Chereads / Emross Empire : War And Order / Chapter 93 - 93. Pasangan Yang Tidak Bisa Akur

Chapter 93 - 93. Pasangan Yang Tidak Bisa Akur

"Jadi sudah diputuskan, kah?"

"Tapi bukankah persyaratan pengambilan hadiah terbilang cukup merepotkan? Apa mereka pikir dalam sebuah peperangan kita punya waktu untuk mengumpulkan telinga Goblin yang telah kita bunuh?? Bukankah lebih mudah jika menunjukkan item yang kita dapatkan." kata Shiro.

"Kau benar. Para pemain akan saling berebut bangkai Goblin dan keributan pasti akan terjadi."

"Apa yang kalian lakukan?! Bukankah Garuda adalah pengawas kerajaan?? Kenapa kalian tidak mengajari para NPC untuk membuat sebuah pengumuman yang lebih masuk akal?" sahut Senshi lain, memarahi Malin.

"Oh Benar juga. Aku baru membacanya. Mmaa.. Nanti juga akan mereka koreksi. Mungkin." kata Malin, mengecek pengumuman tersebut.

"Hoy... Apa semua anggota Garuda menghadapi masalah sesantai ini?"

"Apa kerajaan ini akan baik-baik saja?" keluh Senshi lain.

"Rasanya sangat bodoh jika mengetahui mereka adalah warga Nusantara sama sepertiku." kata Shiro dalam hati, dan kemudian berjalan menjauh.

"Hmm?"

"Shiro, mau kemana kau?"

"Kembali ke hutan. Aku tidak ingin waktuku terbuang dengan orang-orang berisik seperti kalian."

"Apa tidak sebaiknya kau beristirahat untuk ikut misi besok?" kata Cloud76.

"Jangan khawatirkan aku, orang tua! Besok Aku pasti akan membantai para Goblin sialan itu." kata Shiro, berjalan menjauh sambil melambaikan tangannya.

.

.

Di perbatasan hutan Rahtawu, di dekat sungai Kaligelis di hutan Alas Roban, para Rajul Mustanie sedang bertarung melawan beberapa jenis monster.

Dalam satu minggu terakhir, Dibawah kepemimpinan Ayah, para Rajul Mustanie mampu membantu menaikkan level Shiro dari level 65 hingga level 68. Namun dari 10 ribu Rajul Mustanie yang ia pimpin, sekarang hanya tersisa beberapa ratus saja dan terus berkurang.

Para Rajul Mustanie yang tadinya sedang bertarung melawan Landak Rodentia tidak sengaja menghancurkan sarang semut yang ada di tempat tersebut, membuat ribuan semut sebesar kucing murka dan mulai menyerang mereka.

===============================

Name : Exploding Ant

Monster Type : Beast

Level : 19

Power : 1.900 CP

ATK : 1200

DEF : 200

HP : 500

Speed : 15 Meter/Second

Skill : Self Blasting

Note : Exploding Ant, adalah monster yang jarang menyerang para Senshi. Karena selain mereka jarang pergi jauh dari sarang mereka, Exploding Ant juga hanya akan menyerang saat mereka merasa terganggu.

Self Blasting mampu menimbulkan damage sebesar 100% pada pusat ledakan dan menyebabkan kulit melepuh karena racun yang tersebar. Efek racun yang ditimbulkan memberikan damage sebesar 10% per menit.

REWARD : Exploding Ant Poison, Red Crystal Essence {Level 2} And 28 Bronze Coin

===============================

Exploding Ant adalah Monster Semut yang berukuran sebesar kucing dewasa dan memiliki zat beracun di bagian kepala sampai dengan punggungnya. Saat berada dalam keadaan terdesak, otot mereka akan kontraksi sehingga membuat kepala mereka meledak dan memuntahkan racun yang dapat menyebabkan kulit melepuh. Mekanisme mempertahankan diri ini disebut sebagai Authysis, memecahkan sebuah organ tubuh untuk meledakkan tubuhnya sendiri pada prosesnya. Exploding Ant biasanya juga dapat dengan sengaja mengaktifkan skill mereka saat berada di dekat musuh.

