Chereads / Emross Empire : War And Order / Chapter 73 - 73. Kemenangan

Chapter 73 - 73. Kemenangan

Slayer memegang kepalanya dan merintih kesakitan. "Argh... Sakit sekali! Apa kepalanya terbuat dari batu?!" katanya lirih.

"Kini semuanya menjadi jelas. Sejak aku menyadari jika kau adalah seorang penjaga kuburan yang kanibal, aku teringat dengan sesuatu yang terasa tidak asing bagiku." kata Shiro, terlentang di belakang Slayer dengan kening yang benjol.

Para gadis menoleh kearah Shiro karena penasaran dengan maksud dari perkataannya tadi.

Dengan perlahan Shiro mulai bangun dan mengambil posisi duduk.

"5 tahun yang lalu... Aku pernah melihat berita tentang seorang penjaga kuburan yang kurang waras yang hidup di benua Wasteland. Pria gila itu disiksa dengan sangat sadis oleh para warga karena telah memakan mayat-mayat yang barusaja dikuburkan di pemakaman yang ia jaga. Setelah itu ia kemudian diikat di tengah balai kota untuk dijadikan tontonan orang banyak. Selama beberapa hari ia diikat di sebuah tiang bendera dan sama sekali tidak diberi makan. Hingga akhirnya ia mati karena kelaparan pada hari ke 13 setelah ia ditangkap. Berita itu menjadi viral karena setelah kematian pria gila tersebut beberapa fakta tentangnya terungkap."

Sejenak Shiro menatap wajah Sumanto yang menggigil ketakutan dan kemudian melanjutkan ceritanya, "Sejak kecil ia telah dibuang oleh keluarganya karena menderita penyakit jiwa. Ia hidup sebagai gelandangan dan mengais makanan sisa dari sampah untuk bertahan hidup. Namun karena penampilannya yang terlihat sangat kotor, membuat para warga merasa jijik. Dimanapun ia berada, ia selalu diusir dan disia-siakan. Hingga akhirnya ia pergi ke sebuah tempat terpencil dan tinggal di sebuah bangunan berbentuk rumah kecil yang ada di tengah pemakaman. Hari demi hari berlalu, ia dipercaya warga sekitar untuk merawat pemakaman tersebut. Namun selama beberapa bulan ia bekerja sebagai penjaga pemakaman, setiap hari para warga hanya memberikannya 1 bungkus nasi basi kepadanya. Suatu hari, karena ia merasa sangat lapar, ia menggali kuburan dari orang yang baru saja dimakamkan dan memakan mayatnya. Hal itu berlangsung berulang kali, hingga akhirnya ia tertangkap oleh para warga."

"Oohh... Aku juga pernah mendengar berita itu!" sahut salah seorang gadis.

"Aku juga! Aku juga!" sahut beberapa gadis lainnya.

"Kalian pasti sudah menyadarinya jika beberapa dari Undead yang pernah kalian temui adalah sosok dari hantu yang ada di dunia nyata. Dan dia adalah salah satunya." kata Shiro yang kemudian mencoba untuk berdiri. "Di dunia nyata, Sumanto sudah mati dan telah menjadi hantu yang meneror para warga di benua Wasteland. Aku tidak tahu kenapa pencipta game ini membuat Sumanto sebagai Undead yang masih sebagai seorang manusia. Namun aku yakin jika dia memang seorang manusia. Karena jika tidak, dia pasti sudah menghilang dan kembali ke alamnya." kata Shiro, menutup penjelasannya dan melihat ke arah matahari terbit.

Para gadis termenung dan memandangi satu sama lain. Setelah mereka mengetahui jika Sumanto ternyata adalah seorang manusia, membuat mereka merasa bingung dengan apa yang harus dilakukan terhadapnya.

"Malang sekali nasibnya... Kalau begitu aku akan mengakhiri penderitaannya." kata Slayer, berjalan menghampiri Sumanto yang terlihat kebingungan dengan situasi saat ini.

"Oh ayolah, Alice... Dia adalah manusia." kata shiro.

"...Yang berbahaya bagi manusia." sahut slayer, terus berjalan menghampiri Sumanto.

Sofia menghadang Slayer dan menepuk kedua pundaknya. "Jangan menjadi apa yang kau benci."

Untuk beberapa detik, Slayer memandangi Sofia dengan sorot mata yang terlihat tajam. Ia kemudian menghela nafas dan berkata, "Pergilah... Dan jangan pernah kembali lagi ke kerajaan ini."

Para gadis tersenyum karena merasa lega dengan keputusan Slayer.

"Aku bilang pergilah... Sebelum aku berubah pikiran." kata Slayer lagi, melihat ke arah Sumanto.

"Hah?" Sumanto menoleh ke kanan dan ke kiri, memandangi wajah para Senshi yang sedang mengepungnya. Seperti orang gila pada umumnya, kadang ia terlihat kebingungan dan sulit untuk memahami perkataan orang lain.

