Chereads / Emross Empire : War And Order / Chapter 101 - 101. Cinta Memberikan Semangat

Chapter 101 - 101. Cinta Memberikan Semangat

Keesokan harinya...

Di hutan tempat para Rajul Mustanie sedang tidak bertugas dan menghabiskan waktu mereka. Beberapa dari mereka terlihat duduk berkelompok, ada yang berjalan kesana kemari, dan ada juga yang hanya berdiri memandangi pemandangan di sekitarnya. Mereka sama sekali tidak tahu apa yang harus mereka lakukan ketika sedang tidak bertugas.

Rajul Mustanie biasanya melakukan sesuatu dengan bimbingan dari Shiro, Ayah dan Bunda. Tetapi karena tidak ada yang memimpin mereka saat ini, mereka hanya bisa menghabiskan waktu dengan tidak melakukan apa-apa.

"Yah... Sampai kapan kita duduk seperti ini?" tanya salah satu Rajul Mustanie.

"Tentu saja sampai Shiro-sama kembali." jawab Rajul Mustanie yang duduk di sebelahnya.

"Tapi bukankah Shiro-sama memberi perintah untuk melakukan apapun yang kita inginkan?" kata Rajul Mustanie lainnya.

"Lalu apa yang ingin kamu lakukan?"

"Entahlah."

"Aha! Aku punya ide bagus. Kalau begitu mari kita duduk dan menunggu Shiro-sama kembali." kata Rajul Mustanie yang lain, tampak bersemangat.

"Itu ide yang bagus." seru para Rajul Mustanie.

.

.

Di ibukota. Para Senshi terlihat sudah berkumpul di depan gerbang ibukota dan bersiap untuk penyerangan sarang Goblin. Disisi lain, Shiro masih tertidur pulas di kamarnya.

Sementara itu di depan markas NoobKiller, sebuah portal muncul yang kemudian terlihat Cloud88 dan Cloud95 berjalan keluar dari dalam portal.

Mereka berdua terlihat terkejut saat membuka pintu masuk dan melihat kawanan Goblin yang sedang berkumpul di dalam markas.

"Kenapa ada Goblin disini?" tanya Cloud95.

Cloud88 tidak menjawab pertanyaan Cloud95 dan memandangi kawanan Goblin itu dengan sangat tenang.

Kawanan Goblin itu terlihat ketakutan melihat kedua Senshi yang terlihat sangat kuat itu membuka pintu masuk.

"Mereka adalah tawanan Shiro-sama." jawab Bunda, berjalan keluar.

"Shiro?" kata Cloud88 lirih.

"Bocah itu, membawa masuk goblin ke markas? Apa yang dipikirkan olehnya... Dan kau ini siapa?" sahut Cloud95.

"Shiro-sama memberikanku nama, Bunda."

"Lalu dimana dia sekarang?" kata Cloud88 berjalan masuk.

"Shiro-sama sedang beristirahat."

"Dia tidak ikut misi penyerbuan Goblin?" tanya Cloud88 lagi.

"Kami sudah mengirimkan salah satu pasukan terbaik kami pergi bersama dengan para Senshi menuju ke sarang Goblin. Shiro-sama akan langsung menyusul saat ia bangun nanti." Walaupun Bunda menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka dengan tenang, namun ia masih mewasdai pergerakan para Cloud, karena pada dasarnya mereka bertiga belum pernah bertemu sebelumnya.

"Cih! Dasar bocah pemalas." keluh Cloud95.

.

.

Di desa Bae.

"Ana-chan, apa kau benar ingin ikut pergi ke pegunungan Muria? Apa kau tau jika misi ini sangat berbahaya?" kata Andi, seorang prajurit kerajaan yang menjaga desa Bae, mencoba untuk membujuk Ana untuk tidak ikut bersama dengan mereka.

"Itu benar. Aku rasa kali ini memang sudah terlalu berbahaya bagimu untuk ikut." imbuh Feri, prajurit kerajaan yang selalu menggoda Ana.