Kawanan monster semut itu berlarian menghampiri Rajul Mustanie dan meledakkan diri mereka. Suara ledakan terdengar dimana-mana. Para Rajul Mustanie pun mati berjatuhan karena ledakan-ledakan tersebut.

"Sialan! Semut rendahan seperti kalian berani sekali membunuh anak buahku!" kata Ayah, merasa kesal melihat pasukannya mati dan memudar.

"Ayah-sama!" teriak salah seorang Rajul Mustanie, melompat ke belakang Ayah untuk melindunginya dari serangan Landak Rodentia. Rajul Mustanie tersebut langsung mati seketika dan tubuhnya pun memudar.

===============================

Name : Landak Rodentia

Monster Type : Beast

Level : 76

Power : 150.000 CP

ATK : 40.000

DEF : 30.000

HP : 80.000

Speed : 15 Meter/Second

Skill :

-Thorn Shield

-Sword Rain

-Damage Reduced : 20%

-Physical Resistance : 50%

Note : Monster pemalu yang ganas, "Landak Rodentia, sang Raja Pengerat."

Thorn Shield mampu menangkis damage yang diterima hingga 500%. Skill ini aktif selama 30 detik dan memerlukan Cooldown selama 3 menit. Sword Rain menimbulkan damage sebesar 10% pada setiap duri yang Landak Rodentia luncurkan kepada targetnya. Skill ini mempunyai Cooldown selama 3 menit dan memerlukan 5 menit untuk menumbuhkan bulu baru sepanjang 2 meter.

REWARD : Landak Rodentia Meat, Landak Rodentia Steel Feathers, Peridot {Level 2}, Red Crystal Essence {Level 8} And 150 Gold

===============================

Landak Rodentia merupakan monster landak dan merupakan pengerat terbesar yang ada di dunia EEWAO. Mereka memiliki ukuran 4 kali lebih besar dari seekor gajah dewasa. Monster ini memiliki bulu baja yang sangat runcing yang terlihat seperti sebuah tombak baja. Bulu bagian depan yang ada di kepala monster ini berwarna merah kehitaman dan hanya memiliki panjang sekitar 50 cm. Sedangkan bulu bagian tengah sampai kebelakang berwarna hitam pekat dan memiliki panjang mencapai 2 meter. Keistimewaan dari bulu baja monster ini adalah kelenturannya yang dapat diatur sesuai kebutuhan.

"Sialan kau pengerat rendahan!" teriak Ayah, melesat menyerang monster landak itu. Landak tersebut mengeraskan bulu-bulunya untuk menangkis serangan ayah, membuat pedang ayah patah menjadi 2 bagian. "Cih! Pedang yang rapuh!"

Walaupun kekuatan Ayah dan Bunda berada diatas monster pengerat yang mereka hadapi, tapi jumlah mereka yang cukup banyak membuat Ayah dan Bunda kewalahan.

Beberapa ekor Landak Rodentia mengaktifkan skill Sword Rain dan menghujani mereka dengan bulu baja yang runcing seperti tombak. Para Goblin yang tergabung denga pasukan mereka panik berlarian menghindari ratusan tombak yang menghujani mereka. Sedangkan para Rajul Mustanie yang masih bertahan terus berusaha menyerang kawanan Exploding Ant tanpa sedikitpun menghiraukan bulu besi yang terus menghujani mereka.

Melihat para Rajul Mustanie dibantai habis dan kondisi genting yang tidak mungkin mereka menangkan, Bunda menyarankan Ayah untuk melarikan diri. "Ayah! Sebaiknya kita mundur!"

"Jangan bicara yang ngawur! Mana mungkin Rajul Mustanie seperti kita kabur hanya karena kawanan semut dan pengerat rendahan!" seru Ayah, mencabut seluruh duri yang menembus tubuhnya.

"Itu lebih baik daripada harus mati dan memberikan masalah bagi Shiro-sama!" sentak Bunda, merasa kesal.

