"Kalian semua! Bantulah mereka untuk membunuh monster tikus yang bersembunyi di goa ini." kata Shiro, memberikan perintah kepada para Rajul Mustanie petarung jarak dekat. "Kalian juga." imbuhnya, menoleh ke kawanan Goblin yang gemetaran di pintu lantai ketiga.
"B-Baik, tuan Shiro-sama!" Kawanan Goblin itu bergegas bergabung dengan para Rajul Mustanie dan kemudian mengejar aliansi Butterfly yang telah mulai berjalan.
"Kalau begitu kami serahkan monster raksasa itu padamu." kata SouthKing, yang kemudian pergi mencari kawanan Papagomys Armandvillei yang bersembunyi di sudut-sudut goa.
"Berjuanglah Shiro-nii!" seru LeoKing.
"Diamlah, bocah. Pergilah!" kata Shiro tanpa melihat Leoking.
"Apa yang harus kami lakukan, Shiro-sama?" kata Bunda, menghampiri Shiro sambil melihat pertarungan Ayah dengan monster lipan raksasa yang sudah sekarat.
"Bakar sayap lebah raksasa itu dan jatuhkan dia." kata Shiro lirih.
"Baik, Shiro-sama." Setelah mendapat perintah dari Shiro, Bunda langsung memberikan perintah kepada para Rajul Mustanie untuk bersiap menyerang.
Serangan untuk menjatuhkan The Honey Queen dimulai. Para Rajul Mustanie melancarkan serangan jarak jauh kearah sayap The Honey Queen secara terus-menerus. Shiro juga ikut serta membantu mereka dengan menembakkan skill Overhell ke salah satu sayap lebah itu. Namun serangan mereka semua belum cukup kuat untuk menghancurkan sayap The Honey Queen.
Hingga hampir 30 menit berlalu. Para aliansi Butterfly sudah kembali dan berhasil membunuh seluruh kawanan Papagomys Armandvillei.
"Ternyata disini belum selesai." kata LeoKing, berjalan mendekat.
"Apa yang sedang kalian lakukan?" sahut Marsha, berjalan mendekat sambil melihat ke arah The Honey Queen yang tidak dapat melakukan apapun selain terbang di tempat dan menerima serangan yang Shiro dan yang lainnya lancarkan.
"Kasihan sekali lebah itu." kata Dora, memandangi The Honey Queen.
"Masih tidak ada kemajuan?" kata SouthKing, berhenti di samping Shiro.
"Cih! Diamlah dan bantu kami menjatuhkan monster sialan itu!" sentak Shiro, merasa kesal dengan keluhan mereka.
Tidak lama kemudian, mereka akhirnya mampu untuk menghancurkan salah satu sayap The Honey Queen dan membuat lebah raksasa itu kehilangan keseimbangan dan akhirnya terjatuh. Shiro dan seluruh Rajul Mustanie menyerbu lebah raksasa yang sudah tak berdaya itu. Mereka terus melancarkan berbagai macam serangan, membuat HP The Honey Queen turun sedikit demi sedikit.
"Sial! Keras sekali kulit lebah ini!" keluh Shiro, terus menebaskan pedangnya.
Para anggota aliansi Butterfly hanya terdiam menonton Shiro dan seluruh bawahannya memperkosa The Honey Queen yang sudah tak berdaya.
"Apa kita perlu membantu mereka?" tanya Violyn.
"Sebaiknya jangan!" jawab Marsha dan SouthKing secara bersamaan.
"Lebah yang malang." kata Dora, merasa sedih.
"Tapi kita tidak akan mendapat kill Rewardnya jika kita tidak membantu mereka!" seru Leoking.
Tubuh The Honey Queen melemah hingga akhirnya HP lebah itu hanya tersisa kurang dari 1%. Ayah berhenti sejenak dan memandangi kawanan Goblin yang terus-terusan menusukkan tombak ke mata lebah raksasa itu.
"Makhluk-makhluk hijau! Berhentilah menyerang!" seru Ayah, memerintah para Goblin untuk mundur agar mereka tidak mencuri kill Rewardnya.
"Ya, Ayah-sama!" Para Goblin itu berhenti menyerang dan berjalan menjauhi The Honey Queen.
