Chereads / Emross Empire : War And Order / Chapter 99 - 99. Sarang Lebah

Chapter 99 - 99. Sarang Lebah

Shiro memberikan beberapa botol potion kepada Ayah dan Bunda dan kedua Rajul Mustanie itu langsung meminumnya.

"Lalu... Bagaimana aku bisa mengalahkan indukan lebah itu?" kata Shiro, menggaruk kepalanya, memikirkan cara yang efisien untuk dapat mengalahkan The Honey Queen.

"Kenapa kau malah menghancurkan sarang itu!!" teriak SouthKing, kesal.

"Kalau tidak dihancurkan, bagaimana kita bisa mengalahkannya?" jawab Shiro, acuh tak acuh.

"Ergh! Setidaknya kita harus membunuh semut-semut itu terlebih dahulu!" seru SouthKing, menunjuk ke kawanan semut yang merayap mendekat.

"Buang-buang waktu saja! Aku akan menghabisi mereka semua dengan satu kali serangan!" jawab Shiro dengan penuh percaya diri.

"Bagaimana caranya?? Apa kau tidak lihat statusnya?? Lebih dari 1 juta CP!!"

"Benar juga. Kalau begitu 100 kali serangan." jawab Shiro, masih bersikap acuh.

Saat SouthKing masih terus memarahi Shiro, tiba-tiba The Honey Queen membuat suara deritan yang menggema di seluruh pelosok goa.

"Ada apa dengannya? Apa dia sakit perut atau apa?" kata Shiro, masih terlihat tenang menghadapi situasi.

Tidak lama kemudian mulai terdengar suara dengungan lebah yang menggema. Para Senshi melihat ke sekitar ke dinding-dinding goa yang terlihat dilapisi oleh madu kering. Hampir diseluruh dinding goa di lantai ketiga, terdapat ribuan lubang kecil yang merupakan sarang dari Killer Bee, keturunan sang ratu. Dari dalam lubang-lubang tersebut, puluhan ribu Killer Bee berterbangan keluar, membunuh kawanan RJ-Kalong yang berterbangan di sekitar.

"Akhirnya yang ditunggu-tunggu keluar juga. isi penuh HP kalian!" seru Shiro.

"Huh?"

"Kenapa?" tanya para Senshi penasaran.

"Turuti saja perintah Shiro-sama. Jika tidak kalian bisa mati!" kata Ayah yang kemudian menoleh ke kawanan Goblin yang masih berdiri di depan pintu masuk. "Jika kalian masih ingin hidup, mundurlah sedikit makhluk hijau."

"Ba-Baik.." Kawanan Goblin itu mundur beberapa langkah menuruti perintah Ayah.

"Hmm? Leader, apa kita perlu melakukannya? Bar HP milikku masih tersisa cukup banyak." tanya Ben, menoleh kearah Southking.

"Turuti saja perkataannya. Shiro pasti memiliki semacam rencana." kata Southking yang kemudian mengambil beberapa botol HP potion.

Shiro terus mendongak keatas, menunggu seluruh Killer Bee terbang keluar dari sarang mereka. Sedangkan kawanan RJ-Kalong yang masih selamat terbang rendah di sekitar Shiro, menunggu perintah selanjutnya.

"Hmm..?" Api yang membakar tubuh Scolopendra Gigantea sudah padam. Monster itu mencoba untuk bangkit dan langsung berlari menerkam Shiro. Namun Ayah yang menyadarinya langsung berlari menghadang monster lipan itu dan melawannya. "Jangan ganggu sang raja, lipan rendahan!"

Shiro tersenyum memandangi kawanan Killer Bee yang terus berterbangan keluar dan berkata, "Benar. Datanglah mendekat." Ia kemudian menoleh ke arah Violyn untuk mengecek bar HP milik gadis kecil itu.

Total bar HP Violyn sudah dikalkulasi oleh Shiro, namun karena level Shiro telah naik, damage yang dapat ditimbulkan oleh skill spesial miliknya pun meningkat, membuat damage yang mampu ditimbulkan oleh skill spesialnya lebih besar dari total HP yang Violyn miliki. Walaupun begitu ia sudah memperkirakan akan hal tersebut dan bertaruh untuk tetap mengaktifkan skill spesial miliknya.

