Chereads / WREZ [it's not super hero story] / Chapter 11 - Episode 13

Chapter 11 - Episode 13

Lantas kau ingin mencari tahu kebenaran mana lagi? Bukan kah tuhan sudah memberikan semua petunjuk dan kebenaran yang kau cari ?

Kau terus memanipulasi kalimat ingin tahu dengan peduli. Kau tidak benar benar peduli. Kau hanya ingin tahu pada apa yang seseorang miliki. Kau peduli? Jika iya begitu maka kau tak perlu bertanya untuk membantu.

Orang orang banyak berpendapat bahwa kau adalah yang paling baik. Tak risih kah kau mendapat predikat seperti itu? Sedang kau hanya menghina mereka dengan cara yang manis?

"Aku juga, aku akan menceritakan dan menunjukkan pada kalian bahwa aku tidak hanya bisa terbang saja. Melainkan bisa melakukan banyak hal" jawabnya kemudian.

Mereka tiba dirumah tepat ketika pukul empat sore. Setelah menghabiskan waktu berjam jam untuk terbang kesana kemari. Mereka akhirnya memutuskan untuk pulang.

Wrez tampak tidak merasa lelah meski dirinya membawa beban ketika terbang. Justru bill yang terlihat pucat karena ulah wrez yang iseng ketika terbang, entah itu tiba tiba berputar ataupun mendadak berbalik.

Bill duduk diatas kursi ruang depan miliknya, dia mengatur nafas dan jantung. Rambut keritingnya kusut. Wajahnya pucat kering. Sementara wrez, hanya mondar mandir tidak jelas.

"Kau kenapa sih?" Tanya wrez yang masih mengatur nafasnya. Dia melirik ke arah wrez dengan tatapan geli.

"Kau kalau terbang ingat ingat dong kalau lagi bawa orang! Aku terus merasa hampir mati tau! Dikit dikit berbalik. Dikit dikit menukik" gerutu bill.

Wrez tertawa. Dia tidak menyangka bahwa bill akan semarah ini padanya.

"Kau kan teriak keseruan setiap aku terbang seperti itu?" Jawab wrez.

"Itu bukan terbang keseruan!," bill melotot " itu ketakutan wrez! Ya ampun" balasnya.

"Ya sudah. maaf maaf. Lain kali saat terbang dengan ku kau harus selalu siaga dan tetap berpegangan bill" ujarnya denga tawa.

"Aku fikir kau akan bilang,Lain kali aku tidak akan mengulanginya. Ternyata malah aku juga yang mengalah" ujar bill ber sungut sungut.

Wrez kembali tertawa dan mendudukan dirinya disebelah bill.

"Kau ini banyak sekali tidak sukanya. Padahal terbang itu seru. Tapi karena banyak takutnya kau jadi menggerutu seperti itu. Kau harusnya bersyukur bill" sahut wrez.

Bill mencebik. Dia melihat wrez yang kini sedang terkikik kikik geli.

"Cih.. gaya mu wrez..," ujarnya mencebik. "Oh ya, tadi kau bilang kau sudah makan ikan hasil pancingan mu? Kau bercanda? Raja seperti mu ini memancing?" Ujar bill meremehkan.

"Aku tidak bercanda. Itu ikannya masih ada kok didapur. Sebentar ya aku ambilkan. Kau juga belum makan kan?" Balas wrez seraya berdiri dan berjalan kearah dapur.

Bill terkejut.  menganga menatap wrez tidak percaya. Dihadapanya, diatas piring kaca. Tiga buah ikan

Berukuran besar yang sudah dibakar tergeletak menggiurkan.

"Kau benar benar menangkapnya? Sendiri? Dengan apa?" Tanya bill lagi. Tangannya mencoba untuk menyentuh salah satu ikan. Namun wrez menepis tanganya lebih dahulu.

"Iss kau ini. Tunggu paman pulang dulu. Baru kita makan. Tentu aku yang menangkapnya sendiri bill." Jawab wrez

"Dengan apa? Kau bahkan tidak memiliki alat pancing. Kau menipu ku ya? Kau tidak merampas ikan ikan ini di barisan toko kan ?" Tanya bill lagi.

"Astaga, aku menangkap dengan tangan ku bill! Mana tega aku merampas dagangan rakyatku. Raja macam apa aku jika iya sepertu itu" sahut wrez seraya mendelik.

Bill berdeham. Dia tidak benar benar percaya dengan wrez. Namun, fakta bahwa dia saja bisa terbang membuat bill kembali berfikir. Tidak ada yang tidak masuk akal dengan pemuda berwajah tampan dihadapanya ini.

Selang beberapa jam. Ayah bill akhirnya pulang. Dia terlihat terburu buru dan tidak fokus karena ingin memastikan bahwa apa yang dikatakan bill saat di penampungan sampah pusat adalah benar.

Karena, persoalan ini bukan main main. Bagaimana bisa disebut main main jika ini menyangkut hal diluar nalar dan kau akan melihatnya dengan mata telanjang.