"Diamlah! Shiro-sama memilih aku menjadi pimpinan, bukan kau!" Ayah mengibaskan pedangnya dan berlari menyerang 3 Landak rodentia yang masih berada di sekitar. Sedangkan pada waktu yang bersamaan kawanan Exploding Ant berlari dan menyerbu mereka. Ayah terus menyerang pengerat raksasa itu, walaupun puluhan Exploding Ant terus meledakkan diri dan melukainya.

Bunda yang merasa kesal membuat sebuah portal dimensi untuk mengirim kawanan Goblin yang sedang dalam pengawasannya menuju ke tempat Shiro saat ini berada. Setelah semua kawanan Goblin memasuki portal, Bunda kemudian menggunakan seluruh MPnya yang tersisa untuk membuat bola api raksasa yang kemudian menghantam tanah dan meledak dalam radius 20 meter, membunuh dirinya beserta dengan sebagian besar kawanan monster yang mengepung mereka.

Ayah terkapar di samping bangkai monster yang berserakan di sekitarnya. Ia menggenggam tanah dengan erat dan berkata, "Wa.. Wanita bodoh!" Tak lama kemudian Ayah mati dan tubuhnya pun memudar.

Beberapa Landak Rodentia yang masih hidup bergegas melarikan diri meninggalkan kobaran api yang membakar tempat itu.

.

.

Beberapa waktu yang lalu...

Shiro meminta salah seorang penyedia jasa Wizard Express untuk mengantarkannya ke bagian hutan manapun. Dan alhasil, Wizard itu mengantarkan Shiro ke pinggiran hutan Rahtawu, dekat dengan perbatasan kerajaan Mataram bagian barat laut.

Tidak lama setelah Shiro mulai berjalan menyusuri hutan, ia mendengar suara riuh sebuah pertempuran. Karena merasa penasaran, ia pun berjalan menghampiri sumber suara tersebut.

"Huft... Kenapa nasibku begitu sial." keluh Shiro, memandangi para Senshi yang sedang berkumpul di sekitar bangkai-bangkai Coleoptera Insecta.

"Oh, Shiro-nii!! Apa yang sedang kau lakukan disini?" seru LeoKing, yang melihat kedatangan Shiro.

"Mencari penjual rokok." jawab Shiro, terus melangkahkan kaki melewati mereka.

"Apa di dunia ini ada yang menjual rokok?" tanya Violyn dengan polosnya.

"Hei, tunggu!" seru LeoKing, berlari mengejar Shiro.

Karena mereka sudah selesai memulihkan diri, para anggota Butterfly lainnya meninggalkan tempat tersebut dan kemudian mengikuti LeoKing dan Shiro.

"Kau berani sekali, berkeliaran seorang diri di hutan seperti ini. Dimana pasukanmu?" tanya SouthKing.

"Kalian juga, apa tidak terlalu nekat? Dengan level serendah itu berburu sejauh ini hanya dengan 8 orang anggota."

SouthKing tersenyum dan berkata, "Kau benar juga. Tapi disini sudah cukup jarang ada monster yang berkeliaran. Karena wilayah ini sudah di jelajahi sebelumnya. Mungkin sekarang hanya ada beberapa monster saja yang turun dari pegunungan Muria untuk mencari makan."

"Pegunungan itu?" tanya Shiro, memandangi deretan pegunungan yang terlentang panjang di sebelah barat.

"Benar. Mungkin disana ada banyak sekali jenis monster, karena setahuku belum ada yang pernah pergi kesana."

Pegunungan Muria adalah perbatasan sebelah barat dari Kerajaan Mataram. Karena jalan menuju kesana sangat terjal, tidak ada seorangpun yang pernah melewati pegunungan itu. Namun ada legenda yang mengatakan jika dibalik pegunungan tersebut, ada sebuah peradaban yang sangat maju yang dibangun oleh sekumpulan makhluk yang mirip manusia. Legenda tersebut semakin tersebar luas ketika ada beberapa warga yang sedang mencari persediaan di sekitar pegunungan Muria tidak sengaja melihat sesosok makhluk dengan kepala yang besar namun memiliki kaki dan tangan yang pendek. Para warga menamai makhluk tersebut sebagai "Big face"