"Yosh! Ini adalah serangan terakhir!" seru Shiro, menebaskan pedangnya dan merobek tubuh The Honey Queen, membuat organ tubuhnya keluar dan berserakan di tanah.
"Cih! Akhirnya mati juga lebah sialan ini! Tanganku pegal!" keluh Shiro, memegangi lengan kanannya.
The Honey Queen akhirnya mati. Lebah raksasa itu mati dengan beberapa luka bakar dan ribuan luka tusukan pedang. Para Rajul Mustanie mencabut pedang-pedang mereka yang tertancap di bangkai lebah raksasa itu dan kemudian meninggalkan bangkainya begitu saja.
===================================
"Selamat! Anda telah mengalahkan The Honey Queen dan menaklukkan Flight Dungeon!"
===================================
Tidak lama kemudian... Tanah di lantai ketiga bergemuruh, dan dari dalam tanah di tengah-tengah goa, uang koin yang berlimpah meluap muncul ke permukaan tanah, disusul oleh sebuah tiang bendera yang menjulur tinggi dengan bendera aliansi NoobKiller dan Butterfly di atasnya.
=====================
Flight Dungeon
Conquered by NoobKiller & Butterfly
=====================
Bendera aliansi NoobKiller berada diatas bendera Butterfly dan berkibar mengikuti arah angin. Diantara gunungan uang koin yang berserakan di bawah tiang bendera itu, terdapat puluhan Bronze Chest dan beberapa Silver Chest dan juga beberapa jenis item dan Gemstone. Bronze Chest sendiri berisi sebuah peralatan dengan kualitas Common. Sedangkan Silver Chest berisi satu equipment acak dengan kualitas Rare dan Common.
"Yay! Kita berhasil!" seru para gadis dari aliansi Butterfly. Mereka terlihat sangat bahagia dan berlari menghampiri gunungan uang koin yang berserakan di bawah tiang.
Jumlah total hadiah dari penaklukan Flight Dungeon adalah 1 juta Gold, 2 item langka, 10 jenis Gemstone level 3, 20 Bronze Chest dan 5 Silver Chest.
Dari semua hadiah yang mereka dapatkan, Shiro mengambil 50 ribu Gold, seluruh Chest, Gemstone, item langka dan memberikan 950 ribu Gold ke aliansi Butterfly.
"Hey, Shiro... Apa kau yakin hanya mengambil 50 ribu Gold dan item-item itu?" tanya SouthKing.
"Iya, aku lebih membutuhkan benda-benda ini daripada uang itu. Begitu juga sebaliknya. Aku rasa kalian butuh lebih banyak uang untuk meningkatkan kekuatan kalian."
"Eehh... Padahal aku juga ingin beberapa Chest."' sahut LeoKing.
"Dengan uang sebanyak ini kau bisa membeli item-item tersebut dengan mudah." sahut Ben.
"Eh, benar juga!" kata Leoking, terkekeh.
"Aku ingin membeli perisai yang besar!" seru Violyn.
"Kenapa? Kau ini seorang Holy priest, kau tidak akan bisa menggunakan perisai." kata Ben.
"Eh, benarkah??" tanya Violyn, terkejut.
"Shiro-san, aku tidak mengerti kenapa kau lebih butuh benda-benda itu? Peratanmu saat ini terlihat lebih bagus daripada peralatan-peralatan yang ada di dalam peti-peti itu. Dan seperti yang Ben katakan, kau bisa membeli peralatan-peralatan yang lebih baik dengan uang sebanyak ini." kata Marsha.
"Aku membutuhkan peralatan-peralatan ini untuk pasukanku." jawab Shiro.
Walaupun para Rajul Mustanie tidak dapat mendapatkan efek tambahan dari status senjata atau item yang mereka gunakan, namun mereka masih bisa menggunakan kekuatan dari benda-benda yang mereka pakai. Contoh, seperti saat Ayah menggunakan pedang Goburinroga, Attack poinnya tidak akan meningkat. Namun ia masih dapat memanfaatkan pedang tersebut untuk mendeteksi kedatangan Goblin dan kelebihan lainnya.
"Tapi... Masih aneh saja. Kau bisa membeli lebih banyak peralatan dengan uang sebanyak ini." kata Marsha, masih tidak mengerti kenapa Shiro memberikan uang sebanyak itu kepada mereka. Walaupun sebenarnya Shiro lah yang telah berkontribusi besar dalam menaklukkan Dungeon ini.