Setelah merasa sudah cukup banyak kawanan Killer Bee yang keluar dari sarang mereka, Shiro tersenyum dan langsung mengaktifkan skill Suppression seraya berkata, "Mari kita akhiri... Perburuan yang membosankan ini." Perlahan tubuhnya mengeluarkan Aura kegelapan dan kemudian dengan cepat menyebar sesaat setelah ia selesai berbicara.

Ribuan Killer Bee yang berbaris di udara ditelan aura kegelapan milik Shiro dan kemudian mulai berjatuhan satu persatu. Seketika suasana menjadi sangat hening, karena dengungan sayap lebah yang terdengar berisik kini menghilang.

Shiro hanya mengaktifkan skillnya selama 2 detik, namun dari sekian banyak monster yang ada di lantai ketiga, hanya kawanan Papagomys Armandvillei, seekor Scolopendra Gigantea, dan sang ratu lebah saja yang masih hidup.

Para anggota aliansi Butterfly terkapar di tanah dan terlihat tidak berdaya karena efek dari Skill Shiro melemahkan tubuh mereka. Beberapa diantara mereka dalam keadaan kritis dan hampir mati. Sedangkan kawanan Goblin yang berada di luar jangkauan Shiro pun hanya bisa tertegun melihat tuannya itu dengan mudahnya membunuh puluhan ribu monster yang tadinya telah siap untuk menyerang mereka.

Melihat para anggotanya yang terkapar di tanah dan terlihat tidak sadarkan diri, Southking pun hanya bisa tertegun memandangi mereka. Ia tidak tahu pasti apa yang telah terjadi, namun ia merasa sangat marah terhadap Shiro yang telah menyebabkan mereka sampai sekarat seperti itu.

Walaupun tubuhnya masih terasa lemas, dengan sekuat tenaga Southking berusaha untuk berdiri. Perlahan ia berjalan menghampiri Shiro dan berteriak, "Shi... Shiro!! Brengsek sialan! Apa yang telah kau lakukan?!!"

"Hmm?" Shiro menoleh dan memandangi wajah SouthKing yang terlihat sangat marah. Ia kemudian berjalan menghampirinya sambil merogohkan tangannya ke dalam ruang dimensi.

"Grh!" Melihat Shiro yang terlihat seperti ingin mengambil senjata, SouthKing berusaha untuk menggenggam erat pedangnya dan bersiap untuk menyerang Shiro.

"Shi... Shiro-nii..." kata LeoKing, masih terkapar dan mulai sadarkan diri.

"Dasar sialan!" teriak SouthKing, menebaskan pedangnya kearah Shiro, namun dengan mudah Shiro mampu untuk menghindarinya. "Tenanglah dan isi kembali bar HPmu." kata Shiro, menendang tubuh SouthKing hingga terjatuh.

"Sial!" keluh Southking, menggenggam erat tanah becek yang bercampur madu. Ia berusaha untuk kembali bangkit seraya berteriak, "Tunggu!!"

Shiro berhenti melangkahkan kakinya dan menoleh ke belakang. Ia sedikit terkejut melihat Southking yang masih bersikeras untuk melawannya. Memandangi Southking yang kesulitan untuk berdiri, Shiro tersenyum tipis dan dengan lirih berkata, "Lolicon yang baik hati."

Shiro menghiraukan Southking dan berjalan menghampiri para anggota Butterfly yang sedang terkapar. Ia membuka tutup botol HP Potion yang dipegangnya dan memberikannya kepada Violyn. "Minumlah ini." kata Shiro, membantu Violyn meminum potion tersebut.

"Hey! Apa yang ingin kau lakukan?! Berhenti!" teriak Southking yang merasa panik karena melihat Shiro seperti sedang melakukan sesuatu terhadap Violyn.

Perlahan Violyn mencoba untuk bangkit dan memandangi wajah Shiro. Setelah selesai membantu Violyn meminum HP potion, Shiro kemudian melemparkan beberapa botol HP potion ke tanah dan berkata, "Kalian juga, minumlah."