Ashley memberikan isyarat kepada Sumanto dengan telunjuk jarinya seraya berkata, "Pergi."

Dengan perasaan yang bercampur aduk, Sumanto bergegas berdiri. Ia berlari menyusuri kerumunan para Senshi sambil memegangi pundak kirinya yang terus mengeluarkan darah.

"Tunggu!" seru Shiro, menghentikan langkah Sumanto. "Obati lukamu terlebih dahulu."

"Dia adalah undead. Dia bisa memulihkan diri." sahut Slayer dengan raut wajah sinis.

"Dengan keadaan yang seperti itu, apa kau pikir dia bisa bertahan hidup lebih dari 1 jam?!" kata Shiro, memelototi Slayer. "Nichole... Obati lukanya." imbuhnya.

"Ba-Baiklah." kata Nichole sambil melihat kearah Slayer.

Slayer hanya cemberut memandangi Shiro, menahan rasa kesal.

Setelah Nichole dan beberapa Healer lainnya selesai mengobati luka Sumanto, Slayer berkata, "Sekarang pergilah."

"Hah!" Sumanto melebarkan senyum karena lengan kirinya sudah tidak terasa sakit lagi.

"Ambillah uang ini untuk membeli makanan dan jangan pernah menyerang manusia lagi." kata Shiro, melemparkan sekantung koin senilai 1.000 Gold.

Sumanto menangkap kantung koin tersebut dan memeriksa apa yang ada di dalamnya. Sambil berjalan menyusuri kerumunan Senshi, Sumanto menghitung jumlah koin yang ada di kantung tersebut dan kemudian berlari ke luar pemakaman dengan penuh semangat.

"Aku harap kau sudah punya rencana untuk melawan dia di kemudian hari. Karena jika Undead itu muncul lagi, dia adalah masalahmu." kata Slayer, melihat Sumanto berlari menjauh.

"Tenang saja. Jika dia kembali lagi, aku pasti sudah dapat mengalahkannya seorang diri." jawab Shiro dengan penuh percaya diri.

Tidak lama setelah Sumanto keluar dari wilayah Rustic Grave, tanah di bangunan Punden bergemuruh. Dari dalam tanah, uang koin yang berlimpah meluap muncul ke permukaan tanah, disusul oleh sebuah tiang bendera yang menjulur tinggi. Bendera aliansi SweetSugar yang ada di puncak tiang tersebut berkibar mengikuti arah angin. Diantara gunungan uang koin yang berserakan di bawah tiang bendera itu, terdapat beberapa peralatan dan item langka yang hanya bisa didapatkan dalam penaklukkan wilayah Raid.

=======================================

Rustic Grave

Conquered by SweetSugar & Shiro the Destroyer

=======================================

"Kita berhasil...?" kata para Senshi lirih, tertegun melihat bendera aliansi mereka berkibar dengan indah di tengah area Rustic Grave.

"Yay! Kita berhasil!!" teriak para gadis tersebut kegirangan.

Mereka merasa bahagia dan terlihat berpelukan satu sama lain. Namun ada juga yang langsung berlari menghampiri gunungan koin tersebut dan menguburkan tubuh mereka ke tumpukan koin tersebut.

"Apa-apaan ini? Apa ini misi pengusiran setan dari rumah angker?!" sentak Shiro, merasa sedikit jengkel.

"Bukankah itu baik?! Jadi usaha kita tidak sia-sia!" seru Sofia, berlari menghampiri gunungan emas itu.

"Kita berhasil, Shiro-san!" seru Nichole, tersenyum lebar.

"Benar, aku senang sekali!" seru Shiro, memanfaatkan suasana untuk memeluk Nichole dan Dara.

"Apa yang ingin kau lakukan?!" kata Slayer, menarik kerah baju Shiro dari belakang.

"Heh? Kau minta peluk duluan?" kata Shiro, tersenyum mesum.

"Di dalam mimpimu!" sentak Slayer, membanting Shiro ke tanah. "Sama sekali tidak bisa lengah." kata Slayer, kesal.

Sofia mengambil sebuah perisai besar, hadiah yang dikhususkan untuk kelas Guardian. Ia mengangkat perisai tersebut dan berteriak dengan penuh semangat, "Perisai ini milikku!! Hah ha!"

"Sofia-san...!! Perisai itu tidak akan berguna untuk kelas Berserker!" seru para kelas Guardian.

Memandangi kegembiraan para anggota aliansianya, Slayer tersenyum dan berkata, "Kita telah menaklukkan pemakaman ini."

Perlahan Shiro bangkit. Ia tersenyum melihat Slayer dan berkata, "Apa kau tahu jika sebenarnya kau tampak lebih cantik jika kau tersenyum lebih sering."

"Aku adalah seorang perempuan." jawab Slayer, membalas dengan senyuman tipis.