Ayah bill mengangguk angguk sedang bill menoleh kearah wrez dengan tatapan "kau berbohong ya? Memang kau bisa menangkap ikan? Raja seperti mu ini?"
Mereka kemudian berbincang bincang hingga paman joe pamit untuk kembali ke pos jaga utama.
"Ayah, kau pasti tidak akan percaya ini" ujar bill menggebu gebu.
"Apa? Percaya apa?" Tanya ayahnya.
Bill menoleh kekanan dan kiri. Memastikan bahwa tidak ada orang yang mendengar mereka.
"Wrez bisa terbang!" Ujar bill.
Ayahnya terdiam. Tidak mengeluarkann ekspresi terkejut atau tidak percaya.
"Ayah, ayah dengar aku kan? Wrez bisa terbang. Dia membawa kami-"
"Sebaiknya kalian pulang, dan jangan memberi tahu siapapun dulu. Ayah akan segera pulang lebih awal juga. Jika kalian benar benar terbang, jangan sampai terlihat oleh orang orang. Mengerti?" Balas sang ayah.
Mereka menuruti ucapan ayahnya. Wrez segera memasang kembali selendang diwajahnya dan mengambil ancang ancang untuk terbang. Bill segera menaiki punggung wrez.
"Berhati hati lah. Ingat, jangan sampai ada yang terlihat" ucap ayah bill khawatir.
Keduanya mengangguk. Bill kemudian melambaikan tanganya kepada sang ayah.
"Kami pergi dulu" ujar bill dan wrez bersamaan.
Keduanya benar benar pergi dari pusat penampungan sampah pusat. Ayah bill memandangi mereka hingga tak lagi terlihat. Susah payah iya menetralkan raut wajah tidak percayanya.
"Aku pasti sedang bermimpi" ujarnya sembari berjalan kearah alat berat.
Diudara, wrez terbang dengan kecepatan sedang. Mereka juga terbang tinggi hingga tidak perlu mengkhawatirkan seseorang yang dapat melihat mereka. Sinar mentari bersinar terik untuk siang ini.
"Bill, ditempat pusat penampungan sampah tadi. Aku melihat sebuah lubang besar disana" ujar wrez.
Bill mengangguk, meski wrez tidak dapat melihatnya.
"Kau melihatnya ya?" Jawab bill.
"Itu lubang apa?"
"Kau mungkin tidak percaya, tapi disana lah kau kami temukan" jawab bill geli.
"Jangan bercanda. Aku serius. Lubang itu cukup besar. Tidak mungkin petugas disana sengaja menggalinya" sahut wrez lagi.
"Memang tidak ada yang sengaja menggali. Tanah itu memang bekas tempat mu terkubur wrez" jawab bill menerangkan.
Wrez terdiam. Tidak lagi menjawab. Bill sampai berfikir bahwa dia merasa tersinggung dan marah.
"Hmm.. bagus sih. Tidak tertebak oleh orang orang. Pantas saja aku terkubur selama itu" gumamnya.
"Kau bilang apa?" Tanya bill.
"Tidak, aku fikir aku akan ditemukan di ladang gandum. Atau ladang bunga, atau tempat tempat yang cantik. Bukan disitu" kilahnya.
"Halah! sudah benar kau terkubur disitu. bagaimana jika kau terkubur di kuburan? Hih.. bisa bisa beneran mati" ujar bill bergidik.
"Setibanya dirumah nanti, aku akan menceritakan bagaimana kami menemukan mu." Lanjt bill.
Wrez mengangguk. Dalam hati dia berniat bahwa dia juga akan menceritakan apa saja kekuatan yang ia miliki. Bill dan ayahnya mungkin akan terkejut kejut gemetaran.
Sedang wrez terkekeh kekeh memamerkan kemampuanya.
"Aku juga, aku akan menceritakan dan menunjukkan pada kalian bahwa aku tidak hanya bisa terbang saja. Melainkan bisa melakukan banyak hal" jawabnya kemudian