"Vio..." SouthKing yang tadinya terlihat sangat marah kini mulai tenang dan memandangi Shiro yang berjalan menjauh.

"Aku tidak menerima pertanyaan dan tidak akan meminta maaf. Bergegaslah bangkit. Kalian urus tikus-tikus tadi." kata Shiro, memandangi The Honey Queen yang masih terbang di tempat.

"Kau benar-benar orang yang menyebalkan." keluh SouthKing yang kemudian mengambil potion-potion tersebut dan memberikannya kepada para anggotanya.

"Aku pikir aku akan mati." kata Violyn, memegang botol potion yang telah kosong.

"Eh, aku juga! Tadi aku sempat melihat taman bunga yang indah. Hehe." seru Dora.

"Lemah kalian ini! Aku sama sekali tidak apa-apa!" seru LeoKing dengan bangga.

Ben yang melihat kaki LeoKing gemetaran menusuk lutut bagian belakang LeoKing dengan tongkat sihirnya, membuat LeoKing roboh seketika.

"Masih gemetaran begitu, tapi bilang baik-baik saja?" sahut Marsha.

"Ben! Apa yang kau lakukan!" teriak LeoKing kesal.

Mereka terkekeh dan melupakan bahwa kematian hampir saja menjemput mereka.

"Lalu? Bagaimana kita mengalahkan indukan lebah itu?" kata SouthKing, menghampiri Shiro.

"Entahlah. Aku juga bingung." jawab Shiro, terus memandangi lebah raksasa itu.

"Bukankah tadi kau bilang akan menghabisi mereka semua dengan 1 kali serangan?!" sentak Southking, kesal.

"Hmm..." Shiro mengerutkan keningnya, berfikir keras bagaimana cara untuk mengalahkan The Honey Queen.

"Hoy! Katakanlah sesuatu!" seru SouthKing, semakin kesal.

Walaupun The Honey Queen tidak melakukan apapun selain mengepakkan sayapnya dan terbang di tempat, namun Shiro sangat kebingungan untuk membunuh monster raksasa itu. Karena selain Shiro adalah petarung jarak dekat, Defense Poin yang dimiliki oleh monster itu jauh lebih tinggi dari Attack Poin miliknya dan milik para Senshi lain, membuat semua serangan yang mereka lancarkan tidak akan begitu berarti pada ratu lebah itu.

Merasa kebingungan memikirkan cara yang efisien untuk membunuh The Honey Queen, Shiro memutuskan untuk mengalahkannya dengan kuantiti besar dari pasukan yang ia miliki.

Ia mengambil Soul Stone dan kemudian menghidupkan sebagian besar Rajul Mustanie yang telah mati, membuat goa tersebut hampir penuh dengan pasukan Rajul Mustanie.

"Wow! banyak sekali pasukanmu! Hebat Shiro-nii!" seru Leoking, tertegun melihat begitu banyaknya Rajul Mustanie yang tiba-tiba muncul.

"Dengan begini kemenangan pasti akan ada di tangan kita!" sahut Violyn dengan penuh semangat.

"Tapi kenapa hampir sebagian besar dari mereka terlihat sama persis ya?" tanya Chelyn, penasaran.

"Mhmm... Mungkin mereka adalah kembar massal!" sahut Dora, asal menebak.

"Kalau begitu mereka pasti terlahir dari Big Mom." sahut Marsha.

"Apa kau sudah punya ide? Membangkitkan pasukan sebanyak ini." kata Southking, memandangi para Rajul Mustanie.

"Begitulah. Sebaiknya kalian cari kawanan tikus tadi. Jika tidak, kalian tidak akan dapat menaikkan level dengan cepat." kata Shiro.

"Itu karena kau telah membunuh sebagian besar dari mereka!" sentak Southking, kesal.

"Cepatlah pergi." kata Shiro.

"Okey okey." Southking kemudian berjalan meninggalkan Shiro dan menghampiri anggotanya.

"Bersiaplah, kita akan memburu tikus-tikus tadi." kata Southking kepada para anggotanya.

"Ok!" jawab Leoking penuh semangat.

"Tapi kemana mereka perginya?" tanya Marsha.

"Entahlah. Kita cari saja." jawab Southking.