Kaito pun keluar dari ruangan itu. Kakegawa pun segera menutup pintu ruangan itu yang terbuka.
"Sakura, Ruui ... aku harap dengan sifat kalian berdua yang berlawanan ini ... setidak nya salah satu dari kalian berhasil membimbing nya", kata Kakegawa seraya melangkah ke arah jendela di ruangan itu.
"Sensei ... kenapa kau begitu menginginkan anak itu kembali menulis?", tanya Ruui dengan tatapan dingin nya.
"Karena ... anak itu ... mirip sepertiku ...", ucap Kakegawa sembari melihat Kaito yang sudah berjalan bersama Mina dan Adik nya dari jendela.
"Apa memang benar ... tulisan yang bagus itu selalu lahir dari penderitaan?", tanya Sakura.
"Hmm ... itu tak sepenuh nya salah, nah sudah lah kita lihat saja nanti ...", kata Kakegawa dengan senyum nya seraya menoleh ke arah Ruui dan. Sakura
(-(-(-(-(-(-(-(-(-(-(-(-(
Masa lalu Kakegawa
Kakegawa
"Kakegawa ... jangan biarkan penderitaan menghalangi mu ... jadikanlah penderitaan mu sebagai senjata mu", kata Ushio sensei padaku.
"Tapi ... rasa sakit ini seperti tembok yang terus menghalangi ku", ucap ku dengan wajah sedih.
"Maka ... carilah pintu di tembok itu", kata Ushio sensei padaku seraya memberiku novel karya nya.
"Pintu?", tanya ku setelah melihat novel yang ia berikan padaku.
"Jika kau tak menemukan nya ... minta orang lain untuk menemukan pintu itu", ucap Ushio sensei sembari melangkah menjauh dari ku.
)-)-)-)-)-)-)-)-)-)-)-)-)
Kaito pun naik kereta bersama dengan adik nya dan juga Mina. Setelah sampai di stasiun seberang SMA Asakura, Kaito pun berkata pada Mina.
"Ano ... kayak nya aku ninggalin buku di sekolah ... Mina anterin Hanabi pulang yah? ... mumpung di depan sekolah nih", kata Kaito sembari menggaruk kepalan nya.
"Heleh ngomong aja mau nyamperin Ai ...", kata Mina seraya memalingkan wajah nya dari Kaito.
"Ah, kakak ini ... aku kan sengaja pergi biar bisa jalan bareng sama kakak, gimana sih?", ucap Hanabi dengan wajah marah.
"Oi ... mana mungkin aku ke sekolah lagi buat nyamperin cewek ... aku juga cape tau", kata Kaito lalu menyeberang melewati jalan raya menuju sekolah nya.
=°=°=°=°=°=°=°=°
Kaito
Cih, pake ada acara novel ku ketinggalan lagi. Ketinggalan di kelas apa di ruang klub ya?, ke kelas dulu kali ya.
Aku pun berjalan menyusuri lorong sekolah yang sunyi. Aku pun masuk ke kelas dan mengecek laci meja ku. Tapi aku tak menemukan novel yang ku cari. Aku pun keluar dan menutup pintu kelas yang kosong.
Hmm ... mungkin aku meninggalkan nya di ruang klub.
"Kau ini parah sekali ... dia sampai pingsan gitu"
"Hahaha ... biarin aja"
Percakapan yang ku dengar dari sekelompok gadis yang berdiri di depan kelas 3B.
Pingsan? ... kok perasaan ku jadi gak enak ya?
Aku pun menaiki tangga dan melangkah menuju ruang klub sastra. Sebelum masuk ruang klub aku melihat jam dari smartphone ku.
Masih jam 4 ya ... semoga gak ada orang didalem.
Aku pun membuka pintu ruang klub dengan perlahan.
"Ai?!!", ucap ku seraya berlari ke arah nya dengan panik karena dia tergeletak di lantai dengan buku yang berserakan di sekeliling nya.
Aku pun panik karena dia tak mau membuka mata nya walau aku sudah berusaha membangunkan nya. Aku pun segera menggendong nya ke UKS dan berlari ke ruang OSIS yang terletak di samping ruang klub musik.
*Bruak *...
Suara ku membuka pintu ruang OSIS dengan keras.
"Huh ... huh ... tolong teman ku pingsan di UKS ...", ucap ku dengan nafas yang terengah engah.
"Oi ... santai aja ... ayo Chika", kata laki laki berambut pirang seraya menggandeng gadis dengan rambut kuning.
Gadis berambut kuning tadi pun nemeriksa keadaan Ai dan mengambil beberapa obat. Aku hanya mengintip mereka bersama laki laki tadi.
"Oi kau Kaito kan?", tanya laki laki itu sembari menepuk pundak ku.
"Hmm ... iya ...", jawab ku dengan wajah cuek.
"Wajah mu itu sangat berbeda ketika minta tolong tadi ..., oh iya namaku Shinobuya Shou, dan itu adalah adik sepupuku namanya Haruka Chika", kata kak Shou seraya melihat ke arah Chika yang sedang sibuk merawat Ai.
"Hmm ... aku pernah melihat sepupu mu ... dia kelas 2F, dan kau kelas 3A kalau gak salah kau ketua OSIS kan?", ucap ku dengan wajah datar.
"Wah diam diam kau tau banyak ... akhir akhir ini kau dan gadis itu sering di bicarakan oleh kelas 3 loh", ucap kak Shou seraya menyenggol ku dengan siku nya.
"Cih, apa urusan ku ... ya sudah aku pulang dulu ..."
"Oi ... tolol ... pacar mu gimana?", kata kak Ushio menahan langkah ku.
"Dia bukan pacarku ...", jawab ku dengan cuek.
"Walau bukan kau tetap harus mengantar nya pulang bukan?, bahaya kalau dia pulang sendiri apa lagi anak kelas 3 mengincar nya", bujuk kak Shou.
"Haduh ... kenapa gak kakak aja yang nganter?", tanya ku dengan nada malas.
"Pala mu! ... kau pikir ketua OSIS gak sibuk?, bentar lagi ada festival musim panas kan?, cepat sana masuk", kata kak Ushio sembari mendorong ku masuk ke UKS.
Saat aku masuk ke UKS, Ai sudah sadar, dia malah sudah berdiri dan membungkuk kan badanya untuk berterima kasih pada Chika.
"Ai ... apa kau baik baik saja?", tanya ku dengan wajah cuek.
Sesuai perkiraan ku dia hanya mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.