Shiro mengambil Soul Stone milik Ayah, sebuah item yang terlihat seperti sebuah roh kecil yang melayang.
===========================
Ayah's Soul
Activation Requirements : 10% dari biaya pembuatan awal
[Activate] [Cancel]
===========================
Tanpa ragu Shiro langsung mengaktifkan batu tersebut. Roh kecil yang melayang tersebut bersinar terang dan kemudian berubah bentuk menjadi sosok Ayah.
Dihadapan Shiro, Ayah memegangi kepalanya, merasa pusing dan sedikit lupa dengan apa yang telah terjadi kepadanya. Berbeda dengan saat pembuatan Rajul Mustanie baru, saat Shiro membangkitkan mereka, para Rajul Mustanie tidak dalam keadaan telanjang, tapi mengenakan pakaian yang sama dengan pakaian yang mereka kenakan sebelum mati.
Walaupun sudah sejak lama Shiro mengetahui jika para Rajul Mustanie yang telah mati bisa dihidupkan kembali, namun Ayah adalah Rajul Mustanie pertama yang Shiro hidupkan kembali.
Shiro memperhatikan status Ayah dan melihat jika statusnya sedikit lebih kuat dari yang sebelumnya. Setelah membandingkan status lama Ayah dengan yang saat ini, Shiro menyadari jika Ayah dibangkitkan dengan status baru, mengikuti perubahan statusnya yang saat ini. Selain itu, Gift Poin yang baru Ayah dapatkan juga otomatis digunakan untuk menaikkan skill-skill Ayah.
Sekarang Shiro tau walaupun para Rajul Mustanie tidak bisa berkembang dengan cara membunuh monster, namun mereka dapat berengkarnasi menjadi lebih kuat, tergantung dari perkembangan kekuatan Shiro sendiri.
"Wanita bodoh itu tidak bisa dimaafkan..." keluh Ayah, masih memegangi kepalanya.
Walaupun Shiro tidak tau pasti apa yang dimaksud oleh Ayah, tapi entah bagaimana ia tau jika wanita yang dimaksud oleh Ayah adalah Bunda.
"Shiro-sama..." kata Ayah, baru menyadari jika Shiro sedang berada di hadapannya. "Maafkan aku. Kami telah dibantai oleh kawanan monster." kata Ayah, menyesali kekalahannya. "Tapi... Aku rasa aku telah mati." imbuhnya lirih.
"Aku telah membangkitkanmu. Aku tidak tahu apa yang telah terjadi, tapi... Ayah, aku ingin kau akur dengan Bunda." kata Shiro dengan penuh perasaan.
"Tapi wanita bodoh itu telah..."
"Bukankah aku bilang aku ingin kau akur dengannya!!" sentak Shiro, dengan penuh emosi. "Apa manusia buatan sepertimu juga tidak mau mendengarkan permintaanku?!" imbuhnya, menahan emosinya.
"Shi-Shiro-nii..." Para anggota aliansi Butterfly hanya bisa terdiam melihat Shiro memarahi Ayah. Sedangkan para Goblin bersembunyi di balik para Senshi yang berdiri di belakang Shiro. Mereka terlihat ketakutan melihat Shiro yang sedang marah.
"B-Baik. Maafkan aku, Shiro-sama. Aku akan akur dengannya." kata Ayah, merasa menyesal karena telah membuat Shiro marah.
"Tidak apa-apa. Selama kau mau menuruti perintahku, itu sudah cukup bagiku." kata Shiro, berjalan melewati Ayah. Ayah membalikkan badan dan memandangi Shiro, penasaran dengan apa yang ingin dilakukan olehnya.
Shiro membuat 100 Rajul Mustanie baru dan langsung menyuruh mereka untuk berbaris di belakang Ayah.
Kali ini para Rajul Mustanie baru yang Shiro ciptakan tidak dalam keadaan telanjang, namun mengenakan kain hitam sederhana yang telah Shiro sisipkan saat proses pembuatan mereka. Selain itu mereka juga membawa senjata dan mengenakan kalung belenggu yang mengikat leher mereka.