Ayah bill mengetuk pintu cepat dengan resah. Bill terlalu lama berjalan sehingga membuat ayahnya tak sabaran.dia membuka pintu pelan .

"Kenapa lama sekali buka pintunya?" Ujar sang ayah.

"Aku ketiduran. Tidak mendengar ketukan pintu dari ayah" jawabnya.

Ayahnya kemudian masuk dan mendudukkan dirinya. Sepiring ikan bakar besar yang tampak lezat tak sengaja ia lihat diatas meja kayu miliknya.

"Itu punya siapa?" Tanya ayahnya sambil menunjuk ikan ikan tersebut.

"Punya kita. Wrez yang menangkapnya" jawab bill sembari menguap.

"Wrez menangkap nya dengan cara apa?" Tanya nya lagi.

Bill mengedikkan bahunya.

"Dia bilang, dia hanya menangkapnya saja" ujar bill.

Ayahnya menoleh kanan dan kiri. Mencari sosok yang dibicadakan sejak tadi.

"Anak itu dimana ?"

"Sedang di belakang sepertinya. Melihat mesin waktunya" sahut bill.

Ayah bill kemudian berjalan menuju teras belakang dapur dengan bill yang mengikuti ayahnya dari belakang. Dan benar saja, pemuda itu tengah berpeluh peluh membongkar bola besi tersebut dengan serius.

Ayah bill mengetuk sisi tepi pintu kecil yang menjadi pembatas teras belakang dengan dapurnya.

"Kau sibuk sekali ya?" Ayah bill menegur wrez yang masih sibuk membongkar mesinnya.

Wrez terkejut, menoleh. Dia kemudian tersenyum dan berdiri menghampiri ayah bill.

"Paman sudah pulang?" tanya nya sopan.

"Baru saja. Kau sedang sibuk?" Tanya nya lagi.

"Tidak juga paman," jawab wrez sembari menggeleng. " aku hanya bosan," jawabnya lagi.

"Begitu.., bill bilang ikan yang ada diatas meja itu tangkapan mu. Benar?" Tanya ayah bill.

Wrez mengangguk. "Iya, aku yang menangkapnya tadi siang. Aku juga sudah membakar ikan ikan itu. Kita tinggal makan saja." Ujarnya

"Dengan cara apa nak? Kau bahkan tidak punya alat pancing"

"Tidak perlu alat itu paman. Aku bisa menangkapnya sendiri." Ujarnya seraya menyeringai. "Paman sudah lapar? Ayo makan ikan ikan itu. Aku sudah membakarnya sejak siang tadi. Nanti ikanya tidak enak. Aku akan menceritakan semuanya. Termasuk aku yang bisa terbang" jawab wrez seraya masuk kedalam rumah.

Bill dan ayahnya pun berjalan ke arah ruang depan. Mengikuti wrez yang kini sudah menata piring untuk mereka makan. Bill dan ayahnya segera mencuci tangan. Dan melahap ikan besar yang terasa manis. Wrez memandang kedua ayah anak itu iba. Mereka tampak menikmati sekali ikan bakar yang wrez rasa biasa saja.

Wrez masih diam dan membiarkan mereka makan. Dia berniat bercerita setelah mereka makan saja. Karena wrez tidak ingin mengambil resiko bahwa mereka akan terkejut dan tersedak jika melihat kekuatan yang ia tunjukkan nantinya. Karena mereka pasti akan begitu. Mereka akan terkejut tidak percaya.

Beberapa menit setelah itu. Bill dan ayahnya selesai makan. Mereka benar benar menghabiskan seluruh daging yang ada disana. Tulang tulang hasil jarahan mereka tergeletak berantakan diatas piring.

"Aku langsung saja ya paman" ujar wrez.

Ayah bill mengangguk. Wrez, diam sebentar. Dia tidak tahu bagaimana menjelaskan. Namun akhirnya yang ia lakukan justur malah membuat ayah bill menganga tidak percaya. Dan bill terkekeh kekeh melihat raut wajah ayahnya.

Wrez tengah mengambang rendah hingga kepalanya mencapai atap. Tentu disini dia tidak bisa terbang karena batas yang membuat ia susah terbang dengan leluasa. Alhasil dia hanya mengambang sebentar. Lalu kambali duduk.

"Astaga! Jadi kau benar benar bisa..," dia memajukan wajahnya. "Terbang" bisiknya diakhir kalimat.

Wrez mengangguk. Dan memandang bill dan ayahnya bergantian.

"Hmm, soal terbang ini. Paman bahkan sudah melihat kami terbang ketika pulang. Dan tidak hanya itu. Aku juga bisa banyak hal," wrez menjeda sebentar kalimatnya. Dia berdeham sebentar, "Aku bisa menghilang"  lanjutnya.

Tepat saat wrez mengucapkan kalimat tersebut. Dirinya benar benar hilang tak berbekas. Menyisakan keheningan aneh di ruang tengah kecil milik bill.

****

jangan lupa vote dan comment.

dukungan kalian sangat berarti untuk saya.

selamat membaca!