Pada suatu day, 4 human kesayangan kita sedang berada di kelas mereka, dan mereka heran karena teman sebangku mereka sedang terlihat galau.
Abdullah :
"Hei, kenapa kau terlihat galau begitu?".
Teman :
"Kemarin gue diputus sama pacar gue, gue bingung memangnya apa kekurangan gue?" *sambil menghela nafas panjang.
Abdullah :
"Ah, aku turut berduka cita, tapi positive saja, mungkin tuhan cuma mau memberikanmu yg terbaik, karena mungkin kalau kau masih pacaran saat ini, banyak sekali pengeluaran untuk pacaran dan juga banyak kesempatan untuk berbuat maksiatkan?" *sambil tersenyum lebar.
Teman :
"Oh, kau ada benarnya juga, kenapa aku tidak kepikiran seperti itu ya?, terima kasih untuk saranya bro".
Abdullah :
"Sama-sama".
[POSITIVE]
---------------------
Lucien :
"Hei, kenapa kau terlihat galau begitu?".
Teman :
"Kemarin gue diputus sama pacar gue, gue bingung memangnya apa kekurangan gue?" *sambil menghela nafas panjang.
Lucien :
"Haa?, lu?, diputusin?" *sambil melotot karena terlalu kaget.
Teman :
"Ya, apa lu gk punya telingan sampai gak dengar...".
Lucien :
"MAMPUSSS!!!, BWAHAHAHAHAHA, LAGIAN SUDAH TAHU WAJAH LU BOROS DAN MISKIN KAYAK GITU MASIH AJA MAU NGAJAK PACARAN, SEHARUSNYA LU UDAH BISA NEBAK TU CEWEK PASTI CUMA MAU NGECEK LU BERDUIT ATAU ENGGAK AJA DASAR BEGOOOO!!, AHAHAHAHAHA.... DUH SUMPAH, BODOHNYA TEMANKU INII!!!" *sambil guling-guling dilantai sambil tertawa keras.
Teman :
"(Cuk, pengen gue ulti sampai mati, tapi gue takut ibunya bahagia)" *sambil tersenyum geram karena menahan emosinya yang meningkat drastis.
[NEGATIVE]
--------------------
Budi :
"Hei, kenapa kau terlihat galau begitu?".
Teman :
"Kemarin gue diputus sama pacar gue, gue bingung memangnya apa kekurangan gue?" *sambil menghela nafas panjang.
Budi :
"Apa kau sudah tahu sebab kau diputusin oleh pacarmu itu?".
Teman :
"Be...belum sih, memangnya kenapa?".
Budi :
"Bodoh, kalau ternyata kau adalah sebab dia mau putusin kamu, misal ternyata kau itu egois, mata keranjanga, atau sejenisnya, maka aku 100% setuju dengan dia lho, karena itu karma yang pantas buatmu" *sambil menyentil dahi temannya itu.
Teman :
"Aduh...yang benar ajalah!!, aku tidak pernah melakukan hal-hal rendahan seperti itu ya!, malahan aku selalu menuruti apa yg dia mau tahu!" .
Budi :
"Nah, disinilah kebodohanmu jadi sumber masalah galaumu, kalau kau merasa memang tidak ada salah, seharusnya kau berani untuk bertanya kenapa dia mau putus oi, bukannya cuma diam dan meratap kaya orang hina begini, masalah hubungan itu juga masalah harga diri tahu, apa kamu tidak malu kalau dirimu cuma dijadikan mainan sama mantanmu itu?" *sambil melotot kearah temannya.
Teman :
"(Me..memang benar sih apa yang dia bilang)"
Budi :
"Sekarang daripada meratap seperti orang bodoh, lebih baik kau minta kepastian ke mantanmu sana!, karena paling tidak dia harus tanggung jawab soal kebaikan-kebaikan yg sudah kau berikan kepadanya dengan memberi penjelasan tahu".
Teman :
"Cih sialan, kau memang benar Budi, bisa-bisanya aku jadi pengecut begini, ahahaha, ok lah, kalau begitu biar aku hampiri dia sekar...".
Budi :
"Tapi jika ternyata apa yang kita takutkan menjadi kenyataan alias dia yang bermasalah, aku cuma bisa kasih saran saja".
Teman :
"Dan apa saranmu itu Bud?".
Budi :
"Kalau dia terlalu bodoh untuk meninggalkanmu yang setiap, kamu harus cukup pintar untuk melupakan dia yg tidak menghargaimu" *sambil tersenyum ringan kearah temannya.
Teman :
"Ahahaha, bangsat kau, bisa-bisanya kau jadi sok keren begitu, thanks buat sarannya Budi, aku benar-benar menghargainya" *sambil terus berjalan keluar kelas sambil mengajungkan jempolnya kearah Budi.
[REALISTIS]
--------------------
Izami :
"Hei, kenapa kau terlihat galau begitu?"
Teman :
"Kemarin gue diputus sama pacar gue, gue bingung memangnya apa kekurangan gue?" *sambil menghela nafas panjang.
Izami :
"Hmmm, kalau tidak salah ada pepatah yang bilang "Jodoh itu diatur tuhan" ya?"
Teman :
"Ya, memangnya kenapa?"
Izami :
"Berarti simple, itu artinya lu susah dapat jodoh karena lu itu susah diatur, bwahahahaha" *sambil tertawa psikopat.
Dan sang temanpun mulai terdiam bisu dan mulai berfilsafat didalam alam pikirannya karena terlalu memikirkan ucapan Izami yang sebenarnya cuma candaan saja itu.
[NGAWUR/GAK JELAS]