Selama masa pelatihan, Shiro juga mempelajari cara pembuatan Rajul Mustanie, dan akhirnya ia dapat menyisipkan beberapa jenis item yang ia pilih untuk digunakan oleh manusia buatan yang akan ia buat. Sedangkan beberapa hari yang lalu, setelah mendapatkan uang dari Cloud88, Shiro membeli berbagai macam senjata dan jutaan potong kain hitam, persediaan untuk para Rajul Mustanie yang akan dibuatnya nanti.
"Pergilah telusuri Dungeon ini. Kalian tidak perlu melakukan pertarungan yang tidak perlu. Tugas kalian hanya untuk memetakan Dungeon ini dan mengetahui monster-monster jenis apa saja yang menghuni tempat ini." kata Shiro, memberikan perintah kepada Ayah.
"Sesuai perintahmu, Shiro-sama." jawab Ayah, yang kemudian membalikkan badan memimpin para Rajul Mustanie berjalan menyusuri Dungeon.
Para anggota aliansi Butterfly hanya bisa tertegun dengan mulut menganga, melihat para Rajul Mustanie berjalan pergi.
"Hoy!! Apa-apaan mereka itu tadi?!" seru LeoKing.
"Hey, Shiro... Makhluk Apa sebenarnya mereka itu?!" tanya SouthKing, sulit untuk percaya dengan apa yang barusaja ia lihat.
"Aku tidak menerima pertanyaan, jadi diamlah dan tunggu mereka kembali." kata Shiro.
"Eh? Tapi... Kenapa mereka semua mengenakan belenggu di leher mereka? Aku kira kau tidak suka memperbudak orang lain." kata Southking, berjalan menghampiri Shiro.
"Yang memperbudak mereka bukan aku, melainkan dunia ini." kata Shiro.
"Dunia ini?" sahut Violyn, kebingungan dari maksud perkataan Shiro.
"Saat masih berada di dunia nyata, aku juga sama seperti mereka. Selalu diperbudak oleh kehidupan. Kehendakku bukan lagi menjadi milikku. Aku mempunyai 2 tangan, tapi tidak dapat melakukan apa yang aku suka. Aku juga mempunyai 2 kaki, tapi aku tidak dapat bebas berjalan kemana aku ingin. Bahkan mulutku pun tidak dapat aku gunakan untuk berpendapat dan selalu dipaksa untuk tertutup." Shiro menoleh ke arah mereka dan melanjutkan perkataannya. "Untuk apa aku memiliki semua itu jika tidak dapat menggunakannya? Untuk apa kita terlahir jika tidak memiliki kekuasaan atas kehidupan kita sendiri?!"
Baik para Senshi maupun para Goblins hanya bisa terdiam mendengarkan perkataan Shiro, seperti mereka membenarkan semua perkataannya. Mereka mengingat kembali betapa tidak adilnya kehidupan di dunia nyata. Kenyataan bahwa di dunia tempat Shiro dan para Senshi lain berasal adalah sebuah dunia yang dipimpin oleh penguasa tunggal yang semua peraturannya adalah hal yang mutlak.
"Setelah datang di dunia ini akhirnya aku mengerti arti dari kebebasan. Inilah yang dinamakan kehidupan! Bebas melakukan apapun yang kita suka dan menanggung resikonya sendiri. Pergi kemanapun yang kita suka walaupun akhirnya kita hanya akan tersesat. Inilah kebebasan!" kata Shiro, menegaskan perkataannya. "Jika mereka memang ingin bebas sepertiku, mereka harus menghancurkan semua sistem yang menahan kebebasan mereka dan melepaskan belenggu yang mengekang kehidupan mereka." imbuhnya, dan seraya membalikkan badan.
Beberapa waktu kemudian. Setelah penantian yang cukup lama, Ayah akhirnya kembali. Dia kembali seorang diri dengan kondisi yang cukup parah. Mata kanannya terluka parah dan bar HPnya pun hanya tersisa 15%.
"A-Apa kamu baik-baik saja?" tanya Marsha, menyambut kedatangan Ayah yang berjalan sempoyongan menghampiri mereka.
