Chereads / I'LL Teach You Marianne / Chapter 6 - Call me Anne

Chapter 6 - Call me Anne

Newcastle Upon Tyne, Inggris

2 Tahun kemudian

Di sebuah kamar yang memiliki cat berwarna pink flamingo dihiasi bunga-bunga dan lampu tumblr lucu nampak seorang gadis masih menggulung dirinya dibalik selimut tebal, di luar angin sedang bertiup sangat kencang karena memasuki musim dingin sehingga membuat gadis itu semakin betah bersembunyi di balik selimut tebalnya. 

Triing 

Triing

Suara ponsel pintar yang ada di atas nakas berbunyi berkali-kali sehingga membuat gadis yang tubuhnya sempurna terbalut dengan selimut terpaksa mengeluarkan tangannya untuk meraih ponselnya yang sudah 5 menit berbunyi tanpa henti itu. 

"Jack…"

"Hey nona pamalas sekarang sudah jam berapa? kau mau buka toko ini atau tidak? kalau tidak aku akan mengambil cuti selama enam bulan kedepan untuk berjalan-jalan di Afrika Selatan dan kau sendiri saja yang mengelola toko ini," pekik seorang pria di ujung telepon begitu sambungan teleponnya tersambung dengan sang atasan yang tak lain adalah Anne. 

"Sabar Jack, memangnya sekarang sudah jam berapa?" tanya Anne santai tanpa rasa bersalah.

"Sudah hampir jam sembilan pagi," jawab Jack dengan suara meninggi. 

"Jam sembilan pagi!! okee aku mandi dulu, kau jangan kemana-mana Jack, ingat gajimu belum aku bayarkan bulan ini," sahut Anne mengancam Jack sang barista di coffe shop milikkya dengan panik, Anne lalu melompat dari tempat tidurnya menuju ke kamar mandi. 

Setelah menyandang gelar janda Marianne kemudian pergi ke Inggris dengan bermodalkan uang warisan dari nenek mertua nyonya Catherine Ganke, sehari tepat setelah Marianne tiba di Inggris nyonya Catherine meninggal dunia. Ia mengetahui berita kematian nyonya Chaterine dari sebuah akun media sosial kaum sosialita di Jerman, pada awalnya Marianne ingin kembali ke Jerman untuk menghadiri pemakaman sang nenek namun saat ia teringat bahwa di sana sudah tak ada lagi tempat untuk dirinya Marianne akhirnya membatalkan niatnya. Ia hanya mendoakan dari jauh semoga mendiang nenek meninggal dalam damai. 

Dengan uang yang ia miliki Marianne membeli sebuah apartemen yang cukup nyaman untuk dirinya, pada awalnya ia ingin melanjutkan kuliahnya di fakultas seni yang ada di salah satu universitas di Inggris. Namun saat mengingat ia harus bekerja akhirnya Marianne membatalkan niatnya untuk melanjutkan kuliah, ia akhirnya memilih membuka bisnis coffee shop yang ada di dekat apartemennya. Awalnya Marianne bekerja sendiri karena coffee shop miliknya tidak terlalu ramai sampai akhirnya setelah enam bulan berlalu, ia merekrut seorang barista yang ia temui di sebuah shelter bus pasca ia dipecat dari pekerjaan sebelumnya di sebuah hotel. 

Marianne mempekerjakan Jack sebagai barista sekaligus kasir di coffee shop miliknya, selama hampir dua tahun ia tinggal di Inggris Jack adalah satu-satunya teman yang ia percaya dan ia jadikan tangan kanan. Jack sendiri pada awalnya tidak terlalu tertarik pada Marianne, ia hanya berniat bekerja saja di coffee shop tanpa berniat ingin menjalin pertemanan. Namun setelah mendapatkan kebaikan dari Marianne ia mulai membuka dirinya untuk menjadi sahabat dan pendengar yang baik bagi Marianne, Jack adalah orang yang tahu tentang status Marianne yang sebenarnya.

"Makanya kalau malam jangan sering bergadang seperti itu, lihat ini hampir setengah sepuluh dan kau belum membuka tokonya. Mau jadi apa toko ini kalau misalkan pemiliknya sangat malas sepertimu," ucap Jack kesal saat baru sampai di coffee shop. 

"Aku bukan bergadang Jack, aku hanya malas saja keluar dari selimut. Hari ini anginnya terlalu dingin," jawab Anne mencoba membela diri. 

"Dasar gadis bodoh seharusnya kau memanfaatkan waktu ini dengan membuka coffee shop sejak pagi, aku yakin orang-orang akan banyak yang datang untuk mencari kopi di saat udara sedingin ini," sahut Jack dengan ketus.

Anne hanya tersenyum mendengar perkataan baristanya itu, setelah berhasil membuka kunci toko Anne dan Jack langsung ke posisinya masing-masing. Sepuluh menit kemudian ingin memutar papan tulisan close menjadi open, setelah tulisan open muncul di kaca coffee shop para pelanggan langsung masuk. Mereka memesan kopi untuk menghangatkan diri, seperti perkataan Jack sebelumnya. Anne hanya tersenyum melihat banyak pelanggan yang datang ke coffee shop miliknya, ia lalu berjalan menuju dapur untuk membuat cookies sebagai teman kopi yang ia jual.

Seorang gadis kuno dan cupu yang pernah menikah dengan Leonardo Ganke kini berubah menjadi seorang gadis cantik yang sangat murah senyum, Anne merubah gaya rambutnya dan melepas kacamata tebalnya. Pada awalnya ia memilih menggunakan softlens akan tetapi lama-kelamaan ia merasa menggunakan softlens tidaklah efektif, Anne akhirnya memutuskan untuk melakukan operasi lasik untuk mengobati matanya dan alhasil sekarang ia tak membutuhkan kacamata untuk melihat lagi karena operasinya berhasil.

Anne juga mulai memperhatikan penampilannya ia tidak lagi menggunakan kemeja flanel kotak-kotak yang nampak usang, ia kini mengikuti gaya berpakaian seperti para gadis seusianya sehingga menjelma menjadi seorang gadis yang sangat menarik dimata pria.

"Terima kasih nenek, terima kasih atas kebaikanmu," ucap Anne dalam hati sambil memasukkan cookies ke dalam oven.

Bersambung