Chereads / Emross Empire : War And Order / Chapter 94 - 94. Flight Dungeon

Chapter 94 - 94. Flight Dungeon

"Hmm? Apa itu?" Shiro melihat sebuah reruntuhan batu yang diantaranya terdapat celah kecil yang selebar tidak lebih dari 1 meter.

"Hanya reruntuhan batu, kan?" kata SouthKing.

Shiro dan aliansi Butterfly berjalan menghampiri reruntuhan tersebut dan tercengang melihat tampilan status yang tiba-tiba muncul.

=======================

Flight Dungeon

Difficulty Level : C Rank

=======================

"Du-Dungeon penerbangan??!" seru para Senshi tersebut.

"Woa! Benarkah?!" seru LeoKing, bahagia.

Flight Dungeon yang mereka temukan ini adalah satu-satunya Dungeon yang letaknya belum diketahui oleh Cloud88. Di dalam Dungeon yang mempunyai 3 lantai ini terdapat berbagai jenis monster dengan jumlah sekitar 50.000 ekor.

Melihat nama dari Dungeon tersebut, Shiro terdiam dan membayangkan sebuah pesawat yang sedang lepas landas di sebuah bandara. "Beruntung... Aku bisa membunuh monster-monster ini seorang diri." kata Shiro, mulai berjalan memasuki celah sempit tersebut.

"Yosh! Ayo kita masuk!" seru LeoKing, berjalan mengikuti Shiro.

"Eh? Kalian juga ingin masuk?! Di dalam sini ada banyak sekali monster, Pulanglah!" seru Shiro, berhenti di pintu masuk.

Vio menggenggam kedua tangannya tepat di hadapan wajahnya dan berkata dengan penuh semangat, "Itulah kenapa kami ada disini, berburu monster!" Gadis kecil itu terlihat sangat bersemangat sekali untuk dapat masuk ke dalam Dungeon.

"Imut sekali..." kata Shiro dalam hati, terkagum dengan wajah imut Violyn. "Jangan bicara sembarangan. Kalian bisa mati loh??" kata Shiro, mencoba menakut-nakuti mereka.

"Senshi sejati tidak takut mati!" jawab Leo dengat penuh semangat.

Karena tidak tahu lagi harus berkata apa kepada anak-anak itu, Shiro hanya bisa memandangi mereka dengan raut wajah lesu.

"Kenapa kau memandang kami seperti itu??! Apa kau meremehkan Butterfly?!! Kami tidak takut dengan apapun!" sentak Leoking, merasa kesal.

"Diamlah! Shiro benar. Terlalu cepat bagi kita untuk memasuki Dungeon." sahut SouthKing, menenangkan keadaan.

"Tapi kita semua sudah berada di level 30 keatas. Leader, kau jangan terus-terusan meremehkan anggotamu!" sentak Leo, merasa kesal dengan pimpinannya.

"Dasar bodoh! Untuk memasuki Dungeon, jumlah pemain juga harus diperhitungkan. Pengetahuan dasar begitu saja kau tidak tahu." sahut Shiro, mengejek Leo.

"Aku tidak ingin dipanggil bodoh oleh orang yang ingin memasuki Dungeon seorang diri!" seru LeoKing.

"Eh...?" Sejenak Shiro terdiam dan memikirkan kembali perkataannya. "Bocah sialan ini pintar juga membalikkan keadaan." kata Shiro dalam hati, terlihat bodoh dengan perkataannya sendiri.

"Sudahlah. Ayo kita pulang! Ben, buka portalnya." kata SouthKing.

"Baik."

=====================

Name : BenBeckkam

Sex : Male

Age : 16

Class : Wizard

Level : 37

Title : Monster Hunter

Guild : Butterfly, Commander

=====================

"Tunggu, Leader! Kenapa kita harus melarikan diri?!" teriak Leo, merasa kecewa dengan keputusan Southking.

"Leo, kau ini berisik sekali! Ikuti saja perintah ketua." sahut Marsha, mulai kesal dengan tingkah Leo.

"Yap, Bagus. Shuuht... Shuuht. Pergilah." kata Shiro, mengusir Leo.

"Eeehhhh? Kita benar-benar akan pulang??" keluh Violyn, merasa kecewa.