"Tenanglah. Bukankah ada kalian yang akan melindungiku dan para pengumpul lainnya." kata Ana dengan senyuman. "Lagi pula, para pengumpul hanya akan berada di barisan paling belakang. Kalau begitu aku kesana dulu. Kalian bersiaplah!" imbuhnya, menggendong sebuah keranjang di punggungnya, dan berjalan menjauh bergabung dengan para pengumpul lainnya.

Karena Ana masih bersikeras ikut ke pegunungan Muria untuk mengumpulkan darah Goblin, para prajurit kerajaan yang mencoba membujuknya pun hanya bisa terdiam melihatnya pergi.

"Percuma kalian mengekang gadis yang sedang jatuh cinta." sahut sang kapten kerajaan yang sedang duduk di teras rumah di samping mereka. Namanya adalah Sawal, kapten kerajaan yang memberikan misi pertama kepada Shiro satu bulan yang lalu.

"Apa maksudmu kapten?" tanya Feri.

"Bukankah sudah jelas jika Ana-chan bersikeras untuk ikut agar bisa bertemu dengan tuan Hakaishin."

"Apa?? Ana-chan menyukai tuan Hakaishin??" seru Feri, terkejut.

"Apa? Kalian tidak menyadarinya?" kata Andi, menoleh kearah Feri.

"Ta-Tapi dia adalah Senshi!" seru Feri, seakan ia menolak untuk percaya.

"Oleh sebab itu Ana-chan bisa jatuh cinta kepadanya. Ditambah lagi tuan Hakaishin adalah pahlawan desa ini. Setiap gadis di desa Bae sangat ingin menjadi wanitanya." kata sang kapten sambil mengasah pedangnya.

"Aku rasa kali ini saingan cintamu sangat tangguh. Haha." Andi terkekeh, menepuk pundak Feri,

Feri terlihat lesu dan berkata, "Huft... Kenapa cintaku selalu saja bertepuk sebelah tangan."

.

.

Beberapa waktu kemudian, di markas NoobKiller, Shiro akhirnya terbangun.

"Kepalaku sakit sekali..." keluh Shiro, berdiri dari tempat tidur sambil memegangi kepalanya.

"Selamat pagi, Shiro-sama." kata Bunda dengan lembut, menyapa Shiro yang baru saja bangun tidur.

Shiro menoleh ke kiri dan melihat Bunda yang sedang duduk di samping kasurnya. Shiro tersenyum dan berkata, "Selamat pagi. Ada kabar baru?"

"Ayah dan Rajul Mustanie lainnya sudah pergi berangkat ke sarang Goblin bersama dengan para Senshi. Selain itu, ada 2 Senshi yang sedang berada di aula."

Shiro terdiam sejenak dan berpikir siapa kedua Senshi yang dimaksudkan oleh Bunda. "Kerja bagus." kata Shiro, memakai bajunya dan berjalan keluar kamar.

Shiro berjalan menuju ke aula dan menyapa Cloud88 dan Cloud95 yang sedang fokus menyusun sebuah strategi. "Saat aku kembali sama sekali tidak ada orang disini. Kemana yang lainnya?" tanya Shiro.

"Hmm? Kami ada beberapa urusan di luar wilayah kerajaan. Sebaiknya kau cepat pergi menyusul yang lainnya. Misi penyerbuan Goblin sudah dimulai 1 jam yang lalu." kata Cloud88.

"Kau memang mirip dengan ayahmu Pong (Cloud76), sangat pemalas." sahut Cloud95. "Dan... Romamy telah membuatkan sesuatu makanan untukmu. Periksalah dapur." imbuhnya.

"Ahh... Kebetulan sekali. Aku memang sedang lapar." kata Shiro, duduk di sebelah Cloud95.

Cloud88 tersenyum memandangi Shiro dan berkata, "Aku rasa Kee Hui (Roma/Romamy) benar-benar menyukaimu."

"Benar. Dia sama sekali tidak pernah membuatkan kami sesuatu untuk dimakan. Kenapa dia memperlakukanmu secara spesial seperti itu?" tanya Cloud95.