"Hey... Monster jenis apa yang telah membuatnya seperti itu?" kata Ben lirih.
Shiro memberikan HP dan MP potion kepada Ayah, dan kemudian berkata, "Bagaimana di dalam sana?"
Ayah meminum potion-potion tersebut dengan segera dan kemudian menjawab pertanyaan Shiro. "Entah berapa jumlah monster yang menghuni tempat ini, namun hampir semuanya adalah tipe monster terbang."
"Seperti Giant Aedes?" tanya Violyn.
"Siapa kau bocah kecil berani bertanya kepadaku?!" sentak Ayah, memelototi LeoKing.
"Kenapa malah aku yang dipelototi?" kata LeoKing.
"Egh..." Violyn ketakutan dengan tatapan kejam Ayah dan bergegas bersembunyi di balik Shiro.
"Ada banyak jenisnya. Namun kurasa sebagian besar dari mereka hanyalah monster level menengah kebawah." kata Ayah, memberitahu Shiro.
"Bagaimana dengan bossnya?" tanya Shiro.
"Aku kurang yakin. Tapi kelihatannya tidak telalu spesial. Hanya saja boss dari Dungeon ini memiliki ukuran yang sangat besar."
"Hmm... Apa yang harus kita lakukan, Shiro?" tanya SouthKing.
"Kawanan singa itu masih berkeliaran di luar sana." sahut Ben, mengintip keluar celah.
Sejenak Shiro terdiam dan melihat status dari para anggota aliansi Butterfly. Diantara kedelapan anggota aliansi Butterfly, Violyn adalah anggota dengan Hp terendah yaitu sebesar 27.000 Poin. Sedangkan dengan level 4 Suppression dan statusnya yang saat ini, Shiro mampu memberikan damage sebesar 26.775 Poin selama 3 detik.
Karena merasa jika semuanya akan baik-baik saja, Shiro pun memutuskan untuk tetap menaklukkan Dungeon tempat mereka berada saat ini.
"Baiklah. Kita akan menaklukkan Dungeon ini." kaata Shiro.
"Yosha!!" seru Leoking, bahagia.
"Tapi kalian harus menuruti perintahku. Apa kau mengerti, bocah?!" kata Shiro, menegaskan kata-katanya kepada Leo.
"Jangan khawatir. Heh he..." jawab Leoking, terlihat meragukan untuk dapat dipercaya.
"Hmm...?" Kawanan monster kelelawar terbang ke arah mereka, menghentikan niat Shiro untuk kembali menegaskan perkataannya kepada Leoking.
"Ada sesuatu yang datang mendekat!" seru Southking.
"Gyak! Kalong!!" seru LeoKing.
===============================
Name : Kalong
Monster Type : Beast
Level : 7
Power : 700 CP
ATK : 390
DEF : 110
HP : 200
Speed : 22 Meter/Second
Skill : Super Ultrasonic Screams
Note : Kalong, sang pemburu buah-buahan. Bencana bagi para petani.
Skill Super Ultrasonic Screams tidak dapat menyebabkan kerusakan, tetapi dapat menyebabkan koma selama skill ini masih aktif. Skill ini aktif selama 5 detik dan memiliki Cooldown selama 30 detik.
REWARD : Kalong Meat, Red Crystal Essence {Level 1} And 7 Bronze Coin.
===============================
Walaupun Kalong dan Killer Bat sama-sama monster sejenis kelelawar, namun berbeda dengan Killer Bat yang bertubuh mungil seperti hewan kelelawar pada umumnya, Kalong memiliki ukuran tubuh yang cukup besar seperti seekor elang dewasa. Selain itu Kalong juga lebih ganas dan mempunyai jumlah kawanan yang lebih besar.
Monster ini adalah pemburu buah-buahan dan musuh utama bagi para petani buah. Saat sedang berburu, satu kawanan Kalong bahkan dapat menghabiskan seluruh buah-buahan dalam satu kerajaan. Walaupun begitu mereka hanya akan berburu bersama saat musim buah datang.