"Kau juga jangan ikut-ikutan ribut." kata Marsha kepada Vio.

Sebelum Ben sempat merapalkan mantra untuk membuka portal ke ibukota, datang kawanan monster yang mengepung mereka dari segala arah.

"Ehh..."

"Kucing?" kata Violyn pelan.

"Kucing yang sangat besar." kata Shiro, masih sangat tenang memandangi kawanan monster yang mengepung mereka.

===============================

Name : Panthera Leo

Monster Type : Beast

Level : 69

Power : 85.000 CP

ATK : 15.000

DEF : 15.000

HP : 55.000

Speed : 28 Meter/Second

Skill :

-Big Cat Ambush

-The King's Roar

Note : "Aku sang raja hutan, Kuat lagi gagah perkasa. Kemari dan lihatlah cakarku yang tajam, siap merobek kesombonganmu."

Big Cat Ambush meningkatkan kecepatan gerak sebesar 200% dan Attack Poin sebesar 400%. Skill Big Cat Ambush aktif selama 1 menit dan mempunyai Cooldown selama 5 menit. The King's Roar membuat musuh yang berada di sekitarnya tertegun selama 5 detik. Selain itu skill ini juga dapat memanggil kawanan monster ke tempat sumber suara tersebut berasal.

REWARD : Panthera Leo Skin, Panthera Leo meat, Ruby {Level 2}, Onyx {Level 2}, Red Crystal Essence {Level 7} And 85 Gold

===============================

Panthera Leo adalah monster singa yang berukuran sebesar sapi dan memiliki rambut berwarna emas yang sangat lebat. Mereka adalah kawanan monster yang menguasai lereng pegunungan Muria. Namun setelah event besar, kawanan ini mulai bergerak memasuki Hutan Rahtawu yang menjadi daerah kekuasaan dari The Mighty Beast dan Monkey Warrior.

"Oh, Leo. Teman-temanmu datang. Sapalah kawanan Leo Leo itu." kata Shiro, menepuk pundak LeoKing.

"Hah?? Kenapa kau tidak sapa saja mereka sendiri. Larilah!!" seru LeoKing, berlari memasuki pintu masuk Dungeon.

"Cih! Cepat masuk kedalam Dungeon!" teriak SouthKing.

Kawanan Panthera Leo berlari menerkam Shiro dan yang lainnya, mencoba untuk mencegah mereka memasuki pintu Dungeon.

Shiro terkekeh melihat LeoKing dan yang lainnya panik berlarian memasuki pintu Dungeon. Ia mengaktifkan skill Absolute Defense untuk menahan kawanan singa itu dan kemudian berlari memasuki Dungeon, menyusul para anggota aliansi Butterfly.

Kawanan singa itu berusaha untuk memasuki pintu Dungeon dan membenturkan tubuh mereka ke celah sempit tersebut, namun tubuh mereka terlalu besar untuk dapat melewati celah tersebut. Salah seekor singa itu meraihkan tangannya ke dalam pintu Dungeon, membuat para Senshi tidak punya pilihan lain selain berjalan masuk.

"Sial... Akhirnya kita masuk juga." keluh SouthKing, kelelahan.

"Yosh!! Ayo kita taklukkan Dungeon ini!" seru Leoking dengan penuh semangat.

"Yeah!!" sahut Violyn.

Shiro menarik kerah baju kedua anak itu dari belakang dan menghentikan langkah kaki mereka. Dengan raut wajah tanpa ekspresi ia berkata, "Mau kemana kalian?"

"Aree.." Leo dan Violyn menoleh kebelakang. "Apa yang kau katakan, Shiro-nii? Bukankah sudah jelas kita akan turun dan menaklukkan Dungeon ini!" kata Leoking, mencoba kabur dari Shiro.

"Benar. Lagipula sudah tidak ada jalan keluar lagi." sahut Violyn, mencoba melepaskan tangan Shiro dari kerah bajunya.

"Dengan hanya 9 orang?" tanya Shiro, terus memegangi kerah baju mereka.

"Kenapa tidak? Jika kita bisa menaklukkan Dungeon ini, orang-orang di ibukota pasti akan menganggap kita sebagai pahlawan!" seru LeoKing, berusaha untuk melepaskan tangan Shiro dari kerah bajunya.