"Berhentilah mengeluh dan ayo kita kembali ke ibukota." kata Shiro, menghiraukan pertanyaan Marsha.
Karena mereka tidak bisa membuka Portal di dalam wilayah Dungeon, Shiro dan yang lainnya berjalan keluar menuju ke pintu masuk Dungeon.
Di depan pintu masuk Dungeon, Shiro memberikan perintah kepada para RJ-Kalong yang masih hidup untuk menyebar. Dia berencana untuk menggunakan mereka untuk tempat lompatan pembuka portal. Sementara itu, karena jumlah para Rajul Mustanie terlalu banyak untuk dibawa kembali ke ibukota, Shiro menyuruh sebagian besar dari mereka untuk tetap tinggal di hutan. Dan karena sudah sangat jarang sekali monster yang berkeliaran di hutan Rahtawu, Shiro menyuruh mereka untuk melakukan apapun yang mereka inginkan selagi mereka tidak dalam menjalankan tugas.
Setelah itu, Bunda membuka sebuah portal yang menuju ke markas NoobKiller. Shiro dan para anggota aliansi Butterfly berjalan memasuki portal tersebut, diikuti oleh beberapa Rajul Mustanie yang tidak mendapatkan perintah untuk tetap tinggal di hutan.
Sesampainya di ibukota.
"Shiro-san, terimakasih atas petualangannya." seru Violyn, merasa puas.
"Lain kali kita taklukkan Dungeon lain, okey Shiro-nii?!" sahut LeoKing.
"Cepatlah pergi! Aku sudah sangat lelah." kata Shiro, mengusir mereka.
"Kau tidak perlu mengusir kami, kami akan pulang juga!" seru Dora, mencoba untuk melepaskan tangan Shiro yang mendorong tubuhnya.
"Kalau begitu kita kembali dulu. Sampai jumpa lagi." kata SouthKing, yang kemudian mengajak para anggotanya untuk pulang.
"Selamat tinggal dan sampai ketemu lagi!" teriak Violyn, berjalan mundur sambil melambaikan kedua tangannya. "Dan Ayah! Jangan galak-galak!" imbuhnya, mengedipkan mata kanannya.
"Anak gadis kecil yang menyebalkan." keluh Ayah lirih, melihat mereka berjalan menjauh.
"Itu benar. Benar-benar hari yang melelahkan, berburu bersama dengan orang-orang berisik. Tapi mereka imut. Aku suka." kata Shiro yang kemudian berbalik badan dan berjalan masuk ke markas NoobKiller.
Para Rajul Mustanie kemudian berjalan mengikuti Shiro memasuki markas.
"Sepi sekali. Dimana Romamy dan orang-orang tua itu pergi?" kata Shiro, melihat ke sekitar ruangan aula.
Shiro berhenti berjalan dan kemudian mengeluarkan seluruh item yang telah didapatkannya tadi dan berkata, "Pergilah ke tempat Jarwo dan Juallah item-item ini. Gunakan uangnya untuk membeli pasokan senjata dan baju. Katakan kepada NPC gendut itu jika aku yang menyuruh kalian."
"Sesuai perintah anda, Shiro-sama." jawab Ayah dengan tegas.
Ayah kemudian pergi bersama Rajul Mustanie lainnya untuk menjalankan perintah Shiro.
Tidak lama kemudian setelah Ayah dan para Rajul Mustanie keluar, Shiro baru teringat jika ia tidak memberitahukan dimana tempat yang sedang mereka tuju. "Eh, Sudahlah. Mereka pasti menemukannya." kata Shiro, pasrah.
"...?" Shiro melihat kearah kawanan Goblin. Dia sadar jika mereka tidak bisa berkeliaran di ibukota karena para Senshi akan langsung membunuh mereka.
"Tetaplah di dalam markas dan awasi mereka. Aku akan pergi tidur. Jangan bangunkan aku." kata Shiro kepada Bunda. Shiro kemudian berjalan menuju ke kamarnya untuk beristirahat.
"Baik, Shiro-sama. Semoga anda tidur dengan nyeyak." jawab Bunda dengan senyuman.