"Karena aku imut, mungkin." kata Shiro, melihat Bunda menaruh sebuah piring di meja di hadapannya. Mendengar Shiro mengeluh lapar dan apa yang telah di katakan oleh Cloud95, Bunda langsung pergi ke dapur untuk mengambilkan masakan yang telah dibuat Roma untuk Shiro. "terimakasih." kata Shiro kepada Bunda.

"Soal misi Goblin, Aku sudah mengirimkan pasukanku untuk ikut misi itu. Lagi pula sebenarnya aku tidak terlalu ingin ikut. Sangat menyebalkan bagiku untuk melawan monster dengan banyak Senshi dan NPC yang berkeliaran di sekitarku." kata Shiro, mencicipi donat buatan Roma. "Enak!" imbuhnya.

"Tentu saja. Karena Kee Hui adalah seorang koki." kata Cloud88, melanjutkan tugas yang sedang dikerjakannya.

"Bukankah kemarin kau bilang ingin ikut?! Kenapa sekarang kau bilang malas untuk ikut? Apa kau seorang perempuan yang cepat berubah pendirian?" kata Cloud95.

"Itu kemarin. Aku kira tidak akan ada NPC yang ikut misi tersebut. Tapi, aku pikir Romamy adalah seorang guru les piano?" kata Shiro, menikmati makanannya.

"Itu hanya pekerjaan sampingannya saja. Ngomong-ngomong, levelmu cepat sekali naik. Apa yang telah terjadi?" tanya Cloud88, selesai mengerjakan tugasnya.

"Oh... Benar juga! Bagaimana kau bisa menaikkan level secepat itu hanya dalam kurun waktu satu hari??" sahut Cloud95, terkejut melihat tampilan status Shiro yang berubah dengan drastis.

Walaupun Cloud95 sudah cukup lama tidak bertemu dengan Shiro, namun ia masih bisa melihat status Shiro dari daftar anggota aliansi yang terdapat di tampilan menu masing-masing pemain. Dan kemarin saat ia terakhir kali melihat level Shiro, Shiro masih berada pada level 68, dan sekarang sudah naik menjadi level 99. Sebuah hal yang sangat hebat, mengingat semakin tinggi level seorang pemain, semakin banyak pula XP yang mereka butuhkan untuk menaikkan level mereka.

"Em... Kemarin aku menaklukkan sebuah Dungeon level C yang bernama Flight Dungeon." jawab Shiro dengan mulut yang penuh dengan donat.

"Menaklukkan Dungeon?? Seorang diri?! Maksudku selain pasukanmu." sahut Cloud95 terkejut, mendengar pengakuan Shiro.

"Tidak, aku pergi bersama dengan aliansi Butterfly yang beranggotakan 8 orang pemain. Namun aku yang telah membunuh sebagian besar monster yang ada disana."

Cloud95 terdiam dan terkagum. Karena selain kelebihan kelas Destroyer yang sudah ia ketahui, Cloud95 menganggap jika apa yang telah dilakukan oleh Shiro adalah perbuatan ceroboh yang berbahaya.

"Kerja bagus. Aku rasa Dungeon itu adalah satu-satunya yang belum kita ketahui lokasinya." sahut Cloud88.

"Oleh sebab itu, kenapa kalian tidak memberitahukanku letak Dungeon lain agar aku bisa menaklukkan tempat tersebut seorang diri dan menaikkan levelku lebih cepat lagi." kata Shiro, selesai memakan seluruh donat yang tersaji di hadapannya.

"Menaikkan levelmu dengan cepat memang penting untuk rencana kita. Tapi kau tidak mengerti Shiro... Aku juga ingin mereka bertambah kuat agar mereka bisa bertahan hidup menghadapi ombak besar yang akan datang." jawab Cloud88.

"Eh, Aku rasa kau benar. Aku tidak pernah berfikiran seperti itu." kata Shiro, merasa malu atas keserakahannya.

"Jangan khawatir. Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantumu bertambah kuat." sahut Cloud95.

"Minumanmu, Shiro-sama." kata Bunda, memberikan Shiro segelas jus stroberi kesukaannya.

"Terimakasih Bunda." kata Shiro, tersenyum.