"Itu hanya akan terjadi jika kalian mampu untuk kembali dalam keadaan hidup-hidup." kata Shiro melepaskan mereka.

"Eh?" Anak-anak tersebut berhenti untuk mencoba kabur dan memandang satu sama lain.

"Hmm.. Shiro, sebenarnya kita tidak punya pilihan lain selain berjalan masuk." kata SouthKing, memandangi kawanan singa yang masih terus mencoba untuk memasuki celah. "Apa kau tahu jika para Wizard tidak bisa membuka portal di dalam wilayah Raidzone?" imbuhnya, menghadap ke Shiro.

"Ayolah, Shiro-nii.. Tidak seperti kau yang biasanya yang selalu semangat untuk berburu monster!" sahut Leoking, membujuk Shiro.

"Diamlah. Sejak kapan kau tahu jika aku selalu bersemangat untuk berburu monster! Biar aku selidiki dulu Dungeon ini." kata Shiro, mengambil beberapa Red Crystal Essence.

===========================

You have obtained Bunda's Soul

===========================

Sesaat sebelum Shiro sempat membuat Rajul Mustanie baru, item yang tiba-tiba muncul di tampilan statusnya membuatnya tertegun.

"Bunda... Telah mati??" Tidak lama kemudian, rentetan kill reward muncul di hadapannya.

===========================

You have obtained Ayah's Soul

===========================

"Bahkan Ayah juga?!" Shiro menggenggam erat kedua tangannya dan terlihat ingin sekali untuk marah, namun ia memejamkan matanya dan berusaha untuk menahan emosinya.

Walaupun mereka hanyalah manusia buatan sama seperti Rajul Mustanie lainnya, namun Shiro membuat mereka berdua untuk menggantikan sosok kedua orang tuanya. Dan tentu saja, dia tidak akan bisa merasa cuek jika mengetahui mereka berdua telah mati.

"Shiro, ada apa?" tanya SouthKing, penasaran melihat raut wajah Shiro yang terlihat ingin marah.

"Tidak apa-apa." jawab Shiro, mencoba menahan emosinya.

Tiba-tiba datang puluhan Goblin yang berlarian memasuki Dungeon. Mereka adalah kawanan Goblin yang telah dikirim oleh Bunda ke depan pintu masuk Dungeon.

"Go... Goblin??" teriak para Senshi, terkejut melihat Goblin di dalam wilayah Raid Zone.

Para Senshi mempersiapkan senjata untuk menyambut para Goblin yang datang mendekat.

"Tunggu! Bukankah mereka Goblin yang kita tangkap beberapa hari yang lalu? Benarkan, Shiro?"

Shiro todak menjawab pertanyaan Southking dan hanya terdiam memandangi Goblin-Goblin tersebut. Dia tidak menyangka jika Bunda akan benar-benar melindungi mereka walaupun Bunda sendiri akhirnya mati.

"Tu-Tuan.. Tuan Shiro-sama, Bunda-sama menyuruh kami untuk pergi menemui anda." kata Goblin Fighter perempuan, menghampiri Shiro.

Para Senshi memberikan jalan kepada para Goblin tersebut untuk menghampiri Shiro dan kembali menyarungkan senjata mereka.

"Apa yang telah terjadi?" tanya Shiro.

"Kami..." Goblin betina itu terlihat agak takut untuk berbicara dengan Shiro.

"Kami apa? Jangan takut. Itu bukan salahmu. katakan saja."

"Kami kalah. Kalah melawan monster landak dan monster semut, tuan Shiro-sama." jawab Goblin betina itu, memberanikan diri untuk berbicara dengan Shiro.

"Landak?" Shiro menoleh kearah para anggota aliansi Butterfly dan berkata, "Apa kalian tahu monster landak itu?"

"Hmm.. Aku rasa yang Goblin itu maksud adalah Landak Rodentia. Kami belum pernah bertemu secara langsung, tapi aku dengar mereka adalah monster level atas yang kuat." jawab SouthKing.

"Jadi begitu. Aku ingin bertemu dengan mereka suatu saat nanti." kata Shiro yang kemudian membalikkan badan. "Kalian tetaplah di belakang mereka dan jangan menyusahkanku." imbuhnya kepada para Goblin.

"Baik, Tuan Shiro-sama."